⁰⁵

453 78 6
                                    

“Tumben

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tumben.”

Jisung mengambil buket bunga dari tangan Jaemin dengan senyum lebar. Bunga mawar merah, besar dan banyak. Jarang-jarang kan.

"Mahal tuh.” Ucap Jaemin malah menunjukkan nota pembeliannya pada Jisung membuat Jisung hanya bisa geleng-geleng kepala. Sekalinya ia memberi bunga hasil beli malah dikasih tahu harganya.

"Gak usah ngasih kalau gak ikhlas.” Sungut Jisung.

“Ikhlas sayang.”

Dan Jaemin malah tertawa. "Kata penjual mawarnya ada 100. Tapi aku gak percaya, ayo kita hitung bareng-bareng." Ajaknya.

"Apa sih kurang kerjaan." Protes Jisung. Ia lebih memilih menciumi wangi bunga mawar di tangannya. Jaemin kalau sedang manis seperti ini itu bikin makin sayang, tapi manisnya Jaemin itu langka. Belum tentu sebulan sekali ia melakukannya.

“Ke sini mau apa?” Sampai lupa kenapa tiba-tiba Jaemin datang malam-malam bahkan tanpa memberitahu lebih dulu.

“Mau nginep."

Heh?

“Mama gak ada.”

Jisung langsung melirik Jaemin tajam. Ibunya memang sedang menginap di rumah neneknya yang baru pulang dari rumah sakit.

“Udah tau.”

“Kalau gitu pulang sana."

“Kok malah ngusir. Disuruh mama nginep sini, sumpah tanya aja kalau gak percaya."

“Ngapain mama nyuruh kamu nginep disini?!" Ragu Jisung dengan ucapan Jaemin itu.

“Biar aman, gak baik anak perawan sendirian di rumah."

“Justru gak aman kalau ada kamu."

Dan Jaemin langsung tertawa. Apalagi melihat Jisung yang terus mendeliknya tajam.

"Sayang, masa kamu gak percaya sama aku?”

“Gak.”

"Aku kan gak pernah apa-apain kamu meskipun aku ingin."

Jisung semakin memekik mendengar perkataan Jaemin itu. “Jangan deket-deket, jaga jarak aman." Ancamnya, mulai memeluk bunga di tangannya. Kalau benar ibunya yang menyuruh Jaemin ke sini, berarti ibunya salah besar. Jaemin itu kadang bisa jadi seperti buaya yang kelaparan.

“Kalau deket-deket kenapa?”

Seperti biasa Jaemin senang menggoda Jisung.

“Nanti aku teriak."

"Kan bagus kalau ketahuan warga, biar dikawinin."

Ingin sekali Jisung melempar Jaemin dengan buket bunga yang sejak tadi masih ia pegang. Tapi sayang bunganya cantik.

"Aku ngantuk mau tidur. Terserah kamu tidur dimana." Jisung memilih bangkit berdiri buru-buru beranjak ke kamarnya. Tapi Jaemin malah mengekor di belakangnya.

𝓢𝓽𝓪𝔂 𝓦𝓲𝓽𝓱 𝓜𝓮 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang