Halo?
Gimana coretan 6 Aksara?
Seru? Apa sebaliknya?
-
Kali ini kita akan melanjutkan coretan selanjutnya. Agar canvas kosong milik Aksara secepatnya berwarna!
-
Happy Reading!
Cahaya bulan yang melingkar sempurna di atas dataran langit yang pekat. Di padu dengan ribuan bintang yang mengedipkan dirinya. Seolah ingin menyempurnakan kegelapan itu untuk di pandang. Iya, sebuah moment ternyaman di malam hari yang selalu Ziva rasakan di tempat ternyamannya itu. Sesering itu ia menatap ke indahan cahaya malam di balik kaca. Seakan selalu mendorong Ziva untuk membicarakan sesuatu yang ia rasakan saat ini."Entah kenapa, banyak sekali rencana tuhan untuk mempertemukan kita, aku memang rindu, tapi aku tak ingin hati itu kembali, sa." Batinnya.
Renungan malamnya itu, tiba-tiba di alihkan oleh beberapa kali bisikan bell yang terdengar dari balik pintu di luar kamar. Ziva yang merasa dirinya terpanggil, dengan segan membukakan pintu kamarnya.
Setelahnya, pandangan Ziva pun langsung diperlihatkan oleh seorang Ibu-ibu yang sudah berdiri tegap. "Non, waktunya makan malam, sudah di tungguin sama tuan dan nyonya di bawah," Ucapnya, yang ternyata salah satu asisten rumah tangga, bernama Bi Ipah.
Ziva mengangguk sebagai jawaban, seraya sembari memberi senyum. "Oke Bi, makasih ya, nanti aku turun ke bawah, bibi duluan aja okei?," jawabnya, mengelus pelan pundak Bi Ipah.
"Siap Non,"
Ia segera bangkit dari kamar tidur nya menyegerakan diri untuk menyelesaikan semua rutinitasnya malam ini terlebih dahulu. Setelah 30 menit, ia sudah siap dengan pakaian casualnya.
Ziva mulai berjalan menuruni tangga, dengan menyapa kedua orang tuanya yang sedang berdiskusi pada area meja makan. "Good night, Mah, Pah, maaf ya Ziva telat," Saut Ziva, dan memberi kecupan pada mama, dan papanya.
"Good night dear, nih udah mama siapin semuanya buat kamu," balas Caroline, sembari menyiapkan beberapa makanan yang sudah tertata di atas meja.
Ziva pun di buat kagum, saat melihat dataran meja yang menampakkan berbagai makanan kesukaan Ziva malam ini. "Wow mah, inimah makanan kesukaan aku semua tau," seru Ziva, menghampiri Caroline untuk memeluk mamah kesayangannya itu.
"Sudah sudah, papah udah laper nih, nungguin putri papah dari tadi, ayo kita makan," sambar Algara, mengangkat sendok yang sudah di siapkan.
"Suara perutnya kedengeran sampe sini loh pah," cletuk Ziva, berhasil mencairkan suasana sekitar, dengan kekehan.
°°°
Berbanding terbalik dengan Aksara, yang kini tengah menyibukkan dirinya untuk memasak mie instan di kostan. Merebus, membuka bungkusan bumbu, menuangkan rebusan mie itu ke atas mangkuk bulat berwarna putih.
Aksara berjalan ke arah meja di tengah ruangan. Ia duduk dan menaruh mangkuk yang di pegannya ke atas meja. Lalu memberi sedikit seruputan hangat pada mie kuah hasil masakannya malam ini. Hanya dengan satu seruputan, Ia langsung mendapatkan titik kelezatan pada mie instan yang ia buat. Lagian, siapa si yang gak suka mie instan?
Namun, lagi-lagi santapannya di buat berhenti oleh nada dering notifikasi.
Tink.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Aksara
Teen Fiction"jangan sesekali kamu menyia-nyiakan cinta yang tulus dari seseorang, karena tanpa cinta, Hidupmu Ibarat lukisan tanpa adanya sebuah konsep, semuanya akan abstrak tanpa makna." Dari aku, Aksara~