SBU| Enam

48 21 8
                                    


Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡♡♡

Amara bercermin di depan kaca toilet yang sedang sepi. Ia mendesah lemah melihat mata pandanya semakin tebal akibat keseringan begadang. Pekerjaannya sebagai tutor pribadi membuatnya harus rela terjaga semalaman untuk mengurus masalah promosi.

Rencana pertama yang akan ia lakukan adalah mencari klien di dekat lingkungan kost, tidak perlu jauh-jauh karna ia harus menghemat biaya transportasi.

Selain itu, ia juga harus memahami banyak materi yang akan diajarkan nanti. Bagaimanapun ia hanya manusia biasa yang bisa lupa meski sudah terbilang pro dalam berbagai bidang pelajaran.

Tiba-tiba terdengar suara pintu berderit. Kondisi kmaar mandi yang sepi membuat suara itu terdengar nyaring. Amara yang sedang mencuci tangan melirik ke cermin untuk melihat siapa yang muncul, tapi orang tersebut tak kunjung keluar. Akhirnya Amara abaikan dan kembali melihat pantulan dirinya.

"Ahh sial!"

Umpatan tersebut membuat Amara yang hendak pergi mengurungkan niatnya, mengamati cewek yang sedang mengusap bagian belakang roknya dengan telapak tangan. Noda keorenan tersebut membuatnya tampak kesal tapi juga cemas dalam waktu bersamaan.

Amara sebenarnya orang yang tak begitu peduli dengan masalah orang lain, tapi hati nuraninya berkata untuk membantu atas nama sesama perempuan.

"Nih!"

Entah sejak kapan Amara melepaskan seragamnya hingga hanya menyisakan dalaman kaos. Ia menyodorkannya ke hadapan Liya, cewek yang tak sengaja ia ketahui namanya dari name-tag yang ada di seragamnya.

"Kenapa lo ngasih ini ke gue?" tanya Liya kebingungan.

"Tutup buruan, ntar keburu orang lain liat trus lo diomongin," titah Amara tanpa memerdulikan pertanyaan cewek tersebut.

Liya melirik Amara sebentar lalu menatap seragam putih lengan panjang itu dengan ragu. Melihat Amara yang hanya memakai kaos hitam membuatnya bingung antara mengambil atau menolaknya.

"Nggak usah, gue nggak masalah kok. Tinggal diputarin." Akhirnya Liya memutuskan untuk menolak.

Amara menurunkan tangannya. "Orang-orang yang liat pasti nanya apa yang ada di rok lo. Meskipun mereka udah tau pasti mereka nggak bakal diam aja. Nanti ujung-ujungnya semua orang tau kalau lo ... bocor."

Liya menggigit bibir. "Tapi lo ... nggak mungkin kan pake 'itu' doang?"

Amara melihat penampilannya lewat kaca. "Serius, gue nggak masalah," kukuhnya.

Something Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang