"Khawatir namun berusaha agar tetap tenang."
💙⛄⭐
Drrttt.... Drrttt....
Tangannya meraih keatas nakas untuk mengakat panggilan telpon.
"Bangun...."
"Uh...." Ucapnya setengah sadar.
"Kamu gak laper? dari datang sekolah tadi gak ada keluar kamar loh."
"Hoh...."
"Hah heh hoh terus. Udah cepetan bangun, cuci muka, aku tunggu. Kita cari makan malam diluar."
"Iya." Winter mematikan panggilan.
Matanya berkedip berapa kali menstabilkan pencahayaan. Keadaan kamarnya gelap, sebab dari datang sekolah tadi ia langsung tidur.
"Ibu..."
"Iya sayang?"
"Kenapa Winter gak ada kesini ya?" Tanya Karina disela makan malamnya bersama sang Ibu. Jangan tanya Bapaknya kemana. Tahu sendirilah, sedang tugas jadi tidak bisa bersama mereka.
Ibu Ayu tersenyum. "Mungkin lagi sibuk." Jawabnya yang sambil memisahkan tulang ikan agar anaknya bisa makan daging ikan tersebut dengan aman.
"Coba telpon Bu, tanyain Winternya."
"Nanti ya, kita selesaikan makan malamnya dulu."
"Aku takut Winter marah."
"Loh, marah kenapa?"
"Enggak Bu, Karina cuma ngerasa aja."
"Jangan mikir yang aneh-aneh. Mungkin Nak Winter lagi banyak tugas sekolah, jadi gak sempet kesini. Nanti kalo udah gak ada tugas sekolah, Nak Winter pasti main lagi kesini."
"Iya Bu."
Mereka melanjutkan makan malam. Setidaknya ucapan dari sang ibu menenangkan pikiran buruk.
"Ryujin kita mampir beli martabak dulu ya."
"Tumben, masih laper kah?"
"Gak kok, aku mau kasih buat Kak Karina. Seharian ini aku gak ada main ke rumahnya."
"Ceilah... Gak ada main aja dikasih martabak. Perasaan selama aku jadi sahabat kamu, enggak pernah tuh dibelikan martabak."
"Yeu... Nanti tak belikan sekalian deh."
"Hahah... Gitu dong, yang spesial yaa."
"Iya."
"Telurnya tiga."
"Iyaaaa...."
"Gak usah ngegas gitu juga dong."
"Lagian udah dikasih malah ngelunjak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie [On Going]
RandomSingkat saja, cerita ini hanya menceritakan tentang rasa saling percaya diantara persahabatan dengan orang-orang yang menghabiskan banyak waktu bersama.