merasa di bohongi.

11 4 1
                                    

..
 
Breaking news
"Berita malam ini, terlihat sekitar lebih dari sembilan puluh anggota bermotor, menyerang rumah yg berada di jalan Sudirman, belum di ketahui apa penyebab penyerangan tersebut, suasana sangat mengerikan semua anggota motor mengunakan masker dan jaket hitam berlambang elang, Masing-masing memegang senjata, para polisi pun tidak bisa menghentikan mereka."

Papah Alexa yg menonton sambil meminum kopi langsung, meraih remot dan mulai membesarkan volume tv.

"Bii...!"

"Iya, tuan"

"Alexa dimana,?"

"Anu, tuan, non Alexa belum pulang."

"Jam segini belum pulang, kemna perginya anak itu!"

"...Setelah keadaan mulai tenang dan Anggota penyerang pun sudah pergi, polisi mulai masuk untuk melihat keadaan di dalam, dan polisi menemukan korban yg diduga anak pemilik rumah, dan beberapa temannya sekitar tiga puluh orang mengalami luka tusukan, di duga motip penyerangan adalah balas dendam antar gang motor."

...

"Alexa, liat gue!"

Arvano memegang kedua tangan Alexa,

"Lo, jangan takut, ini bukan salah Lo, Arlos emg pantes mati!"

"Gak bakal ada yg terjadi, gue bakal lindungin Lo,"

Arvano kembali membersihkan darah di baju Alexa,

"Arvano bener, kita semua bakal lindungin Lo, lagi pula itu emg pantes buat dia, kerena berusaha buat ngelecehin Lo." Zelin.

"Sebenarnya siapa mereka?"

Arvano sketika menghentikan aktivitas tanganya, dan perlahan matanya melihat wajah Alexa, yg menatapnya serius.

"Dan, lambang elang?"

Alexa melihat ke-semua sahabatnya, menatapnya ragu.

"Lo? Lo pemimpin lambang elang itu."

"Kenapa kalian gak jujur sama gue, Zel? Sher?"

Alexa berdiri dan mengambil tasnya, Arvano memegang tanganya.

"Gue bisa jelasin!"

"Sekarang gue udah tau semuanya, Lo semua tega, gak usah berusaha buat ngelindungun gue! Karena Lo semua juga, SAMA AJA SAMA MEREKA..!!" Berteriak di kalimat terakhir.

"Pura pura jadi sahabat gue sedangkan gue gak tau apa-apa soal perkumpulan geng kalian. Kalian jahat! Terutama Lo!" Menunjuk Arvano lalu pergi.

"Alexa..!!" Zelin mau lari ngejar Alexa, namun tangan Arvano menghentikanya.

..

Alexa sampai di rumah, dengan keadaan yg sangat acak-acakan dengan wajah penuh dengan lebam serta seragam sekolah yang penuh bercakan darah.

Papah Alexa langsung berjalan menghampiri putrinya,

"Alexa.."

"Siapa yang berani ngelakuin ini sama kamu!"

"Lebam? Darah? Bekas pukulan? Apa yg terjadi Alexa, jawab papah."

"Gak usah sok peduli sama aku! Urus aja kerjaan papah!!"

Alexa melewati papahnya dan langsung masuk kamar.

Menatap wajahnya di cermin, sambil menyentuh lukanya, Alexa tersenyum lalu menangis.

"Non..?'

Mengetuk pintu.

"Ada temen non, mas Arvano."

"Bilangin udah tidur! Gue gak mau ketemu sama dia!"

Arvano memaksa masuk ke kamar, lalu menutup kembali pintunya.

"Gue, bilang gue gak mau ketemu Lo, Lo ngapain kesini!"

Alexa menjauh dari Arvano, namun Arvano semakin mendekatinya, dengan tatapan serius.

"Dengerin gue dulu." Dengan suara berat.

"Gue, benci sama Lo!"

Alexa menjatuhkan tubuhnya ke-latai sampai ia duduk dengan posisi menutupi wajahnya sambil menangis.

Arvano memeluknya dengan hangat dengan penuh cinta.

"Gue tau, gue udah salah gak bilang sama Lo kalau gue sama temen-temen punya geng motor, yg berlambang elang, itu bukan karena gue gak mau ngajak Lo masuk sa, tapi ini benar-benar geng motor yang bahaya."

"Sedangkan Lo,"

"Apa.."

"Lo perempuan yang berharga, yang gak bisa gue bawa bahaya."

Alexa menatap dalam mata Arvano, saat lelaki bermata elang itu mengucapkan kata berharga pada Alexa.

"Gue gak mau di lindungin, gue mau ngelindungin diri gue sendiri."

"Kalau bisa, gue yang bakal lindungin Lo!"

"Lo gak bakal bisa lindungin gue."

"Gue bisa. gue gak mau lemah. Mulai sekarang gue jadi wakil Lo, sebagai anggota baru geng motor berlambang elang." Mengusap air matanya.

Arvano tersenyum.

"XARGOS."

"Ya xargos!"

                          °°°°°°°°°°°

      

My Boyfriend [Dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang