lima : bertemu bahagia?

51 29 0
                                    

halooo semuaaa.

selamat membacaaa...

.

.

.

.

.

...

"wei!!!, malah bengong" kajut egi melihat razka yang terdiam cukup lama.

"hmmm, kaga bengong gua, cuma lagi mikir" jawab razka mencoba mengelak.

"mikirin apatuhhh" rayu egi dengan wajahnya menyebalkan.

razka terdiam mencoba mencari pembahasan lain.

"oh iyya itu kopi lu udah abis, beli lagi gih" ucap razka.

"cieee ganti topik wahahahaha" ceplos egi 

"santai, lu mau denger cerita gua ama adik kelas ga?" jawab razka memberi tatapan tawaran yang berhasil membuat egi hanya bisa mengangguk.

"beliin gua matcha lagi tapi, kan matcha gua lu minum juga" jawab razka sembari melihat jam tangannya menunjukkan pukul 20:30.

"wahhhh. iyya juga sih" sepontan egi dengan sedikit melirik cup razka yang hanya tersisa es batu.

...

sabtu tujuh tahun lalu.

"za, pulang eskul  kita otw warnet tuk" ucap egi sembari berlalu menuju lapangan dengan pakaian futsalnya.

egi memang seorang gamer namun, bakatnya dalam bermain bola bukanlah hal yang mustahil. lantaran ia mengenal bola lebih awal dibanding game.

"siap bre, nanti gua ke tempat lu" jawab razka.

setelah candaan ringan, dua sahabat saling berlalu menuju ruang eskul mereka masing-masing.  razka berjalan melihat-lihat sekelilingnya, beberapa ruang kelas yang berderet dan para murid yang berlalu lalang dengan beberapa atribut yang berbeda, tentunya menyesuaikan eskul mereka masing-masing.

ruang seni terlihat di sudut lorong. razka berjalan dengan beberapa ide yang akan ia tumpahkan di ruangan itu. beberapa orang berdiri di depan ruangang dan sebagian ada yang duduk di bangku sisi ruangan. razka berlalu masuk menuju ruangan seni.

ruangan yang cukup luas dengan perlengkapan berbagai alat melukis, razka memilih eskul melukis.

'itu siapa ya?,' razka terpaku pada seorang wanita di sudut ruangan terlihat pancaran cahaya menyorot dari jendela mengarah tepat pada seorang wanita dengan seragam yang sudah terbalut celemek mengantisipasi cat yang tumpah. kerudung hitam bagaikan malam yang menyelimuti benderangnya bulan dengan bintang yang bersembunyi di bola matanya dengan balutan kelopak mata nan indah.

"pagii razka" seorang wanita yang terlihat lebih tua itu menyapa razka dengan senyumnya.

"pagiii ka ayu" sapa razka dengan lembut pada wanita dengan senyum manis alas wanita keturunan kraton.

"hari ini mau cetak karya apa lagi nih?" tanya ka ayu dengan tatapan candanya.

"belum tau nih, mungkin view pegunungan bagus ga sih ka?," tanya razka mencoba mengaliri pembicaraan dengan spontan.

"wiii, bagus itu. kira-kira lukisan gunungnya bermakna apa nih?" lirik ka ayu dengan senyumnya yang masih merekah sejuk bagai embun di waktu fajar.

"mungkin, kebebasan atau apa ya, nanti deh sembari ngelukis intuisinya muncul sendiri" jawab razka hati-hati.

AKU MENERTAWAKAN LUKAMU? || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang