"Untuk pertama kalinya bertemu, namun pandangannya sudah berbeda."
💙⛄⭐
Perkenalkan namanya terdiri dari tiga kata, yaitu Winter Ascella Permana. Orang-orang biasa memanggilnya Winter. Anak ini lahir di Jepang saat musim dingin tiba dan juga turun salju, maka dari itu nama Winter pun diberikan oleh Orangtuanya.
Winter anak kedua dari keluarga Permana. Ayahnya seorang Pengusaha besar yang bergerak dibidang distributor makanan. Tapi sayangnya keluarga Winter kurang lengkap karena Bundanya telah meninggal disaat usianya masih 6 tahun.
Sekarang Winter baru saja sampai di kota Solo. Iya, dirinya merantau sendirian dan lebih tepatnya akan melanjutkan sekolah SMA di kota ini.
Walaupun Winter anak cewek dan posisinya sebagai bungsu di keluarga Permana. Ia berusaha hidup sendiri agar bisa lebih mandiri. Lagipula Ayah dan Abangnya tidak punya alasan untuk menolak kemauan si bungsu. Selagi Winter senang dan baik saja mereka akan meng-iyakan kemauannya.
"Sudah sampai, Mbak." ucap supir taksi bandara mengatarkannya ke kost yang sudah dipersiapkan oleh Ayahnya.
Winter mengeluarkan uang sesuai nominal tarif serta tidak lupa untuk menambahkan tip.
"Ini Pak." menyerahkan uang. "Terimakasih banyak udah nganter saya." sambil tersenyum lalu keluar dari taksi.
Barang bawaan Winter terbilang tidak terlalu banyak. Hanya membawa satu koper dan satu ransel yang digendongnya sekarang ini. Anak ini tidak mau ribet, jadi cukup membawa barang yang nantinya akan diperlukannya saja. Lagipula jika ada yang kurang dapat membelinya sendiri.
Dengan dibantu supir taksi Winter menurunkan kopernya dari bagasi.
"Sekali lagi makasih Pak." ucap Winter.
"Iya mbak, saya pamit."
Winter mengangguk dan supir taksi pun mulai pergi. Kemudian Winter menarik kopernya membawanya menuju ke teras kost.
Tok... Tok...
"Permisi..." ucapnya.
Gubrak...
Ketika menunggu ada yang membukakan pintu kost. Winter mendengar seperti ada suara sesuatu terjatuh dari rumah seberang. Bukan hanya itu, dirinya juga mendengar suara perempuan seperti kesakitan.
Karena penasaran Winter pun meninggalkan kopernya didepan pintu kost begitu saja lalu mendatangi asal suara tadi.
"Kamu gakpapa, Nak?"
Dibelakang rumah seberang kost yang didatangi, Winter menemui dua perempuan. Mereka terlihat seperti Ibu dan Anak.
"Kenapa Tante, ada yang bisa saya bantu?" tanya Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie [On Going]
RastgeleSingkat saja, cerita ini hanya menceritakan tentang rasa saling percaya diantara persahabatan dengan orang-orang yang menghabiskan banyak waktu bersama.