Baby Sitter

38K 315 13
                                    

Namaku Rania, usiaku 20 tahun dan hari ini adalah hari pertamaku menjadi seorang baby sitter. Pasti kalian bertanya-tanya kenapa aku memilih menjadi baby sitter di usia semuda ini? jawabannya adalah karena tidak ada pilihan lain.

Kedua orang tuaku sudah meninggal dunia beberapa bulan lalu, aku memiliki seorang adik yang baru berusia 10 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup tentu saja aku harus bekerja tapi faktanya sangat sulit untuk mendapat pekerjaan.

Dua hari lalu aku tidak sengaja bertemu dengan teman ibu, dia menawarkan pekerjaan kepadaku, tanpa pikir panjang aku langsung menerimanya karena aku sangat membutuhkannya, untuk saat ini pekerjaan apapun itu asalkan halal akan aku jalani.

*****
"Bu Sri, kamar baby nya ada dimana?" tanyaku sambil melihat sekeliling rumah.

Bu Sri adalah teman ibu yang sudah membawaku untuk bekerja di rumah ini, dia seorang kepala pelayan di sini, jadi ketika ada pelayan baru Bu Sri lah yang akan bertanggung jawab.

"Ada di lantai 2, Ran" jawab Bu Sri.

"Baby nya sepertinya tidak rewel ya, aku tidak mendengar suara tangis sejak tadi", Bu Sri hanya tersenyum menanggapi ucapanku.

"Ran, kamu antar susu ini ke kamar Non Calista ya, sudah saatnya dia minum susu"

"Non Calista?"

"Iya, itu nama anak dari majikan kita, kamu di sini menjadi baby sitter nya"

"Oh okee"

Aku segera membawa susu itu menuju lantai 2, tapi ada satu hal yang membuatku bingung, kenapa memakai gelas? anak bayi sudah bisa minum susu pakai gelas? hmm... mungkin dia tergolong anak yang cerdas di usianya.

Tok Tok Tok

Aku mengetuk pintu beberapa kali lalu membukanya, setelah pintu terbuka aku melihat ada seorang gadis yang ku tebak seumuran denganku sedang duduk di kasur sambil memainkan ponselnya.

"Permisi, saya ingin mengantarkan susu untuk Non Calista"

"Ya taruh di meja saja" ucapnya tanpa menatapku.

"Umm... kalau boleh tau Non Calista nya dimana ya?" ucapku, pasalnya aku tidak melihat ada tanda-tanda baby di kamar ini.

"Ada di depanmu"

"Hah?"

Dia menghentikan kegiatan di ponselnya lalu menoleh ke arahku "Kamu baby sitter baru?" tanyanya.

"Ah iya, baru masuk hari ini"

Dia berdiri mendekat ke arahku menutup pintu di belakangku lalu matanya menatapku dari atas sampai bawah, "Good job Mommy, dia memang selalu tau tipeku", ucapnya sambil tersenyum, aku menatapnya bingung.

"Aku Calista" ucapnya yang membuat aku terkejut.

"J-jadi bukan seorang baby?"

"Yaa seperti yang kamu lihat"

"Uh...um... kalau begitu susunya tolong diminum dulu ya"

"Buka bajumu" ucapnya tiba-tiba, kenapa dia selalu membuatku terkejut di setiap kata yang diucapkannya.

"U-untuk apa?"

"Kamu bilang aku harus minum susu kan?"

"Iya... itu aku sudah membawakan susu untuk Non Calista" ucapku sambil menunjuk susu yang tadi ku letakkan di atas meja.

"Aku tidak mau susu itu"

"Lalu Non Calista ingin susu apa? aku akan menggantinya"

"Aku sudah bilang, buka bajumu"

"T-tapi..."

"Jangan banyak tapi tapi, kalau kamu tidak mau melakukannya aku akan adukan pada Mommy"

"J-jangan, aku tidak mau di pecat, aku sangat membutuhkan pekerjaan ini"

"Kalau begitu cepat lakukan apa yang kukatakan", aku menatapnya yang sedang menatapku, aku gugup, apa aku harus menurutinya?

"Cepat!"

"I-iya..." aku mulai membuka kancing bagian atas dari kemeja yang kupakai dengan ragu, Calista masih berdiri disana menatapku.

Tidak butuh waktu lama semua kancing sudah berhasil terbuka, lalu Calista menarik kemejaku hingga terlepas, menyeret tanganku dan membawaku menuju kasurnya, dia duduk disana sedangkan aku berdiri di sampingnya.

"Duduk" ucapnya, aku pun langsung menurutinya karena aku tidak punya pilihan lain, aku tidak ingin di pecat di hari pertamaku.

Dia mendekat ke arahku yang duduk di pinggir kasurnya, semakin lama jarak antara kami semakin menipis, aku bingung harus berbuat apa, melawannya atau diam saja.

Tangannya menjalar ke tubuh belakangku lebih tepatnya ke arah punggung, menyentuh kaitan bra ku dan membukanya dengan satu kali gerakan.

Aku reflek menutup dadaku dengan menyilangkan kedua tanganku di depannya, Calista menatapku tajam dan menarik tanganku, lalu dia menarik braku sampai terlepas dari tubuhku dan kini payudaraku terlihat dengan jelas di hadapannya, dia menatap payudaraku sambil tersenyum.

Tangannya menyentuh puting payudaraku sedikit mengelusnya,

"Nghh... N-non Calistaa", dia menatapku sekilas lalu wajahnya turun ke arah payudaraku, dia menjulurkan lidahnya menyentuh putingku, setelah itu memasukkan putingku ke dalam mulutnya,

"Hnghhh..."

Dia menghisap payudaraku
dengan sedikit tidak sabar, mengigit kecil putingku,

"Sshhh..." aku merasakan perih di payudaraku. Calista tidak membiarkan payudaraku yang satunya lagi menganggur begitu saja, tangannya meremas lalu memelintir putingku.

"Ahhhh.... c-cukup"

Dia terus melakukan semua itu tanpa menghiraukan ucapanku, mulutnya bergantian menghisap kedua payudaraku, seakan ada sesuatu yang keluar dari sana.

Tok Tok Tok

"Non Calista... apakah susunya sudah di minum?" ucap Bu Sri dari balik pintu, aku yang terkejut mendengarnya pun reflek bangun dari dudukku, lalu kembali memakai bajuku.

"Rania... bagaimana?" ucap Bu Sri setelah melihatku membuka pintu kamar.

"S-sudah Bu" ucapku dengan sedikit terbata.

"Ok kalau sudah bawa gelasnya kembali ke bawah, biarkan Non Calista beristirahat"

"I-iya Bu", aku kembali masuk kamar lalu mengambil gelas yang ternyata sudah kosong, kapan dia meminumnya? bukannya tadi dia bilang tidak mau?

Sebelum aku pergi dari kamar, Calista menahan tanganku, "Aku belum selesai denganmu" ucapnya sambil menatapku lalu melepas tanganku dan kembali ke aktivitas awal yaitu bermain dengan ponselnya.

Aku segera keluar dari kamar dan menutup pintunya lalu berjalan turun ke arah dapur,  aku memilih tidak menjawab apapun karena jujur aku tidak tahu harus menjawab apa dan aku sangat bingung dengan situasi ini.




END~

Comment and vote for the next story. Thank you! ◠⁠‿⁠◕

Oneshot GXG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang