Hantu wanita itu memiliki wajah oval yang cantik, alisnya tinggi dan melengkung, sungguh indah. Sementara kecantikan aslinya diwarnai dengan tiga bagian kepahlawanan. Sekarang itu diserbu dengan ledakan kebencian, seolah-olah dia telah terperangkap di ruang kecil yang terbatas selama bertahun-tahun, tanpa melihat cahaya matahari. Dia berlutut di tanah, dan jubah pengantin dibawah litut compang-camping dan usang.
Cantik, namun jika (Y/n) boleh menilai secara pribadi pengantin hantu ini cukup menyedihksn nasibnya. Tatapan mata Putri Mahkota menjadi sendu melihat penampilan pengantin hantu, hanya ada tiga kata dalam pikiran Lin (Y/n) saat itu, Pei Ming bajingan. Sepasang kekasih dan hantu itu menatap satu sama lainndalam diam, sebelum akhirnya Xie Lian angkat bicara.
"Xuan Ji?"
Sepertinya sudah bertahun-tahun sejak seseorang memangilnya dengan nama itu. Butuh waktu lama sebelum kebencian pada wajahnya memudar, dan kilat cahaya bersinar di matanya. "...Apakah dia uang mengirim kalian untuk menemukanku?" Tanya Xuan Ji.
Bibir (Y/n) tertutup rapat tidak sanggup menjawab, dia melihat bagaimana hantu wanita itu masih menaruh harapan setelah sekian lama. "Kenapa dia tidak datang menemuiku dengan sendiri?" Tanya Xuan Ji dengan ekspreksi penuh arti, nada bicaranya juga penuh harapan, membuat Lin (Y/n) tidak sanggup mengatakan 'tidak'. Melihat tidak adanya jawaban, Xuan Ji merosot ketanah.
Punggungnya bersandar pada patung Dewa bela diri yang tampan dan ringgi. Jubah pengantin merah cerahnya tersebar disekelilingnya pada tanah seperi bunga darah rakdasa. Rambutnya acak-acakan, wajahnya dipenuhi siksaan yang menyiksa, seolah-olah dia sangat menderita.
"...Kenapa dia tidak datang menemuiku?"
Putri Mahkota mengigit bibir bawah mendengar ucapan itu. Andai Xuan Ji melupakan Pei Ming, dia pasti tidak akan seperti ini. Xie Lian juga ridak bisa menjawab pertanyaan itu, dia sendiri memiliki kemundurkan jika soal perasaan cinta dan dia tau itu. Sesekali matanya mencuri pandang pada gadis yang berdiri disebelahnya. Benar, Xie Lian sadar kok kalau orang yang dia nikahi tidak... Belum menaruh rasa padanya. Jadi keduanya memilih untuk diam.
Xuan Ji mengangkat kepalanya unruk menatap patung Dewa itu dan mengerang dengan sedih. "Pei sayanh, oh pei sayang, aki telah mengkhianati kerajaanku untukmu, meninggalkan segalanya dan menjadi seperti ini. Kenapa kamu tidak datang menemuiku lagi?" Dia menarik rambutnya sendiri dan menuntut, "apakah hatimu terbuat dari besi?"
(Y/n) hanya dapat menghembuskan nafas pelan melihat hal tersebut. Xuan Ji memiliki kebencian yang sangat dalam, sampai pada titik dia membahayakan nyawanya. Kebencian, kata itu juga yang membuat 'jiwa' pada tubuh buatan Lin (Y/n) menjadi hantu bencana. Tapi misterinya adalah, jika itu hanya tubuh buatan bagaimana bisa 'jiwa' yang seharusnya hanya dia miliki satu malah seperti dia... Membuat jiwa baru?
"Tolong! Tolong!"
Mereka bertiga sama-sama melirik keasal suara. Di tempat lingkaran putih Ruoye, seorang pria mencoba menyeret bocah yang diperban itu keluar, sementara Xiao Yinh menempel pada kaki sanh ptia, tidak melepaskannya. Pria itu meneriakan kutukan, ternyata itu adalah si bos mafia kecil. "Pergi! Dasar bodoh! Apa yang kamu lakukan!? kamu memanggil hantu wanita itu!"
Apa-apaan pria ini? Padahal Xiao Ying yang membawanya kedalam lingkaran ketika dia tengah tidak sadar, kenapa malah dia mencoba mengusir anak itu. "Jika dia datang, lalu dia datang, kau lebih menakutkan dari hantu apapun! Aku... Aku lebih suka melihat hantu wanita!" Seru Xiao Ying.
(Y/n) dapat melihat keberanian dan kebodohan timpang tindih disana. Bos mafia kecil itu berencana untuk menyeret anak laki-laki yang diperban untuk menuruni gunung agar dia dapat mengklaim hadiahnya, padahal orang sekitarnya tidak berani bergerak. Dia bahkan tidak peduli dengan fakta apa anak lelaki itu benar hantu pengantin atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔 𝐺𝑜𝑑𝑑𝑒𝑠𝑠
FanficPermainan musiknya dikenal baik di alam manapun. Setiap petikkan dari alat musik yang ia mainkan pasti mengeluarkan nada indah, aroma bunga tercium jelas. Sosoknya yang indah dan elok menjadikannya sebagai salah satu yang dipuja. Apalagi dengan kisa...