pertempuran

14 8 1
                                    

Setelah beberapa menit berpelukan, Alexa pun melepaskan pelukannya lalu kembali tersenyum.

"Ah, Udah deh! Kan jadi Baper gue."

"It's okay, bahu gue selalu sedia buat Lo."

Alexa tersenyum.

"Oh, ya? Soal tipe ideal Lo, pengen tau dong. Siapa dia? Masih satu sekolah sama kita? Kasih tau."

"Nanti gue kasih tau di hari ulang tahun Lo."

"Masih lama dong Arvano."

"Ya, kalau Lo mau tau? Kalau gak mau yaudah, jangan nanya terus."

Arvano lalu kembali naik ke motornya sambil memakai helm.

"Gue pulang! Lo belajar di rumah, besok masih ulangan." 

"Iya.." Alexa pun masuk, dan Arvano pun pergi.

Setelah mengantar Alexa, Arvano sudah di tunggu oleh Veren dan sahabat sahabatnya, mereka pun langsung menuju tempat di mana Arlos dan gangnya berada.

"Raja kita sudah datang!" Sambut Arlos saat melihat Arvano di ikuti dengan sahabatnya, serta teman teman yg lainnya anak XARGOS.

"Wah, wah, wah, Lo gila mau lawan gue sampe bawa anak perempuan juga, apa sengaja? Biar bisa di eot*t bareng bareng! Hahaha.." ucap Arlos sambil tertawa terbahak.

"Lo boleh eot*t gue kalau Lo menang!" Balas lantang Zelin si cewek berani sudah siap dengan pedang yg dia pegang.

"Dan gue juga suka rela, Lo buka buka, kalau Lo bisa injek badan gue!" Sahut Sheril tak kalah berani.

"Cueh! Kalian berdua bakal nangis saat gue berhasil ngalahin Arvano!" Arlos.

"Jangan banyak b*cot! Serang....!!" Veren.

Arvano tersenyum dan langsung mengeluarkan samurai yg ia taruh di belakang punggungnya.

Pertempuran Antara dua geng mahasiswa pun berlangsung.

Tidak butuh waktu lama untuk Arvano mengalahkan Arlos, kini lelaki yg pede dengan ucapan nya pun berada di bawah kaki Arvano.

"Lo mau e*t*t, cewek xargos? Yg pemimpinnya gue! Lo bakal matii..!"

Arvano tersenyum saat samurai kesayanganya menus*k bagian kemaluan Arlos.

"Agh..!! Bangs*t."

Dengan keadaan yg sudah sangat lemah hampir di bilang kematian sudah di depan mata, Arlos tetap berani mengatakan hal yg membuat Arvano semakin geram.

Arvano tersenyum devil, dan langsung mengangkat samurainya dan akan menusukan pada Arlos, namun suara sirene polisi membuatnya berhenti.

"A*Jing. Lo selamet lagi!"

Arvano pun berdiri dan segera memakai helm. Lalu pergi bersama dengan yg lainya, meninggalkan tempat itu.

"Gue bakal bales Lo! Set*n!"

Arvano bersama gang XARGOS kembali ke rumah Zordy.

Menyandarkan kepalanya di sofa, dan membuka minuman Alkohol lalu meneguk nya.

"Setelah kematian Ulza! Dia masih bisa hidup berkeliaran!" Ucap Arvano.

Ulza adalah salah satu anak XARGOS yg bisa di bilang sahabat baik Arvano dan lainnya, Ulza di bunuh oleh Arlos dan Gangnya, di keroyok dan di perkosa saat Ulza sedang tidak bersama XARGOS.
Luka itu masih membekas di hati Arvano dendamnya belum bisa terbalaskan. Saat dia mengingat Ulza dia sering mencambuk punggungnya sendiri dengan sabuk yg sering ia pakai. Karena menyesal sebagai ketua XARGOS tidak bisa melindungi Ulza cewek XARGOS.

"Belum saatnya dia menerima hukuman yg setimpal. Kalau udah tiba saatnya, gue gak bakal biarin dia berani natap cewek lagi!" Sahut Zelin.

"Kematian Ulza adalah neraka buat Arlos, jangan biarin dia hidup tenang!" Zordy.

       °°
Di rumah, Alexa sedang duduk di sofa sambil menonton tv dan melihat berita.

"sekelompok pelajar ber motor di Jakarta pusat melakukan tawuran. dan beberapa di antaranya, mengalami luka parah dan sangat mengerikan. Belum di ketahui kronologi terjadinya tawuran tersebut,masih dalam proses penyelidikan polisi." 

"Ihh, serem banget sih?" Ucap Alexa sambil memasukkan cemilan kedalam mulutnya.

Alexa mematikan tv dan beralih ke handphone dan langsung menelepon Arvano.

  Call on.
"Iya sa kenapa?"

"Lo dimana?"

"Di rumah, kenapa?"

"Coba pap?"

Arvano melirik sahabat sahabatnya lalu menaikan alisnya memberi kode.

"Halooo... bohong ya! Pasti gak dirumah?"

"Gak, ini di rumah gue lagi di kamar mandi, lagi telanjang mau liat?"

"Iiih.. yaudah kalau dirumah,"

"Yaudah."
Call of.

"Sampe kapan kita bakal sembunyi sembunyi kayak gini dari Alexa." Veren.

"Sampe gue bisa bunuh Arlos!" Arvano.

     ...
Jam 22:00 Alexa belum tidur dan masih guling guling di kasur, Alexa keluar dari kamar dan mengintip kamar papahnya dan ternyata sudah tidur. Alexa tersenyum devil dan berjalan pelan kembali masuk kamar lalu mengambil handphone dan jaket berbulu berwarna putih serta membawa helm berkarakter kucing berbulu berwarna pink.

Gadis nakal itupun berhasil keluar dari rumahnya dengan motornya lalu langsung pergi ke rumah Zordy.

"Liat Van," Mixsel.

Arvano menoleh ke jendela dan terlihat lah Alexa dengan jaket bulunya berwarna putih mengenakan rok mini turun dari motor sambil menenteng tas.

"Tuh kan bener, lagi kumpul!" Alexa langsung duduk di samping Arvano.

"Lo ngapain kesini sa, udah malem!" Arvano.

"Kenapa? Lo juga di sini! Di rumah bete gak ada temen ngobrol."

"Oke, bagus juga kalau Lo udah disini, sherr.."

Lalu Sheril mengambi beberapa buku dan memberikanya pada Arvano.

"Ini mau ngapain?"

"Belajar! Gue ajarin! Biar Otaknya pinter gak remed terus."

"Otak gue udah pinter kali, cuman lagi lemot aja! Males udah jangan belajar, mening kita nonton aja," tangan Alexa beralih pada remot, namun dengan cepat Arvano merebut Remotnya.

"Ah, Arvano gak asik!"

Lalu Arvano memberikan buku dan pulpen pada Alexa.

Arvano mulai membacakan soal yg mungkin besok keluar di kertas ulangan.

"Sebutkan nama presiden kedua Indonesia?"

"Habibi?" Jawab Alexa asal.

"Bukan. Di baca dulu bukunya."

Alexa pun membuka bukunya lalu mulai membaca walaupun kesal dan dengan keterpaksaan Alexa tetap melakukannya jika itu dengan Arvano.

"Ah, dimana gak tau gue. Terserah gak mau belajar, mening?" Alexa tersenyum menatap licik Arvano.

"Buang pikiran yg ada di otak Lo sa!"

Arvano langsung hawatir saat melihat senyuman Alexa, dia tau benar jika Alexa sudah tersenyum begitu, pasti Arvano bakal jadi korban make up ondel-ondelnya.

"Mau ya, kali ini aja. Janji gak bakal lagi-lagi" Alexa nyengir.

Dan akhirnya Arvano pun kalah lagi dia tidak bisa menolak Alexa, bandana berbulu karekter domba pun mulai di pakai kan oleh Alexa, dan semua peralatan makeup pun sudah di pegang nya.

"Kali ini gue minta, jangan melibatkan gue ya sa," Balas Mixsel.

"Lo tunggu antrian!"

"Lah, siap siap deh jadi ondel ondel." Mixsel pasrah.

  °°°°








My Boyfriend [Dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang