Coretan 5 (Telur Dadar)

151 61 30
                                    

Halo?
Gimana coretan 4 langit?
Seru? Apa sebaliknya?
-
Kali ini kita akan melanjutkan coretan selanjutnya. Agar canvas kosong milik langit secepatnya berwarna!
-
Happy Reading!

Wajahnya terengah-engah, ia duduk dengan posisi badan yang sedikit membungkuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajahnya terengah-engah, ia duduk dengan posisi badan yang sedikit membungkuk. Kali ini, cowok itu sepertinya benar-benar di buat kelelahan.

"Rekor dah, push up sebanyak itu. Huh!" Lirihnya, Dengan nafasnya yang masih belum bisa di atur dengan baik, seraya mengusap banyaknya buliran keringat yang berjatuhan di-permukaan keningnya itu.

Rupanya, hari ini Aksara benar-benar diberi banyak ujian. Lantaran botol tumbler yang sudah ia siapkan pun juga ikut tertinggal di-kosan, gimana enggak? Pagi tadi aja Aksara terburu-buru. Alhasil, Aksara jadi dehidrasi setelah push up sebanyak itu.

Namun, tiba-tiba saja, seseorang menghampiri Aksara dengan menyodorinya botol minum. "Nih minum," Tawar seseorang. Menyodorkan sebotol aqua dingin itu pada Aksara.

Ia dengan reflek yang baik, mendengakkan sedikit bagian kepalanya. menatap bingung cewek yang tiba-tiba saja datang di-hadapanya itu. Jelas, Aksara merasa heran dengan kedatangan Ziva yang beberapa menit lalu memarahinya. Apalagi, Ziva juga yang memberinya hukuman seberat itu. "Tiba-tiba banget ngasih gue minum? Seger lagi," balasnya. Tanpa ragu Aksara mengambil botol minum pemberian Ziva.

Saat Ziva melihat tingkah Aksara yang malah cengengesan itu, dengan spontan menghela nafas berat. Ia menggeleng pelan kepalanya. Lengkap dengan kedua pergelangan tangan yang menyilangi tubuh langsingnya. "Gamau bilang makasih dulu? Hm?" Cletuknya.

Dengan sekejap, Aksara kembali menatap manis cewek itu. Memberinya senyuman hangat. "Oh iya, thanks ya, Ziva~" balasan Aksara, berhasil membuat bagian Pipi Ziva mengeluarkan blush alami.

Setelahnya, Aksara masih lanjut untuk meminum beberapa cegukan air pemberian Ziva. Rupanya, ia benar-benar kehausan saat ini. Melihat Aksara yang begitu kelelahan, membuat pikiran Ziva melintas, seolah sedang melihat anak kecil yang baru selesai bermain bola.

"Kalo ada pemberian orang lain, dihargain ya, Aksara." Jelas Ziva. Seraya mengusap bagian kening Aksara yang masih mengeluarkan buliran keringat, menggunakan sapu tangan miliknya.

Detak jantung cowok itu, semakin di buat cepat oleh cewek di hadapannya. Tak mau kalah dengan perasaannya saat ini, Aksara justru memberi pujian pada Ziva "Hehe, maaf yaa kak Ziva yang cantikk," cletuknya itu membuat Ziva semakin merasa tersipu malu.

Raut Ziva semakin gugup saat menatap Aksara. Cewek itu sesekali mencoba untuk mengalihkan pembicaraan dengan gerak-geriknya yang tak biasa. "Waduh, dipanggil kakak sama om-om nih. Jadi malu deh," Balasnya. Seraya menutup mulut, memperagakan layaknya cewek centil.

Lukisan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang