Ngambek

1.2K 102 15
                                    




"Zay!"

Sing menggedor pintu kamar yang tertutup rapat sejak 30 menit yang lalu. Namun tidak ada tanda-tanda orang yang ada didalam ingin membukanya.

Helaan nafas berat keluar begitu saja dari Sing, seolah dia baru saja melakukan pekerjaan berat. Zayyan benar-benar tak ingin membuka pintunya. Haruskah ia dobrak saja?

"Aku hanya bercanda. Ayolah Zay, buka pintunya."

"Jangan dengarkan dia Zayyan! Jangan buka pintunya! Haha" Leo datang entah dari mana, berteriak kencang disebelah telinga Sing.

Sing meringis pelan merasakan telinganya berdenging. Menatap tajam Leo yang berlari sambil tertawa terbahak memegang perutnya. Untuk kali ini ia akan biarkan maknae kurang ajar itu. 

"Zayyan! Kau serius tak ingin membukanya? Kau tega membiarkanku tidur diluar?" 

Tak ada jawaban.

Sing menghela nafas dan mengangguk. "Baiklah! Kalau begitu jangan membukanya!"

Dengan langkah gontai Sing berjalan ke arah kamar Leo. Dia akan tidur bersamanya malam ini, tidak ada pilihan lain. Dia terlalu segan mengetuk pintu kamar member lain, walaupun sebenarnya ia tak yakin apa mereka sudah tidur atau belum. Dan juga dia tak mungkin tidur di sofa, mereka saat ini ditengah persiapan comeback.  Menjaga kesehatan itu nomor satu, bisa saja dia sakit jika tidur di sofa.

Sing meraih knop pintu kamar Leo, memutar dan mendorongnya, namun pintu itu terkunci. "Leo! buka pintunya!"

Suara tawa Leo samar-samar terdengar dari dalam "Selamat malam Sing~ semoga mimpi indah~"

"Buka Leo! berhenti main-main!"

Tak ada sahutan yang berarti dari Leo. Anak kurang ajar itu diam membisu seakan ia sudah tertidur, padahal Sing jelas tau kalo dia masih terbangun. Sing menatap jengkel pintu didepannya. Dengan rasa kesal ia menendang pintu itu kuat, yang membuat kakinya nyeri.

"Sial."

Baiklah. Bukan masalah besar jika dia tidur di sofa. Hanya untuk malam ini.

Dengan langkah tertatih Sing menghampiri sofa. Umpatan dalam hati sejak tadi ia teriakkan,  cukup sadar diri jika ini tengah malam. Sing merebahkan dirinya disalah satu sofa, menatap plafon dorm mereka yang putih bersih. Mengingat kejadian yang membuat Zayyan menutup rapat pintu kamar mereka. 

Sing tak ada niatan sama sekali membuat Zayyan marah seperti ini, dia hanya bercanda demi konten vlog mereka agar terlihat menyenangkan. Tapi hal itu malah membuat Zayyan tak ingin berbicara padanya setelah pulang dari Gym. Dia juga tak tau kenapa Zayyan sangat sensitif karna hal itu, padahal itu hanyalah lelucon. Apa memberi Zayyan barbel pink sangat melukai harga dirinya? Lain kali dia tak akan memberinya barbel pink itu lagi jika inilah yang Sing dapatkan sebagai akibatnya.

Rasa mengantuk mulai menyerang Sing, matanya semakin memberat. Menguap lebar lalu membolak balikkan tubuhnya, mencari posisi nyaman di sofa yang sempit. Yang bahkan kakinya harus tertekuk karena kecilnya sofa.


**


Zayyan mengintip dari celah pintu yang ia buka sedikit, melihat keadaan di luar kamarnya. Setengah jam yang lalu Sing masih berada di sana memohon untuk membuka pintu. Tapi sekarang tidak ada siapapun. Kemana dia?

Dengan langkah pelan, seolah tak ingin membuat suara sekecil apapun di tengah malam yang bahkan suara detak jam akan terdengar jelas. Zayyan mengendap-endap keluar dari kamar berjalan kearah kamar Leo. Zayyan yakin Sing tidur dengannya malam ini. Niatnya hanya untuk mengecek tak ada hal lain. Namun saat ia memutar knop pintu itu, pintunya terkunci. 

ROSE [ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang