Happy Birthday Sayang!

1.7K 100 17
                                    




Happy Birthday bro ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️



Zayyan menekuk wajahnya melihat unggahan Sing. Ucapan singkat yang menyebalkan, walaupun dia menggunakan 24 emot love tetap saja menyebalkan. Sing tak perlu membalas postingannya saat itu dengan hal yang sama kan. Postingan Leo bahkan lebih baik.

"Kau belum tidur?"

Gyumin menepuk pelan bahu Zayyan. Lalu duduk disebelahnya dan sedikit memajukan tubuhnya melihat isi ponsel yang sedang dilihat Zayyan. Lalu melihat wajah Zayyan yang merengut. "Kenapa?"

Zayyan menggeleng pelan. "Aku rasa kita akan berlima saja besok."

Gyumin mengerti apa yang dimaksud Zayyan, ini tentang live yang biasa mereka lakukan saat diantara member ada yang berulang tahun. Terakhir kali ulang tahun Sing mereka masih lengkap, tapi sekarang saat gilirannya, dia tak yakin. Davin masih belum kembali, sedangkan Leadernya yang berjanji akan membuatkan sup rumput laut saat ultahnya saat ini tidak ada. Lex, Sing dan Leo saat ini sedang ada di Milan, mereka diundang untuk menghadiri acara Fashion Show yang diadakan disana. Tak tau apa mereka bisa ikut live ultah Zayyan besok atau tidak. Gyumin berharap agensi mereka bisa menunda live ultah Zayyan sampai Lex, Sing dan Leo kembali.

"Tidak masalah, jangan terlalu dipikirkan, lagipula besok kau ada janji kan?"

Gyumin benar, besok dia ada janji dengan fans. Salah satu fans membuatkan birthday cafe untuknya, dia benar-benar merasa bersyukur ada fans korea yang membuatnya. Zayyan pikir hanya dia member yang tak akan ada birthday cafe. Ternyata dia begitu penting untuk fansnya yang ada dinegara ini. Tak sadar menarik sudut bibirnya, tersenyum kecil.

"Nah, kau harus banyak tersenyum seperti ini, karena hari ini ulang tahunmu." 

Zayyan mengangguk dan tersenyum, "Terima kasih Gyumin, dan kata-kata yang kau unggah sangat menyentuh, ayo kita tetap bahagia seperti ini selamanya." 

Gyumin tertawa kecil mendengar perkataan 'selamanya' dari Zayyan, seperti anak kecil.

"Yah, ayo kita lakukan."

.

.

"Jika mata bisa membunuh, mungkin aku sudah mati sejak tadi." kata Leo tanpa mengalihkan pandangannya dari video game yang ia mainkan. Dia sangat sadar sejak tadi Sing memandangnya dengan tajam seolah itu bisa menyakitinya. Bukannya ia tak tau apa penyebabnya tapi ia tak peduli. Apa yang ia lakukan bukanlah masalah besar, hanya Sing yang terlalu berlebihan.

Sing menatap datar Leo yang berada diseberang sofa disalah satu kamar hotel. Dia sangat muak dengan tingkah Leo akhir-akhir ini yang semena-mena. Dia hanya mengendorkan sedikit pengawasannya dari 'miliknya' tapi anak kurang ajar itu berusaha merebutnya. Tapi tidak kali ini, dia sudah cukup bersabar dengan betapa lengketnya mereka akhir-akhir.

"My bae?"

Leo memutar matanya malas. Sejak tadi Sing terus menyindirnya mengenai unggahannya tentang ucapannya untuk Hyung tersayangnya di sosial media. Apa salahnya memanggil hyung sendiri dengan sebutan sayang, hal itu mengungkapkan rasa sayangnya pada Zayyan. Bukan hal lainnya. "Apa? apa yang salah? itu sangat wajar karna kami dekat." 

"Ya dekat, bahkan kalian mandi bola bersama."

Cukup! Leo muak meladeni sikap posesif Sing yang tak berguna ini. Dengan langkah panjang ia berjalan kearah Sing yang berada di kasur, lalu menariknya menuju pintu kamar hotel yang mereka berdua tempati. Lalu dengan sedikit kuat ia mendorong Sing keluar dari kamar itu dan menutup pintu dengan keras tepat didepan wajah Sing.

ROSE [ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang