Tak ada alasan untukku berhenti mecintaimu. Karena sejak awal perjalanan hidupku kamu sudah di takdirkan untuk menjadi milikku.
Khanindra Maulana Siddiq
"Kalyana." Khan menyambut kedatangan gadis cantik itu yang tiba-tiba memeluknya erat di depan Nara.
Nara yang berusaha bersikap biasa sebetulnya sedikit merasa sakit saat melihat Khan membalas pelukan gadis itu tak kalah erat. Terlebih, saat dengan entengnya gadis itu mencubit mesra hidung Khan di depannya.
"Kalian ini. Sudah-sudah. Kal, ini hari bahagia Khan, jangan di rusak." Ultimatum Mitha.
"Aah, masa nggak boleh. Dia saja jahat nggak kasih aku kabar, untung Mama suruh aku ke sini terus kasih alamatnya," jawab gadis itu.
"Sayang, kenalin. Ini Kalyana, putri Tante Silvi yang di Singapore." Khan memperkenalkan.
Nara bisa bernapas lega, menyambut uluran tangan gadis yang dipanggil Kalyana itu.
"Hallo, Mbak." Kalyana mengulurkan tangan.
"Nara. Senang berjumpa denganmu."
Khan bisa menebak kalau Nara sebetulnya cemburu, lelaki itu mengulum senyum bahagia melihatnya.
Prosesi pertukaran cincin pun berjalan lancar. Di akhiri Khan yang mencium dalam-dalam kening Nara sebagai wujud kasih sayangnya.
"Aku juga mau dong, Khan." Kalyana menatap semringah mengedipkan mata cantiknya beberapa kali.
Pletakk!
"Sakit tahu." Kalyana meringis mendapat jitakan dari kakak sepupunya itu, mengundang tawa semua orang.
"Jelek-jelek begini aku kakakmu, enak aja Khan-Khan."
Kalyana adalah putri semata wayang adik dari Mitha yang telah merawat Khan selama di Singapore, Silviana. Tak banyak yang tahu perihal Kalyana. Karena gadis itu lahir dan besar di Singapore dan hanya datang ke Indonesia pada saat acara penting. Dan selama ini, Nara memang belum pernah bertemu dengannya.
***
"Mama duluan saja sama Kalyana. Khan masih mau ajak Nara jalan."
"Duh, calon pasutri maunya sama-sama terus ya." Ejek Kalyana.
"Diam, bocil."
"Enak aja, 19 tahun ini." Kalyana menggerutu kesal. Gadis berlesung pipit itu melemparkan tissu bekas yang di pegangnya pada Khanindra.
"Ingat, aku yang selalu Mas Khan jadikan tameng kalau pulang telat."
"Nggak usah bikin gaduh."
"Gado-gado enak."
"Kha, nggak boleh gitu. Kita ajak aja Kalyana jalan bareng. Mumpung dia di Indonesia" Nara mengusulkan.
"Aah, kakak ipar baik sekali." Kalyana bergerak ingin memeluk Nara namun, di halangi oleh Khan.
"Nggak bisa, ini acara kita. Ogah banget jalan ada dia, yang ada dia bakalan rebut perhatian kamu dari aku."
"Ya Allah, Mas. Jelek banget tuduhannya. Lagian kan sebentar lagi kalian menikah, pasti lebih puas kamu lah dibanding aku. Dan iya, nanti kalau kalian bulan madu ke Singapore, aku bakalan bookingkan hotel bintang lima buat kalian. Tapi ajak aku sekarang." Kalyana merengek di akhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA KHANINDRA
RomanceMeninggalkanmu untuk mempersiapkan diri menjadi pantas bagimu bukan perkara mudah. Tapi, akankah semesta berpihak pada cinta terpendamku sementara kau menganggapku hanya seorang SAHABAT. Khanindra Maulana Siddiq Rasanya, ingin sekali meneriakkan kal...