*POV Syanila
"Ma, aku mau ngobrol sama mama." Ucap Fal.
"Okay Fal. Bentar lagi ya, selesai ngerjakan laporan ini mama akan ke kamarmu."
Aku bertanya tanya tentang apa yang akan disampaikan Fal. Aku meninggalkan laporan keuangan yang hampir selesai.
"Ada apa sayang?"
"Ma, rasanya aku udah gk kuat."
"Tidak kuat kenapa Fal? Sayang ayo cerita sama mama."
"Ma, aku gk kuat. Aku ingin ngelakuin itu. Bermain dengan mama dan kak Rani gk ngebuatku puas. Rasanya aku ingin memasukkan sesuatu pada vaginaku. Aku ingin sekali ma." Ucapnya sambil menutup matanya.
"Sayang... kamu tau kan bagaimana tradisi keluarga kita?"
Dia mengangguk perlahan.
"Kamu harus kuat sampai saatnya tiba, mama tau kamu bener-bener gk tahan. Tapi tunggulah sesaat lagi. Tunggu kamu benar benar legal."
"Ma, tapi aku udah enggak kuat ma, rasanya benar-benar menyiksa sekali." Fal menangis dipelukannku sambil merengek.
"Iya sayang, mama tau bagaimana itu mengganggumu. Tapi... mama tidak akan pernah menyerahkan kamu pada lelaki bajingan itu!"
"Ma, aku juga tidak ingin melakukannya dengan dia, bahkan aku melihatnya saja membuatku ketakutan." Fal menggigil ketakutan.
"Tenanglah sayang... mama akan mencari bagaimana caranya agar kita bisa melalui hal ini. Sekarang kamu tenang ya..."
Tangan Fal menjelajahi dadaku mencari putingku untuk dia pilin, begitulah saat dia merasa ketakutan atau khawatir.
.
.
.
Saat ingin tidur aku mondar-mandir sambil menggigiti kuku jariku."Sayang... ada apa? Daritadi kuperhatikan kau sangat gelisah?" Ayah Rani memelukku dari belakang dengan hangat.
"Tidak apa-apa mas..."
"Ceritakan padaku apa yang membuatmu gelisah." Dia membuatku duduk dan menggenggam tanganku dengan erat. Aku binggung ingin menyampaikannya atau tidak. Aku benar benar gelisah. Tetapi disisi lain Fal sangat membutuhkan pertolongan.
"Mas... kau tau setiap keluarga punya tradisi dan rahasia masing-masingkan?" Aku bisa melihat raut muka mas Raharja sedikit menegang. Tapi dia hanya mengangguk perlahan. Aku melanjutkan ucapanku.
"Aku tau Mas Raharja bukan orang yang mudah menghakimi orang lain dan karena kita sudah menjadi suami istri, aku ingin membagi segala hal denganmu mas..."
"Sayangku ceritakanlah segalanya."
"Kau janji, kau tak akan meninggalkanku dan benci padaku?"
Dia hanya menarikku kedalam pelukannya, aku mulai menangis terisak.Belaian lembutnya membuatku tenang. Aku mencoba menjelaskan masalahku padanya.
"Mas, kau telah mengenalku, aku mengenal baik keluargamu begitu juga kau mengenal baik keluargaku. Keluargaku sampai detik ini masih memegang teguh tradisi yang kami pegang secara turun temurun, dan itu sudah menjadi darah dan daging kami, tidak bisa dipisahkan."
"Iya sayang... kenapa?"
"Mas, anakku sekarang sudah besar, sudah remaja. Bukankah kita berjanji tidak akan membedakan anak anak kita. Kuharap kau menyayangi Fal seperti kau menyayangi Rani mas..."
"Tidak ada sedetik pun aku membedakan kasih dan sayangku pada Rani dan Fal, begitu juga Ranendra."
Aku melepaskan pelukannya, menggenggam kedua tangannya dan menatap dalam dalam rupanya yang rupawan, nampak rambut putih berselang seling dirambutnya. Namun aku masih bisa melihat betapa tampan dan bijaksana lelaki ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Little Secret
Novela JuvenilHai Aku Rania, mungkin kalian tidak percaya dengan apa yang kutulis tapi ya terserah saja mau percaya atau tidak. Alasanku menulis ini, karena aku butuh tempat bercerita, tak mungkin aku mengisahkan kisahku ini ke orang-orang yang mengenalku.