18 April 1951, peresmian perjanjian Paris.
EU masih ingat pada saat itu ia di panggil sebagai ECSC, atau yang kerap di kenal sebagai European Coal and Steel Comunity. Suatu organisasi perdamaian yang di bentuk oleh Prancis, Jerman barat, Italia dan Benelux. Saat itu ia masih terlalu muda dan lugu, sejak awal dia selalu di tuntut untuk bersikap dewasa karena nantinya akan menjadi sosok 'ayah' dari para negara Eropa.
Ia tak mengingat masa kecilnya, ketika ia membuka mata dia sudah dalam wujud dewasa dan tak memiliki ingatan apapun. Tanpa ingatan, tanpa emosi bahkan sudah memiliki tanggung jawab yang besar. Dia benar-benar hidup dalam tekanan dan ekspektasi tinggi karena semua negara eropa menginginkan ia sebagai pencetus perdamaian yang nyata dan tak akan gagal.
Di tengah semua kritik dan ucapan manis semua orang, hanya ada satu sosok yang benar-benar EU jadikan patokan untuk berkembang. "Tegapkan tubuhmu dan jangan tunjukan apapun selain senyuman pada semua lawan bicaramu, buat mereka tak dapat menebak isi hatimu yang sebenarnya nak" suara Uk yang tegas sekali lagi terdengar.
"Baik, saya mengerti-"
"Tidak! Bukan seperti itu!" UK mengerutkan keningnya "lebih natural.." dia kemudian meminum tehnya dan memperhatikan EU kembali. "Tunjukan ekspresi mu!"
"S-seperti ini?"
"Senyuman macam apa itu?!"
Pelajaran etika dari UK memang yang paling tegas, namun dia adalah yang paling berpengalaman terutama karena dia sudah pernah berhadapan dengan anak-anak nya yang memiliki berbagai macam keperibadian. "Sudahlah ayo istirahat.." terlebih UK memang orang yang enggan untuk menuntut anak-anaknya sejak Amerika merdeka "bersiaplah dan ikut aku"
"Kita akan kemana?"
"Ke tempat dimana bisa menjadi inspirasi mu"
Dan begitu lah awal perjalanan EU menuju asia, ia merasa takjub dengan perbedaan budaya yang ada. Pertama-tama UK mengajaknya ke India, tempat dimana dia bisa mulai mengerti bagaimana cara tertawa dan menikmati waktu bersama banyak orang. UK terus mengajaknya berkeliling dan menjelaskan padanya banyan hal, hingga akhirnya mereka tiba di Malaysia.
Namun perjalanan di sana tak begitu mulus, ia terpisah dengan Uk di tengah perjalanan ketika ia tiba di Sarawak. "Haha.. seharusnya aku mendengarkan saran Mr.Uk saat dia bilang jangan lupa bawa peta... Tapi tetap saja.." EU menatap hamparan tumbuhan hijau di sekitarnya "tempat ini masih terlalu asri hingga aku tidak bisa membedakan jalan..."
Kakinya terus melangkah ke timur, tanpa tahu ia berada di mana. Semakin lama lingkungan sekitarnya mulai mengelap dan ia tak lagi bisa melihat jalan. Dia benar-benar tersesat kali ini, dan perlahan ketika ia mulai putus asa, dia melihat melihat cahaya obor dari kejauhan.
Itu adalah obor yang sangat banyak, sehingga ia kemudian berlari mendekatinya "tunggu!" EU terus mengejar obor itu namun mereka malah menjauh. Kakinya terus berlari hingga akhirnya ia merasa kumpulan obor itu semakin banyak dan mulai berhenti menjauh.
"EU!!" Suara Uk terdengar jelas ketika EU berhasil mendekat. UK tampak kacau saat itu, bajunya yang selalu rapi terlihat sedikit berantakan dengan daun dan debu menempel di pakaian nya.
"Mr.Uk?!!" Dia tersenyum senang ketika ia dapat melihat sosok yang ia kenal itu.
"Dasar kau ini!" Namun alih-alih pelukan hangat yang mengharukan, EU malah mendapatkan pukulan. "Kau beruntung karena masuk ke wilayah ini! Bagaimana bila kami tidak bisa menemukan mu?!" Uk mengerutkan keningnya karena kesal, meskipun begitu ia benar-benar menghawatirkan EU dan EU sedikit terharu karena itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly Away Season 2
Fiksi PenggemarCeria bagaikan matahari, bersinar dan terbang bebas bagaikan burung Garuda, setidaknya itulah Indonesia dimasa lalu. Luka lama yang ia terima mengakibatkan goncangan besar pada dirinya, hampir menghilangkan sisi keceriaannya. Mimpi buruk tiada akhir...