Part 22 - Berita masa lalu - You always in my mind

54 29 78
                                    

.
.
.

Bodyguard itu menghela napas panjang sebelum kembali melanjutkan membuka suara, untuk memberi keterangan kepada sang majikan yang kini terlihat menahan emosinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bodyguard itu menghela napas panjang sebelum kembali melanjutkan membuka suara, untuk memberi keterangan kepada sang majikan yang kini terlihat menahan emosinya itu.

Tuan Besar juga pernah sempat coba menjemput Nona, tapi Nona tetap saja tidak mau ikut pulang bersama.

"Ayah?! Bahkan Ayah sendiri membiarkannya?!" rutuk pria itu menahan emosinya dalam hati.

"Tanggapan macam apa ini?!!" pekikan keras itu membuat siapa saja yang mendengarnya dibuat bergidik takut.

"K-kami minta maaf, Den. Kami tahu ini adalah kewajiban kami, tetapi kami pun dituntut untuk mematuhi perintah tuan besar"

Pria itu mengehempaskan kasar udara disekitarnya dan mencoba meredakan seluruh emosinya perlahan

"Kalau begitu, jika Nindy tidak mau dijemput oleh siapapun, bahkan oleh ayahnya sendiri, lalu apa maunya?"

"Mohon maaf, Den, bukannya kami bermaksud apa-apa, tapi yang pasti Nona hanya ingin mau bersama Aden, yang Nona inginkan adalah Aden"

***

Para dokter, perawat, dan pekerja rumah sakit yang masuk shift pagi, terlihat mulai memenuhi kantin, tepat tengah dini hari saat tidak ada jadwal. Mereka yang sama memiliki jadwal kosong menggunakan itu untuk beristirahat di ruang kantin sesuai divisi yang sudah ditentukan.

Beberapa dokter residen terlihat menempati bagian mereka. Ada yang berada di bagian ujung, ada juga yang berada di bagian tengah termasuk Aidhira yang kini bersama dengan anggota tenaga medis lainnya termasuk Vinka sahabatnya, yang bersebelahan dengannya.

Kantin itu terbilang cukup luas. Kira-kira luasnya seperti empat kamar pasien VIP tanpa penyekat.

Suara obrolan terdengar memenuhi seisi ruangan, hampir terdengar bising saat denting suara piring dan sendok saling beradu.

Suasana bising itu seketika menjadi berubah ketika diantara mereka melihat kepanikan Dokter Aju yang semula santai menikmati makanannya sambil membaca koran tersebut, tiba-tiba terbatuk-batuk akibat tersedak makanan.

"Ada apa?!" perawat Piey yang duduk semeja dengan kami langsung melucutkan perhatiannya.

"Lho, iya, kenapa?!" sambung dokter Lena yang turut panik melihat dokter Aju terus terbatuk.

Mereka semua yang duduk semeja disini terlihat sama paniknya dan mencoba membantu, tetapi tidak dengan Dokter Anton. Kali ini dia malah merebut koran itu dari tangan dr. Aju.

Dokter Anton sudah memperhatikannya dari sejak datang kemari bersama koran itu yang memang sudah berada di meja. Perhatiannya sudah disorotkan pada dr. Aju yang bahkan lebih tertarik oleh berita penting koran yang dibacanya ketimbang menyantap makan siangnya. Rasa penasarannya juga baru muncul dari situ.

You Always In My Mind ~||^ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang