memory di rumah Zordy

14 6 3
                                    

"udah cantik.."

Alexa tersenyum lebar saat selesai mendandani Arvano yg menatapnya malas.

"Seneng?"

Alexa mengangguk, lalu menoleh ke arah Mixsel yg pura pura tidak melihatnya.

"Mixsel.. ayo sini,"

Alexa menarik tangan Mixsel dengan paksa lalu memaksanya duduk, dan jari jari lentik Alexa pun mulai bermain di wajah Mixsel.

"Sialan, kena lagi gue!"

"Diem, jangan banyak omong nnti jadi jelek."

Setelah beberapa menit akhirnya Alexa pun selesai dengan Mixsel,

"Kalian berdua cantik banget aaa.."

Alexa langsung mengambil handphonenya lalu berpoto dengan kedua korban make-up nya.

"Ciss.."

"Cis!" Sahut malas kedua sahabatnya.

Dan Alexa pun langsung mengunggahnya di Instagram pribadinya dengan caption, "ke-dua Abang Abangku yg cantik muach."

"Sekarang gantian, gue yg dandanin Lo."

Arvano duduk berhadapan dengan Alexa, tangannya mulai meraih liptin yg berwarna pink muda, lalu Arvano langsung mengoleskan liptin pada bibir Alexa.

Suasana sangat romantis kedua sahabat itu Saling menatap satu sama lain, dengan penuh arti. Saat jari jempol Arvano menyentuh bibir Alexa, karena liptinya sedikit meleber, jantung Alexa seolah terdengar oleh Arvano sehingga Alexa langsung menyingkirkan tangan Arvano.

"Kenapa? Deg, deg, deg-an, ya."

"A-pa gak,"

Arvano tersenyum tipis melihat wajah gadis nakal itu memerah seketika.

"Sumpah, kalian gak sopan sama gue."

Mengeluarkan mimik wajah sedih lalu bersandar di sofa.

"Mangkanya cepet cari pacar mix, biar jangan jomblo terus Lo!" Ujar Zelin yg duduk di pangkuan Zordy.

"Bisa ada yg bantuin gue gak ya?"

Sheril yg datang dari arah dapur membawa tepung di piring.

"Pantesan dari tadi gue gak liat Lo, ternyata lagi jadi chef."

"Kenapa tepungnya malah di bawa-bawa sih ayang,"

Veren muncul dari arah dapur.

"Kamu, nyebelin cuman mau goreng aja, gak mau ngaduk."

"Iya, maaf tadi kan aku bilang sabar nnti aku aduk, kamunya gak sabar."

"Aduk, goreng, aduk, goreng, udah mening tepungnya pake bedakan aja."

Zordy sang kakak mengambil tepung yg di pegang Sheril sang adik, lalu mengoleskan tepungnya ke wajah Sheril.

Wajah Sheril langsung kesal atas ulah sang kakak, tidak diam Sheril mengambil satu kilo tepung dari dapur. lalu membalas sang kakak dengan melemparkan tepung padanya.

"K-kamu!" Zordy semakin kesal dan kembali membalas.

Zelin tidak bisa diam saja melihat pacarnya dia juga membantunya melempar tepung ke arah Sheril, Veren pun tidak diam saja dia juga kembali membalas.

Alexa dan Arvano saling menatap, saat melihat sahabatnya sedang saling melempar tepung, lalu Alexa dan Arvano pun bergabung, dan alhasil suasana malam itu sangat indah dengan memory yg penuh tawa, walau sang jomblo akut tetap duduk sambil mengamati.

"Haaammm.. kembali menjadi penonton." Menarik nafas berat, melihat tiga pasangan yg sangat bahagia.

Malam yg penuh memory pun berlalu, Alexa terbangun dari tidurnya, dan melihat ke-sekeliling ternyata di sudah berada di kamarnya.

Alexa beranjak dari tempat tidur, memakai sendal berbulu lalu keluar dari kamar.

"Bi, papah kemana?"

"Tuan sudah berangkat ke kantor non,"

"Ke kantor? Tanpa bangunin aku?"

"Eh iya, se-malem aku di anterin siapa pulangnya?"

"Non di anterin den Arvano,"

"Oh iya, udah pasti Arvano. Yaudah bi bikinin aku susu ya, tapi jangan terlalu kentel,"

"Baik non."

Lalu Alexa pun kembali ke kamar, dan mandi, setelah beberapa menit Alexa kembali keluar sudah rapih dengan seragam sekolahnya.

Meminum segelas susu yg sudah di siapkan.

Lalu menelepon papahnya.

"Halo.. papah kenapa gak bangunin Alexa!"

"Papah buru buru, ada meeting."

"Ya, Always job number one!"

Menutup telepon.

"Kapan kamu bakal berubah Alexa." Menarik nafas berat.

Alexa pun beralih menelepon mamanya.

"Halo, mah?"

"Iya halo Sayang, jangan sekarang Beby, mamah lagi meeting penting, Mom will call you back.

Alexa pun menutup telepon.

Lalu menatap satu gelas susu di hadapannya, dan melihat sekeliling.

Rumah mewah, memiliki segalanya? Tidak, Alexa tidak memiliki segalanya! perhatian dari kedua orang tuanya, dia tidak mendapatkan itu, masing-masing sibuk dengan pekerjaan, tidak ada yg peduli denganya, yg mereka tau hanya memberikan uang, tidak heran jika Alexa tumbuh menjadi gadis yg sangat manja, nakal, dan suka menghamburkan uang, itu semua terjadi karena dia besar oleh perhatian pengasuh bukan oleh perhatian orang tuanya.

Setelah menghabiskan satu gelas susu tiba tiba perutnya merasa sakit, Alexa sudah menebak pasti ini datang bulan, seketika moodnya langsung ancur. Dia kembali ke kamar dan melempar tasnya ke sembarang arah, Alexa langsung mengambil bantal untuk mengganjal perutnya agar tidak merasa sakit.

"Agh! bibi...!!" Teriak Alexa.

"Iya, non. Ada apa?"

"Suruh Arvano kesini!"

"Baik non."

Pelayan yg bekerja pun langsung menelepon Arvano, dan tidak butuh waktu lama Arvano pun sampai.

"Lo kenapa?"

"Diem! Jangan ngomong."

"Katanya nyuruh gue kesini?"

"Yaudah, diem aja jangan ngomong!"

Alexa masih dengan gaya tidur telungkup.

Lalu Arvano paham, cantiknya Alexa lagi Dateng, Arvano duduk di sebelahnya, lalu membelai rambutnya.

"Sakit?"

Alexa tidak menjawab dia masih setia dengan gaya telungkupnya.

Arvano pun terus membelai rambut dan bahu Alexa sampai rasa sakit Alexa mulai hilang.

Alexa pun duduk setelah perutnya tidak terlalu sakit.

"Gue ambilin air anget ya?"

"Jangan, Diem aja disini!"

Setelah beberapa menit Arvano dan Alexa keluar dari kamar.

"Kalau masih ngerasa sakit, mening dirumah aja sa, jangan dulu ke sekolah!"

"Gak, udah mulai baikan ko."

Alexa pun di bonceng Arvano kesekolah.

"Gue udah Nemu target selanjutnya." Tersenyum devil.

°°°°°°

My Boyfriend [Dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang