BAB 1

60 10 2
                                    

Kalau Sudah Sesakit Ini, Apa Aku Masih Memiliki Alasan Untuk Bertahan?

Apakah masih ada cinta yang tersisa di sini, di kota Bandung ini? kota hujan, kota penuh cinta dan kasih sayang. Kota yang menjadi impian buat mendapatkan pujaan hati. 

Saat itu, hujan mengguyur dengan sangat deras. Tak ada satu orang pun yang lewat di tepi jalan saat ini. Tapi, semua terlihat sangat indah, ternyata kota ini sangat cantik saat hujan, menatap jauh ke depan sana. Lampu hias yang menghiasi sepanjang jalan, terlihat indah dengan warna yang berbeda. 

Bunga-bunga kecil yang tumbuh di taman, tampak sedang menikmati hujan saat ini. Kicauan burung yang terbang dan berusaha berlindung dari derasnya hujan saat ini, tawa riang gadis kecil yang menyambut hujan dengan bahagia. 

Tak kusangka, kota ini sangat indah. Kota Bandung, kota yang akan menjadi tempat tinggalku saat ini. Kota yang akan membuatku bahagia setiap saat. 

"Pagi Sya," sapa teman satu kosku dengan wajah bantalnya. 

"Pagi," balasku sambil menuju ke kamar mandi. 

Ini adalah hari pertamaku untuk bekerja, ya. Aku hanya bekerja sebagai barista di salah satu kafe terkenal di kota ini. Karena aku sendiri juga menyukai pekerjaanku di sini. 

Tak ada yang membosankan di sini, aku benar-benar menikmati kehidupan baruku saat ini. Aku memiliki teman dan bos yang baik, aku rasa itu sudah lebih dari cukup. 

Namun, semua mulai berubah saat dia datang menemuiku. Sejauh ini aku sudah melupakannya dan berusaha untuk menghapusnya dari kehidupanku. Tapi, kenapa dia malah datang di saat aku sudah mengikhlaskannya? 

Malam itu, saat giliranku tiba. Dia datang ke kafe tempat di mana aku bekerja, dia datang dengan seorang wanita dan terlihat sangat mesra. Tanpa aku sadari, ternyata rasa sakit itu kembali menikamku dengan sangat kejam. Dan berhasil meloloskan butiran bening dari kedua pelupuk mataku. 

Ah, aku menangis lagi karena hal ini. Tapi kenapa dia malah datang ke sini? Tampaknya usahaku untuk pergi jauh akan sia-sia. 

"Sya, kamu nangis? kamu ada masalah ya? kalau ada, mending kamu cerita aja Sya biar enakan," tanya rekan kerjaku yang cukup baik, sambil menepuk pelan bahuku. 

Namun, aku hanya menggeleng dan kembali melanjutkan pekerjaanku, tampaknya, lebih baik aku menyibukkan diriku agar rasa sakit ini tidak begitu menyakitkan lagi. 

Akhirnya jam kerja kita selesai, kita semua di izinkan pulang dan kembali lagi besok. Menyenangkan, hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Hari pertama bekerja dan hari pertama bertemu lagi dengannya. 

Namun, siapa wanita itu? Kenapa dia terlihat sangat akrab dengannya? Apa semudah itu dia menggantikan diriku dengan wanita lain? Tapi, biarlah aku harap dia tidak akan menjadi masalah buatku. 

Kota ini memang menakjubkan, lihatlah. Bahkan saat malam pun kota ini menyuguhkan keindahannya dengan sangat baik. Benar-benar menakjubkan, sepertinya tidak akan menjadi masalah jika aku menikmati pemandangan kota Bandung ini sebentar saja. 

Tiba-tiba… 

"Sudah malam, kenapa lo masih belum pulang?" tanya seseorang yang ada di belakangku saat ini. 

Sepertinya, suara ini, sangat tidak asing bagiku. Aku menoleh ke belakang dan benar saja, pemilik suara ini adalah dia. 

Mengingat kejadian tadi, bukankah sebaiknya aku pergi meninggalkannya saja. Aku benar-benar malas menghadapinya saat ini, sebaiknya aku pulang dan langsung istirahat. 

"Kenapa malah pergi? bukannya lo mau menikmati pemandangan kota ini," tukas pria itu sambil menahanku, untuk tidak pergi dari tempat itu. 

"Aku sudah selesai," balasku tak acuh dan melangkah pergi meninggalkannya begitu saja. 

"Kalau begitu, temani aku, ya? " pintanya padaku, tanpa memikirkan perasaanku beberapa jam yang lalu. 

"Lakukan saja sendiri. Aku lelah, aku ingin istirahat dan aku harus bekerja besok," terangku yang jelas menolak ajakannya itu. 

Tampaknya dia sedikit kecewa, tapi apa peduliku. Bukankah dia yang mengakhiri segalanya, dan bukankah dia juga yang memintaku untuk pergi darinya. 

Andai saat itu dia tahu, seperti apa rasa sakit yang aku rasakan. Sehingga rasa itu membuatku menjadi bisu dan buta akan hal apapun. Sudahlah, sepertinya aku akan kembali tersakiti jika aku membahasnya lagi. 

"Lama nggak ketemu, dan setelah kita ketemu, lo mau pergi gitu aja?" jelas pria itu yang seketika membuat langkahku terhenti. 

"Aku pergi itu atas permintaanmu, jadi tolong pergilah," sambungku dan kembali melangkahkan kakiku untuk segera pergi dari sana. 

Aku tidak tahu lagi harus bagaimana, kenapa dia harus datang ke sini. Dan dari mana dia tahu kalau aku ada di kota ini, apa tidak cukup hanya menyakiti hatiku saja. Apa dia masih ingin menambah luka baru lagi untukku. 

"Sya, gue nggak akan pergi ninggalin lo lagi. Lo harus percaya itu," ucapnya setengah berteriak. 

Terserahlah, aku hanya ingin istirahat malam ini. Lagian, semua berjalan begitu saja, tanpa adanya hal yang aku tau dan malah terjadi di luar pikiranku sendiri. 

Sepertinya, keputusanku untuk menetap di kota ini adalah kesalahan besar. Sebaiknya aku ikut sama papa saja ke London saat itu. 

@Penerbit_Aksara_Dama

Cinta (Lost) di Kota Bandung (SELESAI)    Event Novel       Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang