jangan lupa buat vote, coment, dan share💚💚💚
"raga ayah akan selalu berdiri kokoh disini, selalu tegar mengusahakan segala kebaikan buat hidup kamu, apapun akan ayah pertaruhkan buat kamu termasuk nyawa ayah, rakabian"
[ibu bian&bian]
•••nerta milik remaja itu mulai mengerjap kala mendengar alarm ponselnya yang berdering begitu nyaring di atas nakas
mematikan benda pipih itu agar berhenti berdering, 06.00
ia dudukan tubuh ringkihnya itu di tepi kasur miliknya, mencoba mengumpulkan nyawa agar bisa lebih fokus selanjutnya
sekitar 15 menit bian mencoba membuat dirinya lebih rileks, bian mencoba berdiri dan berjalan menuju kamar mandi
setelah beres, bian berdiri di depan cermin kamarnya, bertatap dengan netra milik sendiri, mencoba menelisik dirinya yang terlihat sedikit kacau hari ini
entahlah...
kantung mata yang menghitam, mata bengkak karena banyak menangis tadi malam, bibir yang pucat, sorot mata yang seakan tak memiliki gairah hidup lagi di dalamnya
saat bian berbalik berniat untuk mengambil tas miliknya, tiba tiba saja tubuh itu limbung dan hampir saja menabrak kursi belajar di kamarnya
anak itu segera tersadar dan mencoba berdiri tegak kembali
oh sungguh, jika hari ini tak ada mata kuliah pagi bian akan lebih memilih bergelung dengan bed cover miliknya di atas kasur itu.
•••
"pagi mas bian..duduk dulu mbak er sudah siapkan sarapan"
"makasih mbak"
"nggeh sama sama cah bagus"
bian hanya tersenyum mendengar jawaban mbak er, hanya hal kecil begitu saja bisa membuat hati bian menghangat
perhatiannya kini tertuju pada kursi di samping nya, biasanya ada ayah yang sarapan bersama bian, tapi sekarang ayah sedang tugas di luar kota
sepi rasanya...
jangan tanyakan ibu kemana, ibu tak pernah mau satu meja makan dengan bian, kecuali jika ayah memaksa atau ada eyang di sini
dering ponsel membuat bian harus meninggalkan lamunan itu
"ya ayah?"
"mas bian sudah bagun? sudah sarapan?"
"hari ini bian ada kelas pagi yah jadi bangun lebih awal, ini bian lagi sarapan, ayah sudah sarapan?"
"good, ayah sudah sarapan sebentar lagi ayah ada operasi jadi ayah telfon kamu sekarang, kamu baik kan mas?"
"bian baik yah, dan sehat" bian tak melunturkan senyumnya sejak tadi
"ibu bagaimana?"
senyum itu, pudar seketika
mengingat kejadian tadi malam, hati bian kembali remuk rasanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu bian&bian
Storie breviwaktu tak bisa diputar kembali segala bagian hidup setiap manusia seakan sudah ditulis oleh sang pencipta dalam satu buku. bahagia ataupun sedih, miskin atau kaya, susah atau mudah, hidup atau mati, bahkan segala yang sudah ditakar tak akan tertukar...