(WainZay)
WanJay!
.
Langkah kaki berlari menggema di kesunyian lorong hotel. Nafas memburu beradu dengan jantung berdetak kencang. Zayyan menoleh kebelakang melihat seseorang yang terus mengejarnya sejak tadi. Keningnya berkerut tak senang, kata umpatan yang sejak tadi ia tahan akhirnya terlontar.
"Berhenti mengejarku, brengsek!"
Pria yang memiliki tubuh jangkung itu semakin mempercepat langkahnya, merasa terganggu dengan kata kotor yang Zayyan ucapkan. "Hati-hati, dengan ucapanmu!" hardiknya dengan suara berat khasnya.
Zayyan merasakan punggungnya bergidik ngeri mendengar suara berat itu. Ia semakin menambah kecepatannya berlari saat pintu kamar hotel yang ia tempati semakin dekat. Tangannya meraih dengan putus asa gagang pintu hotel dan tersenyum senang saat ia sudah mencapainya namun senyum itu luntur saat merasakan tarikan di kerah bajunya yang membuatnya sedikit tercekik.
Suara nafas terengah dibelakangnya membuat Zayyan seketika menahan nafas, badannya seketika kaku, matanya terpaku pada tangan besar yang menjalar dari pinggangnya lalu memeluknya perlahan. Hembusan nafas hangat ia rasakan dilehernya, menambah rasa tegang ditubuhnya.
"Zayyan.." bisik pria itu pelan tepat ditelinga Zayyan yang memerah.
Zayyan menggenggam erat gagang pintu didepannya dan menggigit bibirnya kuat, menahan rasa geli dan kesal yang bercampur. Dengan sekuat tenaganya ia memukul perut pria itu dengan sikunya lalu berbalik dan mendorongnya kuat.
"SEHOONN!" teriak Zayyan. "Tidak lucu sama sekali!"
Wain sedikit membungkuk memungut cardlock yang terjatuh dari tangan Zayyan, lalu melihat kearahnya dengan seringaian kecil. "Kau yang mulai."
"Kembalikan!" minta Zayyan dengan nada kesal, tangannya terjulur kearah Wain.
Wain tersenyum jail, lalu memajukan tubuhnya dan meletakkan dagunya ditelapak tangan Zayyan.
Zayyan mendesis jengkel, ia segera menarik tangannya dan menatap sebal Wain. "Berhenti main-main! berikan kartunya padaku!"
Wain mengangguk dan mengangkat tinggi tangannya yang memegang kartu. "Ambil kalau begitu."
"Kau menangtang ku ya?! kau pikir aku tidak bisa mengambilnya?!"
Senyuman Wain makin bertambah lebar, ia mengindikkan bahunya. Lalu sedikit memperbaiki posisi berdirinya dan menatap remeh Zayyan. "Cobalah." ujarnya santai, seolah-olah mengambil cardlock itu dari tangannya adalah hal yang mustahil Zayyan lakukan. Melihat bagaimana Zayyan terlihat begitu pendek jika disebelahnya.
"Oke."
Zayyan mengambil ancang-ancang bersiap mengambil cardlock itu dengan sekali lompatan, namun yang sama sekali Zayyan tidak ketahui, Wain juga bersiap menangkap tubuhnya. Dan....
Hap!
Wain menangkap tubuh Zayyan dengan sempurna dan memeluknya erat. Ia tertawa senang akan hal itu, berbanding terbalik dengan Zayyan.
"Sehoonnn!"
Seketika teriakan Zayyan menggema di lorong hotel yang membuat beberapa pengunjung keluar dan menatap kesal kearah mereka berdua.
Lex yang memang berada satu lantai dengan mereka berdua juga keluar dari kamar untuk melihat apa yang terjadi. Setelah sedikit memahami situasi, dia berjalan kearah pengunjung hotel dan membungkuk meminta maaf mewakili anggotanya yang telah membuat keributan dan mengganggu tidur mereka. "Maafkan aku."