Part 3

56 13 0
                                    

"Senang bisa menjadi mata untuknya."

💙⛄⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💙⛄⭐

"Permisi..." ucap Winter lembut.

"Iya, nyari siapa ya?" sahut Karina.

Karina hendak berdiri dari duduknya tapi dengan segera Winter mendekati dan menahan.

"Gakpapa, Kakak duduk aja."

"Eh..."

"Ibu Ayu nya ada Kak?"

"Ibu sama Bapak lagi keluar. Ada apa ya?"

"Ini Kak aku ada sedikit oleh-oleh dari Bali." Winter menaruhnya disamping Karina. Tangan Karina perlahan mulai meraba. Melihat itu Winter singgap membantu.

"Ini Kak." arah Winter.

Tangan Karina merasa bingkisan ini sangat banyak. "Makasih ya." ucapnya sambil tersenyum manis.

"Sama-sama, Kak."

"Nama kamu siapa?"

"Nama aku Winter, Kak."

"Oh... Iya aku ingat. Kamu Winter tetangga kost seberang, kan?"

"Hehe... Iya Kak."

"Sampe lupa, silahkan duduk. Kamu mau minum? Biar aku bikinin."

"I..iya Kak gakpapa, santai aja. Lagian aku udah minum juga dirumah. Eh... kost maksudnya."

Dari samping, Winter bisa melihat dengan jelas lekuk wajah Karina. Tatapannya hanyut, seakan tersihir dengan kecantikan itu.

Bukan matanya yang salah tapi benar Winter mengakui jika gadis didepannya ini sangat cantik.

"Kamu asli mana?" tanya Karina yang membuat lamunan Winter terpecahkan.

"Aku lahir di Jepang Kak. Papah orang Bali kalo Mamah orang Jakarta. Jadi, aku bingung mau jawab apa kalo ditanya asli mana. Tapi, yang jelas aku orang Indonesia."

Ocehan dari Winter berhasil membuat Karina tertawa ringan. Seandainya, jika bisa melihat ekspresi Winter pasti akan lebih lucu.

"Kenapa Kak?" tanya Winter yang sedikit bingung.

"Gakpapa, denger suara kamu kayak lagi dengerin bocil ngomong."

Ekspresi Winter menjadi datar karena berkali-kali orang mengatakan dirinya terlihat seperti anak kecil.

"Win, kamu marah?" panggil Karina takut jika anak itu marah karena perkataannya.

"Nggak ada yang marah, ngapain juga aku harus marah."

Karina tersenyum lega mendengarnya.

Tidak tahu harus membicarakan apa lagi, Winter tidak punya topik untuk dibicarakan.

Camaraderie [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang