Auntie [2]

35.9K 265 9
                                    

"Mpphhh..." aku mendorong bahu Tante Bella saat dirasa pasokan oksigen di paru-paru sudah mulai menipis.

Ia melepas ciumannya dan menatapku dengan tatapan teduhnya, jarinya mengelus bibir bawahku yang basah akibat ciuman tadi.

"Bagaimana?" bagaimana? apanya?.

"Apa kamu menyukainya?" ya aku menyukainya! ingin sekali aku menjawab seperti itu, tapi hal itu sangat memalukan dan akhirnya aku hanya memilih diam.

"Far..."

"I-iya, Tan"

"Bagaimana? kamu tidak menyukainya?"

"A-aku menyukainya" jawabku seraya mengalihkan pandangan.

Tante Bella menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum "Benarkah?" aku menganggukan kepala untuk menjawabnya.

Tante Bella mengarahkan wajahku untuk kembali menatapnya "Kalau begitu ingin mencobanya lagi? tapi kali ini sedikit berbeda"

"Berbeda?" Tante Bella mengambil bantal sofa lalu meletakkannya di belakang punggungku dan menuntun tubuhku untuk bersandar disana.

Kini posisiku setengah terbaring dengan bantal sofa yang menopang punggungku dan Tante Bella yang berada di depanku dengan mencondongkan tubuhnya ke arahku hingga jarak kita sangat dekat.

Tangannya membelai wajahku, mulai dari mata, hidung, bibir lalu turun ke leher, semakin turun hingga ke dadaku dan tangannya berhenti saat sampai di perutku, aku merinding dan darahku berdesir ketika ia melakukan itu.

Lalu tangannya kembali naik menyentuh rahangku dan wajahnya mendekat ke arahku, ia kembali menciumku seperti tadi.

"Mmhhh..." ciumannya turun ke rahangku dan semakin turun hingga ke leherku.

Entah kenapa aku malah mendongakkan kepala saat Tante Bella bermain disana, ia mencium, menjilat bahkan menghisap leherku.

Tangannya pun tidak tinggal diam, ia meremas pelan payudaraku dari balik pakaian. Remasannya berpindah-pindah dari kanan ke kiri dan sebaliknya.

Setelah puas meremas payudaraku, ia mulai mengangkat baju yang kupakai ke atas hingga bra ku bisa terlihat dengan jelas olehnya, tangannya menjalar ke belakang punggungku untuk membuka kaitan braku, tidak butuh waktu lama kini kaitan braku sudah terlepas.

Ia menarik braku ke atas agar bisa melihat payudaraku dengan jelas, aku menutupinya saat Tante Bella memandangnya dengan cukup intens.

"Ja-jangan dilihat seperti itu, aku malu"

"Tidak perlu malu, Far. Lagipula Tante sudah pernah melihat tubuhmu saat kamu masih kecil"

"Tapi sekarang aku sudah besar, Tan. Semuanya sudah berbeda"

Tante Bella tertawa kecil saat mendengar itu "Ya kamu benar. Semuanya sudah berbeda, contohnya ini" ucapnya seraya memegang payudaraku.

"Ahhh..." ia meremas pelan payudaraku lalu memutar jarinya mengitari putingku.

Perlahan jarinya turun menuju perut, saat sudah sampai di bagian yang tertutup celana ia berhenti dan terdiam cukup lama.

"Tan, are you okay?"

"Um.. ya i'm okay, tapi Tante rasa kita tidak bisa melanjutkan hal ini lebih jauh lagi" aku menatapnya bingung.

"Kalau kita tetap melanjutkan hal ini, Tante yakin akan merusak kamu dan Tante tidak ingin hal itu terjadi, tidak mungkin Tante merusak keponakan Tante sendiri"

"Apa maksudnya dengan merusak? Tante sudah melakukan semua hal ini padaku dan sekarang Tante berbicara seperti itu?" ucapku kesal. Aku tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan olehnya, dia berkata tidak ingin merusakku saat dia telah melakukan semua hal ini padaku? kalau begitu kenapa tidak berhenti dari awal saja.

"Maaf Tante terbawa suasana dan Tante juga sudah berjanji kepada Mamamu untuk menjagamu" aku mendorong Tante Bella dari atasku lalu aku membenarkan pakaianku yang berantakan, setelah itu aku berlari menuju kamar meninggalkan Tante Bella sendirian di ruang tamu.

Aku menyadari kalau saat ini aku tidak bisa menyalahkan Tante Bella sepenuhnya atas apa yang telah terjadi, aku juga salah dalam hal ini, seharusnya dari awal aku menolak semua yang dilakukan olehnya bukan malah menikmatinya.




END~

Comment and vote for the next story. Thank you! ◠⁠‿⁠◕

Oneshot GXG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang