"Padahal aku hanya ingin bernegosiasi dengan keponakan ku ini"
Seato tersenyum ramah seakan tak lagi memiliki dendam, Indonesia tetap diam. Ketika beberapa bambu runcing muncul di udara dan hendak menyerang Seato pun, dia menangkis semua serangan itu dengan senyuman. "Haha apa kau masih marah, nak?" Dia sedikit tertawa, menganggap bahwa sikap Indonesia saat ini terlihat imut apalagi dengan wajah tanpa ekspresi nya itu.
"Baiklah... Sepertinya anda masih suka bermain-main" Indonesia menarik nafas dan kini puluhan bambu runcing benar-benar mengelilingi Seato. "Apa ini cukup untuk menunjukkan bahwa aku serius sekarang?" Indonesia menatap Seato dengan mata emas yang bersinar dan penuh penekanan.
"Sepertinya kau salah paham" Seato mengangkat kedua tangannya "aku kesini bukan untuk memulai perang tapi memperingatkan kalian tentang seseorang" dia mengatakan itu dengan wajah tersenyum.
Baik EU maupun Petrus, keduanya langsung memasang wajah terkejut dan tak percaya. Terutama Petrus yang masih menyimpan dendam karena kematiannya dan rusaknya senjata kesayangan nya di masa lampau.
"Bagaimana bisa kami mempercayai penghianat seperti mu?" Petrus mengarahkan moncong pistolnya ke arah kepala Seato.
"Aku tidak butuh kepercayaan kalian, tapi Indonesia... Aku yakin kau pasti tahu aku saat ini tengah berbohong atau jujur" Seato tampak percaya diri.
"Aku benci mengakuinya tapi ia mengatakan kebenaran..." Ucap Indonesia melihat kesungguhan dalam mata Seato.
"Lalu kenapa dia menyerang ku?!" Teriak Eu tak percaya, begitu juga Petrus yang harus berhadapan dengan para robot.
Seato mengangkat alisnya sesaat dan kemudian dia meminta maaf dengan santainya "ah kalau soal itu maaf, sebenarnya-"
Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, suara retakan yang sangat kencang terdengar. Langit dimensi bintang milik EU tiba-tiba retak. "Wah-wah, sepertinya aku belum terlambat ya..." Suara yang begitu familiar terdengar, dan kemudian beberapa sosok dari luar masuk ke dalam sana. EU membulatkan matanya ketika ia melihat sosok UK datang.
"UK?"
Tanpa menggubris reaksi EU, UK lantas menatap Seato. "Baru datang dan kau langsung membuat kekacauan ya" ujarnya.
"Tuan UK, tenang dulu..." Suara Ali sukses menarik perhatian semua orang di dalam sana, dengan senyuman ia menatap Indonesia dan EU. "Syukurlah kalian baik-baik saja" sebelum kemudian menatap Seato "sepertinya ada tamu tak di undang ya...".
Anehnya alih-alih membalas, Seato kini hanya diam membeku. Wajahnya berubah menjadi serius ketika melihat kedatangan UK dan Ali. Reaksinya sangat berbeda ketika ia menghadapi Indonesia, EU dan Petrus. "Lama tidak bertemu ya-" Ali menyapa dengan ramah namun Seato segera memotongnya.
"Haha... sejujurnya pertemuan denganmu adalah mimpi buruk untukku"
"Ya ampun, kasar sekali" celetuk UK.
Indonesia menatap Seato dengan tatapan bingung, ia bisa melihat bahwa pria itu benar-benar merasa terganggu dengan keberadaan Ali dan UK. 'tapi kenapa?' batin Indonesia mencoba untuk tetap diam memperhatikan.
"Kenapa Seato? Kau seperti seekor kucing yang ingin kabur sekarang" ucap UK. Personifikasi Britania Raya itu mengeluarkan sebuah tongkat dari lengan bajunya "jangan bilang kau benar-benar akan kabur lagi?"
"Haha kalau memang iya kenapa?" Seato tersenyum dan sebuah lubang hitam muncul di belakangnya.
"Jangan biarkan dia kabur!" Teriak UK yang segera mengarahkan sihirnya untuk memperlambat gerakan Seato.
"Kau pikir sihir ini bisa menghentikan-"
Namun rantai emas tiba-tiba melilit Seato, dengan tatapan terkejut dan pucat ia melihat ke arah Indonesia. Membuat Indonesia merasa aneh karena Seato benar-benar bereaksi aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly Away Season 2
FanfictionCeria bagaikan matahari, bersinar dan terbang bebas bagaikan burung Garuda, setidaknya itulah Indonesia dimasa lalu. Luka lama yang ia terima mengakibatkan goncangan besar pada dirinya, hampir menghilangkan sisi keceriaannya. Mimpi buruk tiada akhir...