Setiap hewan di dunia memiliki perannya masing-masing, ada yang bermanfaat ada pula yang tidak. Hidup di dunia sebagai hewan paling hina sedunia tak semerta-merta membuatnya malu ataupun takut, sebab apapun akan dia lakukan ialah upayanya dalam menyambung hidup.
Hewan tidak berguna, hewan hina dina tak punya kehormatan, hewan pembawa penyakit, mahluk paling dibenci di muka bumi ini, dapatkah kalian tebak siapa hewan itu?
Hewan yang pekerjaannya berkeliling mencari perhatian, hingap kesana kemari memamerkan bibirnya yang seksi berharap makluk lain sudi dicium olehnya. Entah itu hewan ternak, hewan liar bahkan manusia pun menjadi pelanggan utama.
Nyatanya nyamuk sadar pekerjaannya ini pekerjaan hina, perkerjaan hewan kelas rendahan. Setiap kali ia bekerja yang ditaruhkan selalu nyawanya, karena hanya dengan melakukan hal itu pula ia bernyawa.
Sebab, ada perutnya yang harus dia isi, anak-anaknya yang harus ia cukupi, kehidupan baginya terasa singkat jika harus mengeluh. Persoalan hidup akan selalu mengarahkannya kepada 2 pilihan, menyerah atau terus berjuang.
Setiap pilihan memiliki konsekuensinya. Hal tersulit bagi nyamuk bukanlah memilih, sedari awal ia tidak memiliki pilihan untuk tidak melakukan pekerjaan hina tersebut. pekerjaan itu seperti tercipta sebagai kesempatan baginya, tidak ada kesempatan lain yang bisa ia kerjakan.
Bagai berfatamorgana, pikiran nyamuk kian berputar kemana-mana mempertanyakan tujuan hidupnya. Ia yang tergeletak lemas, sehabis bercumbu mesra dengan hewan lain yang badan serta kekuatannya jauh lebih besar darinya.
Nyamuk itu menangis memandang badannya yang remuk, perutnya yang pecah dan pengelihatannya yang kian samar. Mengingat anak-anaknya dirumah, telur-telur miliknya yang bahkan belum berkesempatan menetas. Ia sempat berkhayal kecil, apakah suatu hari ia bisa menjadi hewan suci dan berguna seperti hewan lainnya?
Sedetik kemudian, ia bersyukur. Mungkin ini kesempatan yang Tuhan berikan, agar anak-anaknya mati kelaparan atau bahkan tidak perlu terlahir saja, agar tak ada yang bekerja seperti dirinya. Tidak ada yang terlahir sebagai dirinya, lagi. Biar pekerjaan hina ini ia yang lakukan, garis keturunan ini biarlah berhenti sampai disini.
END
Seperti yang kalian tahu, aku suka fabel satire. Setelah membaca aku jadi suka gaya kepenulisanku yang sekarang, aku kira lantunan kalimat di kepalaku sudah tidak beroperasi.
Aku dedikasikan tulisan ini untuk pekerja malam di sudut kota, yang kehadirannya menggangu macam nyamuk. Walau pekerjaan itu hina, terkadang kita lupa caranya memandang dunia dari sudut paling kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fabel : Dongeng Sebelum Tidur
FantasiaFabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat berbicara seperti manusia. Maka, aku berkeinginan bercerita dongeng fabel sebelum tidur...