Singkat saja, cerita ini hanya menceritakan tentang rasa saling percaya diantara persahabatan dengan orang-orang yang menghabiskan banyak waktu bersama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💙⛄⭐
Tepat jam 7 malam Ryujin berniat mengajak Winter untuk mencari makan malam. Sebenarnya mereka bisa saja masak sendiri, tapi tidak ada salahnya bagi Ryujin lebih mengenalkan lagi Kota Solo pada Winter.
Tok... Tok...
"Winter..."
"Win..."
"Woyyyy Winter...."
Tidak ada tanggapan dari pemilik kamar. Tak menyerah, Ryujin terus mengetuk pintu sampai pemilik kamar membukakan pintu tersebut.
Ternyata Winter tertidur dengan sangat nyaman dan nyenyak. Bahkan barang-barang yang dibawanya pun belum dibereskan. Mungkin Winter masih lelah selama perjalanan tadi. Akibat ketukan keras dan berulang mengganggu tidurnya. Dia terbangun dalam suasana hati yang sedikit buruk.
"Siapa sih?" ucapnya kesal dan sangat malas untuk bangun.
Drtt... Drtt...
Ketukan pintu sudah berhenti tapi kini hpnya lah yang terus berdering.
Bro Ujin. Nama yang tertera pada layar hpnya, lalu Winter angkat.
"Kenapa?"
"Bukain pintu."
Tanpa mematikan telpon Winter berjalan untuk membukakan pintu.
Setelah pintu dibukakan lalu Ryujin mematikan telponnya.
"Baru bangun tidur ya?"
"Hm... Kenapa?"
"Kamu gak laper?"
"Lumayan laper sih, tapi males banget buat makan."
Ryujin menggelengkan kepalanya. "Makan aja males loh... Ayo cari makan diluar sekalian aku ajak buat keliling liat kota Solo."
"Boleh, tapi kita naik apa?"
"Tenang aja, aku kan ada motor jadi ga usah dipikirin. Mending sekarang kamu cuci muka terus ganti baju."
"Oke, kalo gitu kamu tunggu di dalam aja aku mau siap-siap dulu."
Winter mengajak Ryujin masuk ke kamarnya sembari menunggunya bersiap.
***
"Disini terkenal Nasi liwet nya, apalagi nasi liwet Bu Wongso Lemu. Aku udah langganan disini." jelas Ryujin seperti sedang promosi saja.