BAB 10

7 5 0
                                    

Luka yang sengaja
di sembunyikan

Sejauh ini, aku tidak pernah lagi memikirkannya. Bahkan, aku juga tidak pernah lagi mendapatkan kabar dari mereka. Sudah hampir satu bulan lamanya jika aku tidak salah.

Semua berjalan normal, kali ini aku tidak pernah mendapatkan teguran lagi dari kak Eri. Dan, yang membuat aku lebih bersemangat lagi adalah. Sekarang aku kembali satu tim dengan Seli, Evan dan kak Adit.

Aku bisa kembali menjalani aktivitasku seperti biasanya, dan kembali menikmati kota Bandung ini. Jika kalian tahu, tanpa sengaja hubunganku dengan kak Eri semakin dekat. Walaupun dia masih tetap saja secuek itu.

Beberapa hari terakhir, kak Eri mengatakan kalau dia menyukaiku. Jujur, aku juga tertarik dengannya. Jadi, aku menerima pernyataannya itu. Ya, bisa di bilang aku dan kak Eri sekarang tengah berpacaran.

"Sya, aku bawain kamu makanan tu," tutur kak Eri dan kembali bekerja. Dia menaruh makanan yang dia berikan itu di dekat tasku.

Aku hanya tersenyum melihat cara dia memperlakukanku, dia sama sekali tidak ada manis-manisnya. Bahkan, setelah kami berpacaran.

Setelah aku selesai dengan pekerjaanku hari ini, aku dan Seli bergegas menuju ke suatu tempat. Kami ingin sekali menghabiskan malam ini, dengan menikmati beberapa acara yang sedang di adakan di tengah kota malam ini.

"Sya, kamu sekarang udah ceria lagi. Seperti Nesya yang aku kenal, kalau kamu seperti ini, 'kan aku bahagia liatnya," tutur Seli dengan raut wajah yang sangat bahagia.

"Tapi Sya, kamu sama Nico pernah ada hubungan ya?" tanya Seli yang seketika membuatku terdiam beberapa saat.

Aku masih terdiam, tanpa tahu aku harus memulai dari mana. Aku sendiri juga bingung apa aku harus menjawab pertanyaannya itu.

"Enggak papa kali Sya, kita semua juga tahu kalau kamu pernah ada hubungan sama kak Nico," jelas Seli sambil menenangkanku.

"Tahu? kalian tahu dari mana?" tanyaku penasaran, dan terus menatapnya.

"Kak Nico sama Angel yang cerita waktu itu,"jelas Seli, yang kenapa aku tidak tahu sama sekali kapan mereka menceritakan hal macam itu.

Lagian buat apa mereka mengatakan hubungan kami, yang sudah lama berakhir itu. Angel? Kenapa dia juga ikut-ikutan mengatakn hubunganku dengan pria. Yang kini sudah menjadi suaminya itu.

"Berarti kak Eri?" tanyaku pada Seli yang langsung di mengerti olehnya.

"Tenang, kak Eri juga udah tahu kok. Cuma, kamu tahu sendiri 'kan? Gimana kak Eri." tutunya yang sambil menikmati acara malam ini.

Benar, kak Eri bukan orang yang mudah percaya dan juga memikirkan hal yang berlebih. Apa lagi jika itu merupakan masa lalu seseorang, aku harapa kak Eri juga masih seperti itu. Setelah dia tahu hubunganku dulu dengan kak Nico.

Hari semakin malam, kami memilih untuk mengakhiri malam ini dengan meninggalkan acara yang masih berlanjut di tengah kota. Aku dan Seli langsung pulang ke rumah masing-masing.

Saat kami berpisah di sebuah jalan yang memasuki gang kecil, aku melambaikan tangan pada Seli dan terus melangkah ke kostsan ku. Sekitar lima belas menit jarak kostsan ku dengan rumah Seli.

Tak beberapa lama setelah itu, aku pun sampai ke kostsan. Di sana aku meliha seorang laki-laki, yang tak lain adalah kak Eri. Aku berlari kecil ke arahnya dengan sedikit senyuman yang aku tunjukan padanya.

"Kakak, ngapain ke sini?" tanyaku, saat aku tepat berada di hadapannya sekarang.

Tak ada jawaban, dia hanya diam seribu bahasa. Dengan wajah datarnya itu, aku semakin bingung, apa aku melakukan kesalahan padanya? Hingga dia terlihat marah seperti ini.

"Kak, Kakak marah sama aku?" tanyaku lagi, yang kali ini aku berusaha menatapap ke dua matanya itu.

"Sya, antara aku dengan Nico. Siapa yang akan kamu pilih?" tanyanya seketika yang membuatku, bingung. Kenapa dia bisa bertanya hal seperti itu.

Bukannya dia sendiri sudah tahu, kalau kak Nico sudah menikah. Dan aku, aku tidak mungkin menjalin hubungan  dengan orang yang sudah beristri. Yang benar saja, ada perasaan kesal dari pertanyaannya itu. Menurutku itu pertanyaan yang konyol.

"Nesya, aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan. Tapi, kamu hanya perlu mendengarkanku. Setelah itu kamu bisa memutuskannya sendiri," jelas pria cuek, yang kini telah menjadi pacarku itu.

"Sya, saat ini Nico sakit keras. Dan hidupnya hanya tinggal hitungan hari lagi," sambung Eri, sambil menatap kekasihnya itu, Nesya.

Sontak, seluruh tubuhku terasa lemah dan bergetar hebat. Apa yang terjdi padaku? Kenapa aku malah merasakan hal ini, bukankah di sana sudah ada Angel.

"Dan, hubungan Angel dengan Nico itu hanyalah sebuah rekayasa. Mereka tidak pernah menikah sekalipun. Pernikahan yang kita hadiri itu, adalah pernikahan Angel dengan tunangannya. Yang kebetulan juga memiliki nama yang sama dengan Nico, liburan mereka ke Amerika yang kita tahu itu hanyalah kebohongan. Karena sebenarnya, Nico sedang menajalani pengobatan di sana, " jelas Kak Eri padaku, yang kini berhasil membuatku meneteskan air mata lagi.

Jadi semua itu hanyalah rekayasa, lalu bagaimana dengan sikapnya padaku? Apa itu juga di sengaja, agar aku memilih pergi darinya. Kenapa dia melakukan ini kepadaku? Kenapa harus aku?

Setelah mendengar semua penjelasan dari kak Eri, aku hanya diam seribu bahasa. Dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti. "Maaf Sya, aku juga baru tahu semuanya. Saat kamu pergi dengan Seli tadi, sekarang semua keputusan ada di tangan kamu. Satu lagi, Angel berharap kamu bisa ke sana untuk menemani Nico, karena dia tidak bisa terus-tetusan merawat Nico. Sementara Angel sudah memiliki seorang suami," jelas Kak Eri padaku, dan pergi meninggalkan ku tanpa menatapku sedikitpun.

Aku bingung, kenapa di saat seperti ini aku selalu mendapatkan hal yang tak terduga. Sekarang, aku harus bagaimana? Pernikahan kak Nico adalah kebohongan. Dan di sana dia juga sedang membutuhkanku untuk terakhir kalinya.

Sementara kak Eri, dia sekarang adalah pacarku. Apa yang harus aku lakukan? Kenapa semuanya terasa rumit. Aku benar-benar hancur sekarang, ternyata semua sikap kasarnya itu hanyalah kebohongan. Dan bahkan pernikahan itu, itu juga kebohongan.

Kenapa kamu membohongiku sejauh ini? Apa salah jika aku juga tahu tentang penyakitmu? Sekarang, aku harus apa?

Malam ini, aku hanya bisa menagis dengan semua kebohongan yang baru aku ketahui. Orang yang paling aku cintai, dan paling aku sayangi. Kini, tengah berjuang hidup seorang diri di sana. Sementara itu, aku juga punya kak Eri yang harus aku jaga hatinya.

Tidak, besok aku harus menyusul kak Nico ke sana. Aku harus menemaninya, aku belum siap jika dia harus meninggalkanku selamanya.









Cinta (Lost) di Kota Bandung (SELESAI)    Event Novel       Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang