...
Sing mengintip suasana dorm dari celah pintu kamar yang ia buka sedikit. Menyipitkan matanya, mengamati setiap sudut dorm. Setelah memastikan seluruh member sudah berada di kamar masing-masing, dia menoleh kebelakang dan mengangguk pada Zayyan yang berdiri tak jauh darinya.
Zayyan mengangguk membalas Sing. Mengambil mantel yang tergantung di belakang pintu kamar. Namun karena tinggi badannya, ia tak bisa menggapai mantel itu.
"Sing!" teriaknya pelan.
Zayyan mengintip, melihat Sing yang sudah berjalan menjauh mendekati pintu dorm. Dengan langkah pelan dan sedikit berlari ia menghampiri Sing dan menarik kerah bajunya.
Hampir saja Sing berteriak saat merasakan cekikan di lehernya dari kerah baju yang di tarik. "Kenapa?!" bisiknya.
"Mantel ku." Tanpa mendengarkan balasan. Zayyan menarik Sing kembali ke kamar.
Sing hanya bisa pasrah di geret secara paksa oleh Zayyan.
Setelah mengambil mantel Zayyan, mereka kembali mengendap-endap keluar dari dorm seperti tujuan awal mereka.
.
Zayyan menggigil merasakan udara malam Seoul yang terasa menusuk tulang. Merapatkan Mantel nya, lalu sedikit berlari mengejar Sing yang berjalan mendahuluinya dengan kakinya yang panjang.
"Kita akan kemana?" tanyanya pada Sing.
Sing menoleh kebelakang melihat Zayyan yang berlari kecil mencoba menyamai langkahnya. "Entahlah, aku juga belum tau."
Tersenyum kecil, dengan iseng ia menambah kecepatannya berjalan yang membuat Zayyan semakin tertinggal.
"Tunggu Sing!"
Tanpa mendengar permintaan Zayyan. Sing berlari kencang dan terbahak melihat Zayyan tertinggal jauh dibelakangnya.
Zayyan yang semula masih mengejar Sing, seketika berhenti. Merasa kesal dirinya seperti di permainkan oleh Sing.
Dia memtuskan untuk berjalan pelan, peduli amat dengan Sing yang bahkan sudah tak terlihat di manapun. Terserah, dia sudah mempertaruhkan nyawa nya kabur dari dorm hanya untuk memenuhi ajakan random Sing. Entah apa yang akan terjadi pada mereka nanti saat Lex tau kalau mereka kabur.
.
Sing menghentikan langkah nya saat tak merasakan sosok Zayyan di belakang. Menoleh dan mengerutkan kening, tak melihat Zayyan dimanapun. Hanya terdapat orang-orang yang berlalu lalang.
"Zayyan?!" panggilnya, seraya melihat sekelilingnya, siapa tahu Zayyan bersembunyi. Namun, tak ada manapun.
Apa dia terlalu cepat berlari?
Sing kembali berjalan ke tempatnya terakhir kali melihat Zayyan. Sepanjang perjalanan dia juga terus memikirkan hal yang membuatnya khawatir. Tidak lucu kan kalau Zayyan tersesat. Dan lebih parahnya lagi kalau di culik. Hyungnya itu sangat menggemaskan, bukan tak mungkin hal itu terjadi. Bagaimana dia menjelaskannya pada Lex dan manajer mereka kalau itu memang terjadi.
Mengeluarkan ponsel di saku celananya dan segera menghubungi Zayyan.
.
Zayyan mengeluarkan ponselnya dan mengangkat panggilan dari Sing.