Happy Reading!
♡♡♡
Cuaca yang cerah untuk memulai pagi yang indah. Melihat awan biru yang pekat dan tampak cantik semakin menguatkan semangat para pelajar untuk berangkat ke sekolah. Tak terkecuali Amara yang sudah mulai berbaur dengan lingkungan barunya.
Sudah seminggu berlalu sejak ia tinggal di sini. Kehidupan sekolahnya sampai saat ini juga masih aman. Entah itu hal yang perlu disyukuri atau tidak karna ia sudah terbiasa menjalani hari penuh masalah.
Amara memilih belum berangkat karna Dina masih mandi. Entah harus berapa lama cewek itu berendam. Tapi karna itu ia jadi bisa lebih santai dan menikmati paginya.
"Lo belum berangkat?"
Dina muncul dengan tampilan ngampusnya. Amara cukup takjub melihatnya karna sangat berbeda ketika saat cewek itu memakai kaos oblong ataupun daster.
Amara berdehem. "Gue mau nebeng sampe halte. Ternyata lo mandi lama banget," sindir Amara.
"Lo nggak ngomong, sih. Tau gitu gue mandi lima menit."
Amara tak menanggapi omong kosong itu.
Dina langsung menghidupkan motornya dan berangkat meninggalkan kost yang sudah terkunci rapat.
Di kelas, kondisi sudah cukup ramai. Meski terbilang masih pagi tapi sudah banyak aktifitas bermanfaat untuk diri sendiri yang mereka lakukan. Seperti menggosip, menonton lewat ponsel, bermain bola voli di belakang. Dan kegiatan paling normal hanyalah piket.
"Lo kalau nggak bantuin megangin sodok gue lempar lo pake ini sapu!"
Ami menodong musuh bebuyutannya yaitu Tomi dengan sapu yang sudah lepas bajunya.
"Yaelah galak amat. Sabar napa!"
Beberapa menit lagi bel akan berbunyi. Maka mereka memanfaatkan detik-detik terakhir tersebut dengan kerusuhan yang tak ada abisnya.
"Ceilah Tomi ganti hair-style!"
Beberapa orang termasuk Ami yang memasang tampang ogah-ogahan serentak melihat Tomi yang sedang bercermin dekat pintu.
"Keren nggak?"
"Keren, keren." Satria mengacungi dua jempolnya dengan senyum lebar hingga muncul lesung pipit kecil dipipinya.
Melihat Ami yang tak minat Tomi pun mendekat. Ia nangkring di atas meja Ami yang membuat cewek penyuka oppa-oppa korea itu bergidik ngeri.
"Dek Ami, coba rating dari 1-10."
Ami berlagak ingin muntah. "Nol."
Sontak Satria tergelak mendengar jawaban yang sudah terduga itu. Tomi yang memang tak berharap hanya mengedikan bahu dengan santai. Nol bagi Ami adalah seratus baginya karna cewek itu yang menilai.
"Coba lo sandingin sama Jaehyun Mi, pasti gantengan Tomi," celetuk Yuna yang baru saja dari luar dan melihat kedua temanya itu sedang mengganggu Ami.
"Iiiiii beda jauh kalii!" Ami bergidik ngeri, tak sanggup membayangkan jika Tomi harus disandingkan dengan oppanya yang tampan.
Ami memukul-mukul Tomi agar segera beranjak dari mejanya.
"Lo ganti ga ganti hairstyle tetap aja tampang lo kayak buronan."
Tomi mengelus punggungnya yang panas karna ditepuk sekeras mungkin. "Sumpah pedes amat mulut netizen satu ini."
"Eh Mi, lo belum liat aja rambut mangkuknya Abi. Wuih, keren abis!" Satria tertawa nista.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Between Us
Teen FictionAmara terpaksa harus menyelesaikan semua kesalahpahaman di masa lalu setelah lima tahun menghilang. Lalu, apa yang akan terjadi? Akankah ia bisa mengubah pandangan terhadap masa depan jika kesalahpahaman itu terselesaikan?