🐰🦙🐰

314 40 4
                                    

Sudah dua hari Doyoung dirawat di rumah sakit, sekarang keadaan nya sudah mulai membaik.

Selama Doyoung sakit, Haruto sangat setia menunggu nya. Ia bahkan rela melakukan apa pun demi Doyoung.

Sekarang, Doyoung sudah ingat semuanya. Ingatan nya kembali, tapi dia masih berpura pura tidak mengingat apa pun.

Padahal, ingin sekali Doyoung memeluk pria Jepang yang sekarang berada di dekat nya. Memanggil nya dengan panggilan yang ia buat.

Doyoung melihat pergelangan tangan Haruto, dimana terpampang jelas ada gelang yang Doyoung berikan 3 tahun lalu. Haruto masih setia memakai nya, meskipun terkadang teman nya mengejeknya karena memakai gelang anak². Tapi, Haruto tidak peduli, dia akan terus memakai gelang ini selagi tidak rusak, karena gelang ini sangat berharga untuk nya.

"Haru, gue pengen pulang" ucap Doyoung, saat ini dia sedang memakan buah.

"Nanti, tunggu lu bener² sehat baru boleh pulang"

"Tapi gue bosen aaaaaa"

Haruto terkekeh gemas, Doyoung malah mengerek seperti anak kecil.

"Sabar ya, sayang" Doyoung memalingkan wajahnya ke arah lain, pipi nya memerah.

"Ngapain sih, tiba² manggil gitu?" Doyoung mempoutkan bibir nya.

"Biar lu jinak, udah diem. Makan lagi buah nya"

Doyoung menggeleng, "udah kenyang, mau tidur"

Doyoung mulai membaringkan tubuhnya, matanya terasa berat. Belum lagi Haruto yang terus mengusap rambut nya, membuat Doyoung semakin mengantuk.

"Haru..."

"Hm?"

"Jangan pergi lagi" Haruto mengerjapkan matanya berkali kali, apa maksudnya ini?

"Doy..." Tidak ada jawaban lagi, Doyoung sudah terlelap. Haruto berfikir keras, apa maksud kata² nya tadi?

Kini Haruto sedang berperang dengan pikiran nya sendiri, sampai ia tidak sadar jika ada seseorang masuk ke dalam ruangan itu.

"Heh! Bengong aja lu" ucap nya sambil memegang bahu Haruto, membuat sang empu kaget.

"Eh, bang Jihoon. Ngagetin aja bang"

Ternyata itu adalah Park Jihoon, kakak dari Doyoung.

"Lagian lu bengong, kenapa?" Haruto menggeleng.

"Bang, gue balik dulu ya nanti gue balik lagi" Jihoon mengangguk.

"Yaudh sana, udah dua hari lu disini kagak balik². Emang ortu lu kagak nyariin apa?"

"Hehehe, gue khawatir sama Doyoung makanya gue gak mau ninggalin dia bang, lagian ortu gue lagi keluar kota"

"Udah sana balik, mandi, ganti baju"

"Oke bang, titip Doyoung ya"

"Tanpa lu ngomong gitu pun pasti gue jagain"

"Yaudh, gue jalan dlu"

Jihoon mengangguk, "hati²"

____________________________________________

Haruto baru saja sampai dirumahnya, ia langsung merebahkan tubuhnya di sofa.

Lelah, Haruto sangat lelah. Semenjak menjaga Doyoung dirumah sakit, Haruto tidak masuk sekolah.

"Sekolah itu gak penting, yang penting itu Doyoung. Sekolah itu nomer 2 Doyoung nomer 1"

Kira² itulah kata² Haruto.

"Haruto, dari mana saja kamu?" Lamunan Haruto buyar saat seseorang datang dari arah dapur dengan membawa secangkir kopi.

"Eh, papa" Haruto mengubah posisi nya menjadi duduk, sang ayah pun ikut duduk di samping sang anak.

Haruto berbohong kepada Jihoon jika orang tuanya pergi keluar kota, padahal orang tuanya ada dirumah.

Hanbin, ayah dari Haruto. Ia mengusap punggung anak nya dengan sayang.

Setelah bercerai dari ibunya, sang ayah terlihat sangat menyayangi Haruto, ia terus memberikan kasih sayang kepada anak nya yang selama ini telah hilang.

"Abis dari mana? Kamu belum jawab pertanyaan papa"

"Abis dari rumah sakit pah, hehehe" Hanbin menautkan alisnya.

"Siapa yang sakit?"

"Eummm, papa masih inget gak, orang yang dulu Haru ceritain. Yang namanya Dobby² itu?" Hanbin mengangguk.

"Haru ketemu dia lagi pah, cuma sekarang dia lupa ingatan akibat kecelakaan. Jadi, dia gak inget sama Haru"

Haruto menundukkan kepalanya, Hanbin tersenyum tipis. Ia mengusap kembali punggung sang anak untuk menenangkan nya.

"Sabar, semuanya butuh proses. Mungkin, nanti juga dia bakal inget semuanya"

"Iya pah, hufttt"

"Jangan sedih Haru, nanti kamu kerumah sakit lagi?" Haruto mengangguk.

"Haru mau jagain dia sampe sembuh" Hanbin tertawa garing.

"Dasar bucin, tapi gak papa asal kamu bahagia Haru, karena cuma kamu satu² sumber kebahagiaan papa"

Haruto tersentuh, matanya berkaca kaca. Dia menatap sang ayah lalu memeluk nya.

"Makasih papa"

Hanbin tersenyum kecil, menurut nya sekarang Adalah Haruto itu nomer 1, ia memilih tidak menikah lagi agar ia bisa membahagiakan sang anak.

Ia lebih memilih kebahagiaan Haruto sekarang dari pada dirinya, sudah cukup dia membuat sang anak menderita dulu. Sekarang, sudah saat nya dia memberikan seluruh hidup nya untuk sang anak.


TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moon || HarubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang