Halo?
Gimana coretan 9 Aksara?
Seru? Apa sebaliknya?
-
Kali ini kita akan melanjutkan coretan selanjutnya. Agar canvas kosong milik Aksara secepatnya berwarna!
-
Happy Reading!
Disorot dari para mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan ospk siang hari yang terik ini. Mereka berkerumun, berbondong-bondong mengikuti intrupsi dari kakak-kakak panitia yang bertugas di sana, dalam masa pengenalan lingkungan kampus, juga beberapa pengenalan fasilitas yang di miliki.Ziva, cewek itu kini benar-benar terlihat sangat sibuk. Pandangannya yang kesana kemari, dengan beberapa berkas yang ia genggam erat di pelukannya. di tambah pula gerak gerik Ziva yang begitu terlihat aktif dalam menghandle semua pekerjaannya saat ini. Namun, ia justru di buat salah fokus oleh ketiga lelaki yang masih merundingi sesuatu, tanpa mengikuti barisan.
Ziva pun menghampiri ketiganya, dengan berat hati memberi senyuman.
"Permisi, lagi pada ngapain, ya?" Tanyanya.Mereka tak lain ialah, Aksara, Jefrey dan Arhan. Saat mendengar pertanyaan dari Ziva, Ketiga cowok itu hanya terdiam mematung. Tanpa menjawab sedikit pun pertanyaan dari Ziva, dilihat dari pandangan mereka, sepertinya ketiga cowok itu di buat kagum oleh pesona dari seorang Ziva.
"Masyallah kak," cletuk Arhan. Masih terus memandang Ziva tak biasa.
Merasa ada yang tak beres dari mereka, Ziva memberi sedikit gretakan. "HALLOWW, PERMISI MAS-MASNYA.." Seru Ziva melambai berkas di genggamannya.
Lucunya, dengan kompak mereka memanggut, saat mendengar gretakan dari suara cempreng yang keluar dari mulut Ziva. "SIAP KAK!"
"HAH?" Saut Ziva, dengan raut wajah yang semakin kebingungan oleh tingkah ketiga mahasiswa baru itu.
Aksara, Jefrey, juga Arhan, justru tiba-tiba salah tingkah. Ketiga cowok itu sepertinya tersipu malu saat mereka dengan serentak menjawab pertanyaan Ziva.
"Haduh, sorry banget ya kak! Kita memang panikan orangnya, Hehe~" Ucap Jefrey spontan, mencoba untuk mencairkan suasana.
Namun Ziva hanya tersenyum, seraya memanggut sebagai jawaban. "Gak papa, sekarang kalian langsung gabung aja sama yang lain, ya."
"Lo ngapain ngikutin gue bego ah"
"Ya mana gue tau anying"
"Udahlah kita langsung nurut aja"
"Yaudah kak, permisi," Mereka dengan sigap mengikuti perintah Ziva. Namun lain hal dengan Aksara. Ia berhenti sejenak. Tiba-tiba saja mendekatkan nada bicaranya pada telinga Ziva.
"Semangat ya, Ziva~" bisikan itu, mampu membuat suasana hati Ziva tidak stabil. Pipinya dengan sekejap mengeluarkan blush Alami. Raut wajahnya tak bisa berbohong, Ia ikut tersipu malu saat ini. Langsung menoleh ke arahnya, Aksara.
Kalo ada Ziva, pasti ada Naya. Cewek itu menghampiri temannya yang sedari tadi kayak orang kebingungan. Berdiri sendirian, melamun, seperti orang yang sedang dalam masalah. Namun siapa sangka kalau Ziva sedang salting saat ini.
Puk.
"Ziv! Sampeyan ngapain melongo sambil senyum-senyum disini? Kesambet? Hah?" Trobos Naya.
Ziva yang sadar, semakin memaparkan kalau ada yang tidak beres pada dirinya. "Eee~ sory Nay, gue cuman itu, apa namanya, eee~" cletuk Ziva seadanya.
Naya yang melihatnya, justru di buat terkekeh oleh tingkah Ziva. "kenapa si, hm? Salting?" balasnya, di akhiri kekehan kecil.
Ziva memelas, memegang pundak Naya. "Ihh enggaa, udah ah, kita langsung kesana aja, kasian tuh anak-anak udah pada nungguin," cegatnya, menggiring Naya menuju tempat perkumpulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Aksara
Teen Fiction"jangan sesekali kamu menyia-nyiakan cinta yang tulus dari seseorang, karena tanpa cinta, Hidupmu Ibarat lukisan tanpa adanya sebuah konsep, semuanya akan abstrak tanpa makna." Dari aku, Aksara~