Malam yang indah, langit yang di hiasi bintang² dan bulan. Begitu cantik menerangi malam yang sangat gelap.
Disinilah Haruto sekarang, berdiri di atas jembatan layang. Tempat inilah yang menjadi saksi pertemuan pertama antara dia dan seseorang bernama Kim Doyoung.
Beberapa kali Haruto menghela nafas, dia berlarut dalam pikiran nya sambil menatap bulan.
Haruto sangat bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa dia meloncat saja dari atas jembatan?
Entah sadar atau tidak, Haruto menaiki pagar pembatas jembatan. Tapi aksinya terhenti saat ada seseorang yang berteriak.
"WOY! LU MAU NGAPAIN?! JANGAN BUNUH ANJIR!" Teriak orang itu.
Seakan sadar, Haruto langsung turun. Ada apa dengan nya? Kenapa dia menjadi seperti ini? Haruto mengusap wajah nya kasar, entah kenapa dia sangat prustasi.
Orang itu berlari mendekat.
"Lu mau bunuh diri ya---lohh Haruto!" Kaget itu orang itu, ternyata dia adalah jeng jeng jeng.
Kalian pasti tau lah siapa. Yapp!! Orang itu Doyoung.
"Lu kenapa? Ada masalah? Cerita sini, jangan bunuh diri. Di kira itu bakal nyelesein masalah apa" ucap Doyoung panjang lebar.
Alih alih menjawab pertanyaan Doyoung, Haruto malah memeluk tubuh mungil nya dan mulai terisak.
Dia menangis
"Lu kenapa nangis bjirr! Heh bocah"
"Diem bentar, gue capek hiks"
"Kasian mana masih muda, eh maaf maaf"
Haruto tidak menggubris ucapan Doyoung, dia masih setia memeluk tubuh mungil Doyoung dengan erat.
"Sshtt udah jangan nangis Mulu, cengeng banget sih" Haruto mulai melepas pelukan nya, dia mengusap sisa² air mata yang masih mengalir di pipi nya.
"Maaf" satu kata yang Haruto ucapkan, Doyoung jadi ngerasa gak enak karena dari tadi dia ngoceh Mulu.
"Lu kenapa? Ada masalah apa? Sini cerita sama gue" ucap Doyoung dengan senyum nya hang manis.
Haruto tidak memperdulikan ucapan Doyoung, dia setia menatap wajah Doyoung yang di terangi oleh cahaya bulan, ah sangat cantik.
Wajah Doyoung tidak jauh beda dari 3 tahun lalu, hanya saja sekarang Doyoung sudah tidak memakai behel gigi.
"Dobby" Doyoung menautkan alis nya bingung.
"Dobby siapa anjer?! Nama gue Doyoung, ngawur lu? Ngigo?"
"Akhh astaga" Haruto kembali mengusap wajah nya dengan kasar.
"Lu kenapa sih? Aneh banget"
"Gue gak papa ko" jawab Haruto dengan senyum paksa.
"Cerita lah, punya masalah jangan di Pendem sendiri, bagi bagi sama gue"
"Lu kira makanan, di bagi bagi"
Doyoung hanya tertawa, dan Haruto ikut senyum. Meskipun hanya joks receh tapi ya lumayan lah Doyoung bisa bikin Haruto senyum.
"Nah! Gitu dong senyum! Jangan nangis Mulu, jelek tau" Doyoung mempoutkan bibir nya.
Sekarang mereka berlarut dalam diam, mereka sama sama menatap bulan. Sampai Doyoung membuka suara
"Lu suka bulan?" Haruto menoleh lalu mengangguk.
"Bulan itu indah, dan kalo liat bulan gue jadi kangen sama seseorang"
"Seseorang siapa?" Tanya Doyoung sambil memiringkan kepalanya.
"Seseorang yang menjadi cinta pertama gue, seseorang yang selalu menjadi asalan untuk gue tetep hidup, seseorang yang paling berharga dalam hidup gue"
Haruto berucap sambil menatap Doyoung dengan tatapan sendu.
"Terus sekarang dia kemana?"
"D-dia" Haruto langsung menunduk. Doyoung yang paham akan situasi langsung menenangkan Haruto.
"Seseorang yang gue maksud itu lu Doy! Kenapa lu bisa lupa sama gue? Apa lu se marah itu sama gue gara gara gue ninggalin lu?" Batin Haruto.
"Sshttt udah² kalo gak sanggup cerita gak usah di lanjut, maaf udah maksa" Haruto menggeleng lalu menatap Doyoung, pandangan mereka bertemu.
"Doyoung" mata Doyoung berkedip beberapa kali.
"Lu, cantik"
'Plak'
Doyoung memukul kepala Haruto
"Jangan begitu Napa anjir, gue salting"
"Aneh, salting ko bilang² biasanya orang kalo salting suka gengsi"
"Yakh! Biarin lah suka suka gue!" Doyoung mendengus kesal.
"Oh iya, Haruto. Gelang lu ketinggalan di kamar mandi" Doyoung memberikan sebuah gelang pada Haruto.
"Akh! Makasih Doy! Makasih, gue gak tau bakal jadi gimna kalo gelang ini ilang! Ini adalah barang yang paling berharga dalam hidup gue, makasih"
Doyoung hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.
'Seberharga itu kah?' batin Doyoung.
"Haruto, gue mau nanya boleh gak?" Haruto mengangguk.
"Dobby itu siapa? Ko gue kayak gak asing ya sama namanya"
'Deg'
'Dobby itu lu Doy!! Lu!' isi pikiran Haruto.
"Dobby itu----
"YOUNGIE!" Teriak seseorang memanggil Doyoung.
"Haruto, kayak nya gue harus pergi sekarang. Cerita nya lanjut besok aja ya"
Doyoung langsung berlari meninggalkan Haruto.
"DOYOUNG-AH"
Seketika lari Doyoung terhenti, dia berbalik karena Haruto memanggil nya.
"BESOK MALEM KESINI LAGI YA, GUE TUNGGU!" Teriak Haruto, Doyoung hanya mengangguk dan terus berlari.
Mentok eyy tiba tiba ilang ide, enak nya ke ungkap nya di prat berapa ya?
Jangan lupa vote sama komen biar Buna makin semangat buat up!!! Timaacih><
Follow Ig aku @naaa_gmy follback? DM aja.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon || Harubby
Novela JuvenilHaruto adalah anak broken home yang terkenal kasar, dingin, dan cuek. Tapi pada suatu malam dia pertemukan dengan pemuda manis bernama Kim Doyoung.