Ternyata Sunghoon cerewet!
"Rumah lo dimana?" Tanya Sunghoon dibalik helm yang ia kenakan itu, suara nya samar tak jelas di telinga Wonyoung.
"Hah? Apaaa?" Wonyoung sedikit teriak.
"Ck, cantik-cantik budeg" Desis Sunghoon. "Alamat rumah lo?!" Dan Sunghoon pun ikut berteriak.
"Oh. Jalan flamboyan 1" Ujar Wonyoung. Tapi setelah ia lihat - lihat kembali, kok tidak seperti jalan yang ia dan Ricky lalui ya.
Mungkin ada jalan lain? Semacam jalan tikus atau pintas gitu? Biar lebih cepat? Tapi kemudian ujung pangkal alis Wonyoung saling bertautan, kenapa bukan menuju rumahnya melainkan sebuah mall?
"Kok ke sini?" Tanya Wonyoung bingung.
"Ngerampok! Ya beli baju lah!" Sungut Sunghoon.
Ya Wonyoung juga tahu rata-rata orang ke mall ya beli barang. Tapi maksudnya untuk apa juga dirinya dibawa kesini? Kan ia pengennya langsung pulang ke rumahnya.
Gak lagi - lagi deh ikut tumpangan dengan Sunghoon.
Ternyata Sunghoon bisa ngelucu juga ya lewat perkataan nya tadi meski datar. Sedatar muka lempeng nya! Eh engga deh, kalau Wonyoung lihat lebih jelas lagi dengan jarak sedekat ini... Sunghoon itu tampan! Alis tegasnya, pahatan rahang yang kokoh, hidung mancung nya dan lalu matanya,,, hm, matanya tuh...
"Gue tau gue ganteng, gak usah se-ngiler itu liatnya" Dengus geli Sunghoon, mengejek Wonyoung yang ketahuan menatap dirinya tanpa kedip.
"A-apaan, sotoy! Lo jelek!" Wonyoung tergagap dengan muka merah padam. Dan apa katanya tadi? Ngiler? Emang Wonyoung cewek apaan!
"Yuk turun" Ujar Sunghoon sembari mengambil lengan Wonyoung untuk di genggam.
Brzz, seperti ada getaran aneh dari sentuhan itu. Wonyoung terdiam menatap tangannya yang di genggam Sunghoon. Cowok itu sadar gak sih sama apa yang di lakukannya? Dan segera Wonyoung menepiskan perasaan dejavu.
Sudah jam 5 sore. Perasaan Wonyoung campur aduk, setelah pulang diantarkan Sunghoon, Wonyoung menjadi lebih diam.
"Rumahnya yang itu?" Tanya Sunghoon sesekali melirik Wonyoung lewat spion motornya, mungkin lain kali ia menggunakan mobilnya —pikirnya, Wonyoung badmood kelamaan di bawah terik matahari.
"Iya yang cat biru itu" Ujar Wonyoung seadanya.
Sunghoon mengantarkannya sampai depan rumah, gentleman bro. Bukan cuma sampe depan gang doang yeh.
"Makasih kak" Ucap Wonyoung. Sunghoon menaikan satu alisnya, bingung dengan perubahan sikap gadis di depannya ini. Tadi siang galak, sekarang diamnya banyak. Emang bener seharusnya ia tadi menggunakan mobil, lihat Wonyoung kepanasan karena dirinya, lesu gitu, dan juga keringetan sampe ke leher - leher. Errr, Sunghoon membuang wajahnya asal.
"Besok gue jemput ya"
"Eh gak usah, besok gue dianter kok sama Ricky"
"Siapa?" Tanya Sunghoon cepat.
"Ricky? Ya sepupu gue lah"
"Ohh. Ya pokoknya besok gue yang jemput lo. Gak usah merasa terbebani gitu elah, itu murni kemauan gue kok. Dah sana masuk, gue pulang dulu ya"
Justru karena itu. Walaupun susah melupakan orang lama, bukan gak berarti Wonyoung gak merasa tersentuh sejak perlakuan Sunghoon di mall tadi.
Wonyoung memandang Sunghoon sampai hilang dari pandangan nya, tak lupa dengan paper bag yang ia dekap.
Ia berbalik, alisnya mengernyit. Ada sepatu lain di samping sepatu papa nya –yang artinya udah pulang kerja. Tapi itu sepatu wanita.
Pintu di ketuk cuma sekali, kemudian Wonyoung masuk ke dalam rumahnya. Disana yang ia lihat papa nya bercengkrama ria dengan seorang wanita yang tidak Wonyoung kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Cold Boyfriend : Jangkku
Teen Fiction»Jangkku »Sunghoon x Wonyoung 📍on going. ↓↓↓ Katanya Seorang Park Sunghoon itu dingin gak ketolong kek kulkas berjalan? Yakin? Tapi kok dihadapan gadis bernama Jang Wonyoung malah manja kek big baby boy gitu? ♪ "Wonnie, mau pelukkk ya... Please...