7. Jacuzzi

3.1K 33 9
                                    

Fal POV*

Aku terbangun dalam pelukan papa dan mama, kulirik jam menunjukkan pukul 9 pagi. Aku benar-benar tertidur nyenyak semalam. Mungkin karena rasanya terlalu nikmat, atau mungkin juga karena aku kelelahan. Kulirik papa masih tertidur pulas, mulutnya sedikit terbuka. Ahh pikiranku berkeliaran semalam, saat birir pink itu menggerayangi tubuhku. Kusapukan mataku ke bawah melihat dadanya yang terlanjang, bidang dan tampak ototnya yang rutin berolahraga. Ahh membayangkannya saja, vaginaku terasa berkedut. Ahh papaku benar benar rupawan, lelaki hebat yang membuatku terkapar semalam. Ahh pengalaman yang indah sekali.

Vaginaku terus berkedut, aku tidak bisa membedakan apakah ini terangsang atau aku hanya ingin pee.
Perlahan aku beranjak untuk pergi ke kamar mandi, sedikit kuberjalan berjinjit agar papa mama tidak bangun. Aku duduk dikloset bersiap untuk pee, tapi saat air kencingku keluar, aku merasakan perih yang luar biasa. Sampai tidak terasa aku menggerang kesakitan.

"Arrggghh!" Tak bisa kututup mulutku karena terjadi begitu saja.

Sepersekian detik aku sudah melihat papa didepan pintu, berdiri tanpa sehelai benangpun, aku bisa menduga karena terburu-buru.

"Kau tak apa sayang?" Tanyanya sedikit khawatir.

Ahh aku tidak sengaja melihat penisnya yang dalam keadaan setengah tegang. Begitu indah.

Aku menggeleng pelan, tetapi tiba tiba rasa perih kembali lagi menyerangku.

"Arrrghhh!" Aku menggerang kesakitan.

Papa yang semula berdiri dipintu kamar mandi, kini sudah jongkok dihadapanku, membuatku terkejut.

"Apa yang sakit sayang?" Tanya papa khawatir, aku masih mendengar kelembutan disuaranya.

"Vaginaku terasa perih papa..." suaraku nyaris hilang seperti berbisik-aku malu.

"Kenapa? Yang mana yang sakit?" Tanyanya sambil memajukan mukanya ke mukaku.

Semerbak aroma tubuhnya yang begitu maskulin bercampur bau keringat membuatku hampir melayang.

Aku mulai berbisik lirih...

"Pa...va..gi..na..ku perih." Aku berbicara tercekat.

Papa yang mendengar itu kemudian memelukku. Kulit kami menempel satu sama lain. Memberi kehangatan tersendiri.

"Sayang... saat pertama kali melakukan memang akan terasa perih, tapi nanti pasti akan membaik." Ucap papa lembut sambil membelai rambutku.

"Benarkah?" Tanyaku

Papa mengangguk meyakinkanku.

"Kau mau mandi?" Tanya papa.

Aku hanya mengangguk.

"Sebentar akan kusiapkan air untuk kau mandi." Kulihat papa keluar menyiapkan jacuzzi yang berada dibelakang villa.

Aku bisa melihatnya dari closet tempatku duduk saat ini. Papa masih tidak mengenakan sehelai benang pun. Saat menyalakan tombol-tombol jacuzzi aku bisa melihat siluet papa yang begitu indah berbinar terkena pantulan matahari pagi. Sesekali aku melihat penisnya yang bergelantungan. Aku merasa terkesimah.

Papa berjalan kearahku membuat penisnya melambai kekanan dan kekiri, aku tidak bisa menghindari pandanganku pada benda itu.
Mukaku memerah.

"Sayang... kemarilah."

Papa menggendongku dengan kedua tangan kekarnya, terkadang putingku bergesekkan degan dadanya membuatku merasa berkedut dibawah sana.

Pelan-pelan papa memasukkanku kedalam jacuzzi berisi air hangat. Awalnya begitu menenangkan, tetapi saat air memasuki vaginaku aku sedikit menggerang karena perih.

Tanganku tidak sengaja mencengkram punggung papa.

"Apakah masih perih?" Tanya papa khawatir. Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Apakah perlu papa menemanimu berendam?" Tanya papa mungkin memastikan aku tidak terlalu merasa sakit.

Aku mengangguk mengiyakan.
Papa mengangkatku kembali dari air, lalu secara perlahan papa membenamkan tubuhnya dan tubuhku kedalam jacuzzi.

Saat air mengenai vaginaku tetap saja perih, hanya saja aku bisa menahannya karena ada papa.

Papa memangkuku didalam air.
Aku bisa merasakan penis papa menganjal pantatku. Rasanya aneh tapi aku merasa sensasi yang aku suka.

"Mungkin ini bisa meringankan rasa perihmu."

Papa mulai membelai kakiku, paha, pangkal paha, perut bagian bawah, dada, terkadang aku bisa merasakan dengan sengaja papa menyenggol putingku.

Ahhhhhhh...

Aku mendesah kecil dengan memejamkan mataku. Rasanya begitu menyenangkan, sampai sampai aku tidak lagi merasakan perih.

Syania POV*

Aku tidak melihat Fall dan suamiku diatas tempat tidur, aku memutar badanku menghadap jendela.

Aku melihat Fall dan suamiku sedang berendam, sesekali kulihat tangan suamiku memainkan payudara Fall, kudengar desahan-desahan kecil keluar dari bibir mungil Fall, dia begitu menikmati dengan memejamkan mata dan sesekali menggigit bibir bawahnya.

Ahhh perasaan apakah ini? Rasanya darahku terpompa begitu cepat, aku merasa sangat terangsang melihat apa yang mereka berdua lakukan, hingga tak sadar aku mulai meremas-remas payudaraku dan memilin-milin putingku.

Aku sudah tidak tahan lagi, kuhampiri mereka berdua dengan perlahan, aku duduk di kursi samping jacuzzi memandangi Fall yang masih mendesah saat suamiku memilin-milin putingnya.

Berbeda dengan Fal, pandangan suamiku tertuju tajam padaku, sambil kuperhatikan dengan pasti ujung bibirnya terangkat.

Pandangannya tepat menusuk jantungku, membuatku merasa sesak karena ternyata laki-laki ini benar benar manusia tertampan yang pernah kulihat.

Ahh tatapannya membuatku semakin bergairah.

Aku melihat tangan kanannya yang sedari tadi memilin milin putting kanan Fall, sekarang berganti ke bawah, tepat pada vagina val.

Aku bisa melihat dari bayangan air tangannya sedang mengelus lembut bagian sensitif itu.

Aku yang melihat kejadian itu menjadi semakin menggelora.

Kuangkat kedua kakiku, kubuka dengan lebar, tanganku mulai menggesek gesek vaginaku.

Membuatnya basah.

Aku bisa melihat telunjuk dan jempolnya memilin milin klitoris Fall, membuat anak itu menggelijang, menggerang punuh nikmat.

Ahhhhuuggg.....

Lenguhannya membuatku semakin terangsang. Jari tengahku mulai menusuk masuk ke arah vaginaku bagian dalam mengikuti arah permainan tangan suamiku.

Fall masih tidak menyadari keberadaanku, dia mungkin sedang melayang hingga ke langgit ke tujuh. Kini jari tengah suamiku mulai mendorong masuk kedalam lubang vagins Fall yang mungil. Memasukkannya perlahan, kulihat Fall menggigit bibir bawahnya. Entahlah aku tidak bisa mendeskripsikan itu kesakitan atau kenikmatan. Aku semakin cepat memompa jari tengahku, keluar masuk vaginaku.

Dirty Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang