Setiap hari Senin kelasku selalu mengadakan pertukaran teman sebangku, kata wali kelasku agar kita bisa mengenal satu sama lain dengan lebih baik jadi tidak hanya terpaku pada teman sebangku yang itu-itu saja.
Tiap siswa akan diberi satu gulungan kertas berukuran kecil yang sudah tertulis nomor di dalamnya, siswa yang mendapat nomor yang sama akan menjadi teman sebangku.
"15", ucapku setelah membuka gulungan kertas yang kudapat. Aku memperhatikan sekitar kelas untuk mencari tahu siapa kira-kira yang akan menjadi teman sebangku ku selama satu minggu ke depan.
"Oke, karena kalian semua sudah mendapat kertasnya, sekarang kalian boleh pindah ke tempat duduk yang sudah ditentukan" ucap wali kelasku setelah selesai membagikan gulungan kertas kepada semua murid di kelas ini.
Meja di kelas ini pun sudah diberi nomor guna mempermudah para murid untuk pindah. Aku berdiri dari dudukku dan mulai berjalan mencari nomor 15 di tiap meja yang aku lewati.
"Ketemu," ucapku dengan senang.
Aku segera duduk disana dan memperhatikan teman sekelas ku yang masih ribut mencari nomor mejanya.
Aku mendapat meja di posisi sebelah kiri barisan paling belakang, ini adalah tempat yang aku sukai karena aku bisa tidur atau makan tanpa takut ketahuan oleh guru.
Setelah beberapa menit, kelas sudah menjadi cukup tenang karena masing-masing siswa sudah menemukan tempat duduk mereka.
Katya, murid yang pintar, cantik, cukup ramah dan menjadi primadona di sekolah ini setelah aku tentunya, tiba-tiba duduk di sampingku.
Aku menoleh ke arahnya "Hai Katya, mohon bantuannya untuk satu minggu ke depan ya" ucapku sambil tersenyum.
Mendengar itu dia menoleh menatapku dan membalas senyumku "Mohon bantuannya juga Rain"
"Ahh cantiknya..." ucapku di dalam hati.
Kita berdua bertatapan cukup lama sampai teman sekelas ku mulai ribut setelah menyadari kita berdua duduk sebangku.
"Wah, dua primadona sekolah duduk sebangku"
"Apakah kapalku akan berlayar?"
"Segar sekali mataku melihat dua wanita cantik duduk bersama seperti itu" kira-kira begitulah yang dikatakan teman-teman sekelas ku.
Aku dan Katya hanya tersenyum saat mendengarnya,
"Oke cukup ributnya, kita akan mulai pelajarannya sekarang" ucap wali kelasku dan seketika kelas langsung hening tanpa suara.
Tak terasa sudah 4 hari berlalu, hari ini adalah hari terakhir ku duduk sebangku dengan Katya dan aku pun sudah semakin akrab dengannya.
"Morning, Rain cantik" ucap Katya sambil tersenyum manis menatapku setelah duduk di sampingku.
"Morning, Katya cantik" aku menoleh menatapnya dan membalas senyumnya tak kalah manis, beberapa hari ini kita sering menggoda satu sama lain dengan saling memuji seperti itu.
Kulihat beberapa teman sekelas ku mulai menghampiri kita berdua, kita berbincang dan bercanda bersama sambil menunggu bel masuk berbunyi.
Tidak lama kemudian bel pun berbunyi dan guru mata pelajaran pertama di hari ini pun masuk.
Kelas dimulai dengan pelajaran Matematika, aku tidak suka dengan pelajaran ini dan ku yakin kalian juga pasti sama sepertiku.
Selama guru menjelaskan aku tidak memperhatikan sama sekali, aku lebih memilih membaringkan kepalaku di atas meja dan menatap Katya yang tengah serius memperhatikan.
Aku sedikit mengganggunya dengan menggenggam tangan kirinya yang dia letakkan di samping buku catatannya, dia menatap ke tangannya dan beralih menatapku sambil mengangkat sebelah alisnya tanda bingung.
Katya sedikit menunduk mendekatkan wajahnya ke wajahku "Ada apa?" bisiknya.
"Tidak ada, aku hanya bosan" jawabku sambil melepas genggaman tanganku di tangannya.
Katya tersenyum mendengar jawabanku "Mau coba sesuatu agar tidak bosan?" tanyanya dengan posisi yang masih sama seperti tadi.
Mendengar itu aku mengangkat kepalaku dan menatapnya bingung "Apa itu? kalau bisa mengusir rasa bosanku, aku mau".
Dia tidak menjawab tetapi tangan kirinya yang tadi aku genggam sekarang berpindah ke atas pahaku dan sedikit mengelusnya, aku hanya diam memperhatikan tangannya dan berbalik menatapnya meminta jawaban.
Katya hanya diam menatapku dan terus mengelus pelan pahaku, tangannya semakin naik keatas dan kini sudah berada di paha bagian dalam ku, aku segera menahan tangannya
"Apa yang kau lakukan?" bisikku.
"Mengusir rasa bosanmu tentu saja" Jawab Katya.
"Jangan banyak bertanya, cukup nikmati" ucapnya lagi.
Tangannya masuk ke dalam rok yang kupakai, menyentuh dan mengelus vaginaku yang masih terlapisi celana dalam, tubuhku menegang.
Tangannya menurunkan celana dalamku sampai sebatas paha, dia melakukan itu hanya dengan menggunakan tangan kirinya saja.
Jarinya menyentuh bibir vaginaku yang bersih tanpa bulu, sedikit melebarkannya dan menyentuh klitoris ku. Aku menutup mulutku menggunakan telapak tangan menahan desah.
Katya menggerakkan jari telunjuknya naik turun menggoda klitorisku, setelah itu jarinya turun ke bawah menuju liang vaginaku, sedikit menggodanya dan memasukkan jari tengahnya ke dalam, aku semakin menutup mulutku dan berusaha keras agar tidak mendesah, kini jari Katya berada di dalam vaginaku.
Dia mendiamkan jarinya beberapa saat di dalam vaginaku sebelum mulai bergerak memaju mundurkan jarinya dengan perlahan.
Katya mempercepat tempo jarinya, perutku terasa kram dan geli secara bersamaan, aku merasa seperti sesuatu akan keluar dari diriku, dia semakin mempercepat temponya.
Saat dirasa aku sudah ingin mencapai puncak kenikmatan, Katya menghentikan gerakannya dan menarik keluar jarinya dari dalam vaginaku, jarinya kembali menggoda klitoris ku, aku menatapnya dengan tatapan memohon dengan air mata yang sudah menghiasi mataku.
Katya tersenyum menghapus air mataku menggunakan tangan kanannya yang menganggur dan mengusap rambutku.
Jarinya tengahnya mulai masuk kembali ke dalam vaginaku dan menggerakkannya dengan tempo yang cepat, aku menggigit bibirku dan semakin menutup mulutku dengan kencang menahan desah.
Tubuhku menggelinjang saat aku sampai pada puncak kenikmatan, aku mencengkram tangannya, Katya menghentikan gerakan jarinya.
Dia mengeluarkan jarinya dari dalam vaginaku, dan aku melepas cengkraman ku dari tangannya, tubuhku lemas dan nafasku tersengal.
Aku membaringkan kepalaku di atas meja dan menatapnya, Katya menatapku dan memasukkan jari tengahnya ke dalam mulut menjilat sisa cairanku yang tertinggal di jarinya.
Dia tersenyum dan menghapus air mataku "Bagaimana? apakah rasa bosanmu sudah hilang?" tanyanya.
"Ya, berkatmu dan sekarang aku mengantuk" jawabku dengan nafas yang masih sedikit tersengal.
"Tidurlah nanti akan aku bangunkan saat jam pelajaran kedua dimulai" bisiknya sambil mengelus tanganku dan kembali fokus memperhatikan guru yang masih menjelaskan materi di depan kelas.
END~
Comment and vote for the next story. Thank you! ◠‿◕
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot GXG
Teen Fiction⚠️ Area 18+ 21+ ⚠️ Hanya ingin menuangkan imajinasi yang semakin tidak tertampung di otak, bukan penulis profesional jadi harap dimaklumi kalau ada bahasa atau kalimat yang kurang pas.