🤍🤍Happy Reading🤍🤍
Entah sudah berapa kali Charissa menguap, kalau boleh jujur ia ingin sekali menyelami alam mimpinya yang indah itu.
Namun apalah daya gadis itu harus menahan rasa kantuknya karena saat ini ia harus terjebak selama tiga setengah jam bersama mata pelajaran Matematika. Charissa rasanya ingin muntah detik ini juga dari pagi tadi sampai detik ini ia
disuguhkan dengan berbagai macam rumus.Dan yang paling mengesalkan saat ini adalah Salsa teman sebangkunya sudah tenggelam dalam indahnya alam mimpi. Bagaimana bisa gadis itu asik terlelap sedangkan dirinya harus menahan rasa kantuk ini?!
"Ini bel istirahat kenapa mendadak jadi lama banget sih?!" ujar Charissa dalam hati.
Mata Charissa melihat sekeliling, ia melihat beberapa teman-temannya tertidur seperti teman sebangkunya ini. Termasuk laki-laki yang duduk di belakangnya ini dengan hoodie yang menjadi bantalnnya, hati Charissa entah mengapa menjadi hangat melihat pemandangan yang ada di depannya saat ini.
Bibir Charissa melengkung membentuk senyuman. "Tuhan indah sekali ciptaanmu ini."
Jika bisa memilih, Charissa lebih baik melihat wajah laki-laki ini dari pada dirinya melihat rumus-rumus itu.
Badan Charissa langsung berbalik ketika melihat pergerakan dari laki-laki ini, jantungnya kini sedang berdegum kencang jangan lupakan wajahnya memerah bak kepiting rebus.
"Engh.."
Laki-laki itu menggeliat serta menguap kecil dan akhirnya perlahan matanya terbuka jangan lupakan guratan tipis yang tercetak jelas di wajahnya.
Lucu, satu kata itu yang terlintas dipikiran Charissa saat melihat Jefran tengah tertidur seperti tadi, rasanya ia ingin sekali menoleh ke belakang dan melihat laki-laki itu.
"Balik jangan? balik aja kali ya.. eh tapi ntar kalo gue ngebalik tuh orang udah bangun bisa mati gue," ujar Charissa dalam hati sembari mengacak-acak rambutnya.
Jefran mengernyitkan dahinya melihat tingkah gadis yang duduk di depannya. Ada apa dengan gadis ini?
Tak ingin dibuat penasaran olehnya Jefran sedikit mendorong kursi Charissa dan tak lama gadis itu menoleh ke belakang.
"Kenapa ngacak-ngacak rambut gitu? mau cosplay jadi singa lo, Cil," ledek Jefran.
"Sembarangan!" kata Charissa sembari memukul pelan tangan Jefran menggunakan sebuah buku tulis yang sedang ia pegang.
Jefran terkekeh. "Coba ambil kaca lo, terus liat rambut lo kaya gimana sekarang."
Tanpa pikir panjang Charissa langsung meraih kaca miliknya. Matanya melotot ketika melihat kondisi rambutnya saat ini, pantas saja Jefran berkata seperti itu.
"Cil, kalo lo pusing dengerin Pak Yadi jelasin mending tidur aja, bentar lagi juga jam dia selesai."
"Tangung, yang ada kalo Chacha tidur sekarang kepalanya nanti jadi pusing."
"Yaudah, biar nggak ngantuk lo makan ini aja." ujar Jefran sembari memberikan sebuah permen karet kepada Charissa.
"Gomawo, tau aja Chacha butuh yang manis-manis kaya gini."
"Liatin muka gue aja, gue kan manis permen yang lo punya aja manisan muka gue."
Ini Charissa tidak salah dengar bukan, sejak kapan seorang Jefran Rey Arshaka naris seperti ini?
"Pede gila masnya," cibir Charissa.
"Suka-suka gue lah, secara gue kan ganteng terus manis juga paket komplit banget kan gue, Cil."

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen FictionPertemanan antara laki-laki dan perempuan tanpa melibatkan perasaan sepertinya mustahil. Mungkin salah satu dari mereka kalah akan pertahanannya selama ini. Jefran nama laki-laki itu. Laki-laki yang berhasil membuat seorang gadis bernama Charissa ja...