SBU| Tiga

49 42 3
                                    

Happy Reading!

♡♡♡

Pagi ini Amara sudah berada di sebuah sekolah yang akan menjadi tempat ia mengubah hidupnya. Ia masuk ke sini bukan secara mendadak melainkan sudah termasuk dalam rencana yang ia susun sebelum pindah. Tak ada salahnya mengatur banyak rencana dalam hidup, kan?

Kursi taman yang ia duduki terasa sangat nyaman hingga enggan untuk beranjak. Setelah diingat kembali ini adalah kunjungan pertamanya ke taman sekolah setelah sekian lama.

Tentu saja karna ia sibuk. Perpustakaan menjadi prioritasnya selama bersekolah. Jangankan bersantai di taman, menikmati jam istirahat saja ia jarang.

Samar-samar terdengar suara nyaring yang berasal dari lobi. Bel tanda jam pertama pembelajaran dimulai. Amara menghela napas. Meskipun ingin sekali pulang tapi ia harus menuntaskan urusannya di sini.

Berdiri dari duduknya ia segera melangkah meninggalkan taman. Berjalan berbaur dengan beberapa orang di lorong. Ia mengacuhkan orang-orang yang menatapnya dengan heran, mungkin karna ia tak memakai seragam.

"Tamara!"

Amara menengok ke belakang, mendapati seorang wanita berlari kecil menghampirinya.

Amara merunduk sekilas.

"Saya wali kelas kamu. Tadi saya belum sempat nyapa karna banyak yang diurus sebelum masuk kelas. Padahal harusnya saya jemput kamu di ruang kepsek." Raut wajahnya tampak bersalah.

Amara menggeleng dengan senyum kecil. " Nggak masalah Bu, saya niatnya masuk sendiri tapi bel belum bunyi, jadi saya ke tempat lain dulu."

Wanita itu menghela napas lega. "Syukurlah, saya takut kamu merasa canggung."

Setelah itu keduanya berjalan menuju kelas, tempat dimana Amara akan memulai kehidupan sekolah barunya.

***

Lagu Bae Bae milik Bigbang mengalun samar-samar di kelas yang tampak rusuh itu.

"Eh Yuna Kim, kalau speaker punya lo mah gapapa dengerin lagu Korea mulu sampe gumoh. Tapi kan masalahnya telinga kami juga ngedengerin." Protes Tomi atas tindakan egois temannya itu.

Yuna mendelik tajam ke arah Tomi berdiri. "Trus lo pikir gue nggak eneg dengerin Evaluasi mulu tiap hari?"

"Wah itu lain perkara itu," balas Tomi tampak tak terima.

Yuna semakin mengeraskan suara speaker dengan tujuan supaya Tomi semakin terbakar tapi Bu Lili malah masuk yang otomatis langsung melayangkan tatapan menegur kepada pelaku yang tak lain adalah dirinya.

"Mentang-mentang kelas kalian di ujung jadi seenaknya ngehidupin musik, mana masih pagi pula."

Yuna menyengir kikuk.

"Tobat Yuna Kim, harusnya pagi-pagi tuh dengerin ceramah," timpal Tomi.

Beberapa orang tertawa mendengar ucapan Tomi, dan ada yang hanya diam karna sudah terbiasa.

"Udah udah, diam. Ibu sudah bilang kan kalau kelas kita kedatangan murid pindahan? Nah kenalan dulu sebelum nanti ibu absen," ucap Bu Lili mempersilahkan Amara mengambil alih perhatian.

Kalau Amara boleh jujur sebenarnya ia tak menyangka reaksi yang banyak ia terima adalah kekaguman. Ia melirik wali kelasnya yang sedang melempar senyum ke arahnya.

Something Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang