🩵🩵Happy Reading 🩵🩵
Charissa tengah asik memainkan ponsel sambil sesekali meminim sesuk kotak yang berada di hadapannya. Permen dan susu kotak adalah dua hal yang paling gadis itu sukai, terlebih susu kotak yang variasi full cream ia mampu menghabiskan hingga tiga kotak sekaligus atau bahkan lebih.
"Gempi!"
Sesaat gadis itu menghentikan aktivitasnya saat mendengar namanya dipanggil oleh seseorang. Saat Charissa menoleh matanya melihat dua temannya dari masa SMP, yaitu Livia Deviana dan juga Aqilah Asya.
"Lo udah dari tadi disini, Gem?" tanya Asya sembari duduk di samping Charissa.
Charissa mengangguk pelan. "Maybe ... udah setengah jam lebih gue disini."
"Dari SMP sampe sekarang tetep aja sama lo, selalu dateng pagi-pagi banget," ujar Asya.
"Kalo ngga gitu bukan Gempi namanya, Sya." kata Livia sembari menyodorkan dua buah permen kepada Charissa.
Melihat benda yang disodorkan oleh Livia membuat mata gadis itu terbuka lebar.
"Makasih, Liv." balas Charissa dengan riang.
"Masuk yuk," -Livia memasukkan dompetnya ke dalam tas- "gue belum piket kelas njir!"
"Eh, bentar-bentar.. gue mau beli es batu dulu." ujar Charissa sembari menarik pelan tangan Livia.
"KENAPA NGGA DARI TADI GEMPI!!" ujarnya gelas sembari mencubit kedua pipi Charissa.
Setelah Livia melepas cubitan pada pipinya, Charissa terus mengelus kedua pipinya yang terasa sakit. Gadis itu menatap Livia dengan tatapan sebal sembari mengerucutkan bibirnya.
"Sakit ihh! suka banget sih lo cubitin pipi gue terus!!"
"Iya...iya maaf, yaudah sana cepetan beli es batunya lama gue tinggal bodo!" balas Livia.
"Liv, lo mah suka banget bikin kesel tuh bocah udah tau kalo anaknya lagi ngambek bujuknya susah banget." kata Asya sembari menggendong tas ranselnya.
Livia terkekeh. "Ngga bikin Gempi kesel sehari tuh rasanya ada yang kurang, Sya. Lagi pun kalo anaknya ngambek tinggal disogok pake permen aja, mana tahan sih dia kalo dikasih permen."
"Udah yuk masuk!" kata Charissa sembari menggaet lengan Livia dan juga Asya.
Pandangan Livia terfokus kearah plastik yang dibawa oleh Charissa. "Gem, lo mau dagang apa gimana sih?!"
Pernyataan Livia itu membuat Charissa mengernyitkan dahinya.
Asya pun tidak habis pikir dengan Charissa, bagaimana bisa gadis sekecil dirinya menghabiskan jajan sekantong plastik, jangan lupakan dua susu kotak yang sedang ia pegang saat ini.
"Ributnya nanti aja oke? sekarang kita masuk dulu." ujar Asya sembari merangkul kedua temannya itu.
Saat mereka tiba di gerbang sekolah Asya memberhentikan langkahnya ketika melihat laki-laki yang membuat temannya tergila-gila dengan pesona yang ia miliki.
"Kenapa berenti sih? tadi katanya buru-buru!"
Tanpa menjawab pertanyaan dari Charissa Asya menatap Livia dengan sesekali melirik ke arah laki-laki itu, semoga saja temannya mengerti maksud dirinya.
"Gem, lo duluan aja ke kelasnya gue mau keparkiran dulu ada barang gue yang ketinggalan di motor," ujar Livia.
"Yaudah, ayo ke parkiran dulu." balas Charissa sembari menarik tangan Livia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Roman pour AdolescentsPertemanan antara laki-laki dan perempuan tanpa melibatkan perasaan sepertinya mustahil. Mungkin salah satu dari mereka kalah akan pertahanannya selama ini. Jefran nama laki-laki itu. Laki-laki yang berhasil membuat seorang gadis bernama Charissa ja...