Cinderella pun tiba

6 1 0
                                    

Aneh sekali, kenapa bakatnya tidak muncul lagi? Bahkan setelah berulang-ulang diulangi oleh Kayano, bakatnya tetap tidak keluar.

"Yah gak jadi deh jadi Boboiboynya..." Ucap Kayano sedikit sedih.

Kayano berjalan malas mengelilingi ruang tengah keluarga Naviatan yang tidak ada ujungnya, ia memilih duduk disalah satu sofa. Hari itu sepi sekali, sepertinya semua orang sedang sibuk bekerja. Saat Kayano sedang melamun tidak jelas datang seorang bibi yang berkerja sebagai pembantu dirumahnya.

"Ada yang bisa dibantu non?" Tanya bibi tersebut.

"Nggak ada, bi. Terimakasih." Jawab Kayano singkat lalu menyenderkan badannya disofa, menghela napas berat.

Kayano sedang berpikir, sebenarnya bakat disetiap milik orang yang tidak wajar ini muncul dari mana dan apa fungsinya? Apakah hanya milik keluarga tertentu saja atau semua orang memilikinya.

"Aku benar-benar bodoh ternyata." Umpat Kayano sambil memejamkan matanya, ia tidak bersemangat.

"Tapi nona Kayano dapat peringkat pertama dikelas, masa bodoh non?" Tanya bibi itu.

"Bukan itu maksudku." Kayano menjawabnya dengan rasa malas.

"Oh, baik non." Jawab bibi tersebut.

"Tolong tinggalkan aku sendiri, bi." Pinta Kayano.

"Baik non." Balas bibi pembantu tersebut lalu segera pergi meninggalkan Kayano sesuai dengan permintaannya.

Kayano melirik kearah jendela, ia tertarik melihat keluar. Ia berjalan menuju jendela dan memperhatikan pekerjaan orang yang berada diluar rumah keluarga Naviatan tersebut. Ia mulai memikirkan tentang kisah masa kecilnya, bagaimana ia bisa berada dipanti asuhan selama lima tahun? Siapa yang menemukannya untuk pertama kali dan siapa orang tua aslinya. Ia tidak berani bertanya kepada siapapun tentang masa lalunya karena takut memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Bisa dibilang Kayano enggan keluar dari zona nyamannya.

Saat ini ia sedang berpikir, apakah ia harus menemui Ken untuk bertanya semua kebingungannya tersebut atau ia akan mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi.

"Kayanoooo." Panggil seseorang dari bawah yang melihat Kayano sedang merenung dekat jendela. Jendela rumahnya memang sangat besar dan bening sehingga bisa terlihat dari luar apa yang sedang terjadi didalam.

"Oh, Teresha." Sadar Kayano.

"Aku akan kesitu! Tunggu sebentar!" Ucap Teresha lalu berlari masuk kerumah Kayano.

Tidak lama Teresha sampai diruangan tempat Kayano berada. Teresha cepat sampai karena menggunakan lift. Kayano senang melihat temannya datang kerumahnya untuk mengunjunginya.

"Ada apa Kayn? Kau seperti sedang linglung? Apakah banyaknya pria tampan dirumah ini masih tidak bisa menghilangkan kelinglunganmu?" Tanya Teresha sedikit khawatir.

"Teresha, apa kau punya bakat yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya?"

"Punya." Jawab Teresha lantang.

"Apa?" Tanya Kayano penasaran.

"Bakatku adalah tidak bosan memandang keturunan keluarga Naviatan, apalagi Lawliet." Ucap Teresha sedikit membuat Kayano bergidik ngeri.

"Bukan itu maksudku." Kayano kehilangan semangat kembali.

"Hahahaha!" Teresha tertawa sangat lepas.

"Apakah kemewahan rumah ini masih belum menghilangkan kehausanmu dengan hal-hal yang indah?" Tanya Kayano.

"Tidak ada yang lebih indah dari Ken." Ucap Teresha.

"Setuju, sih." Jujur Kayano.

Lawliet memang idola semua orang yang tinggal disana, apalagi para pekerja dirumah keluarga Naviatan. Keluarga Teresha juga salah satunya.

"Masih kecil sih, untuk memikirkan lawan jenis kayaknya agak..." Ucap Kayano sedikit tidak enak dengan Teresha.

"Santai aja kali, kau kan lagian juga keluarga Naviatan." Ucap Teresha seperti tidak berdosa.

Kayano mencoba kembali bakatnya itu untuk sekalian menjelaskan kepada Teresha soal apa yang ia maksud. Bukan bakat seperti yang Teresha bilang, yang ia maksud adalah bakat yang benar-benar diluar nalar dan tidak masuk logika. Teresha memperhatikan gerak-gerik Kayano keheranan, sebenarnya apa yang sedang Kayano lakukan? Ia melihat kearah benda yang ditunjuk oleh Kayano, sebuah lampu tidur tinggi yang bahkan lebih tinggi dari ia dan Kayano.

Ketika Kayano menghentakkan tangannya secara mendadak lampu tersebut menyala. Hal tersebut tentu saja membuat Teresha kebingungan setengah mati. Itu bukan hal yang bisa dilakukan oleh manusia pada umumnya.

"Kayano, apa kau manusia listrik?" Tanya Teresha begitu antusias.

"Entahlah. Tapi aku bisa melakukan hal semacam ini." Jelas Kayano yang juga syok melihat percobaan kesekiannya berhasil dan itu tepat didepan temannya.

"Apa hanya kau yang bisa melakukan itu?" Tanya Teresha kembali.

"Aku tidak tahu persis, tapi Ken dan Natan juga bisa melakukan ini. Bahkan lebih hebat dariku. Aku masih belajar." Kayano menjelaskan yang sebenarnya kepada Teresha.

"Astaga." Umpat Teresha.

"Mungkin hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh keluarga bangsawan seperti Naviatan dan Farisky. Buktinya kau tidak tahu sama sekali." Jelas Kayano.

"Ya, mungkin." Balas Teresha.

Teresha teringat pesan ibunya bahwa jam segitu ia harus membantu salah satu pekerjaan, Teresha pun pamit pergi kepada Kayano dan Kayano mengiyakannya. Ketika Teresha sudah keluar meninggalkan ia sendiri, ia berpikir kembali.

"Kayaknya aku bukan Boboiboy, lebih tepatnya pokemon listrik." Ucap Kayano dengan mantap.

Lalu Kayano menyanyikan lagu pokemon agar mengalihkan perhatiannya terhadap sesuatu yang membingungkannya itu. Ia memilih untuk bersih-bersih rumah saja daripada tidak melakukan apapun. Ia paling anti dengan yang namanya menganggur. Masa cantik-cantik menganggur, yang benar aja, rugi dong!

Semua barang yang terlihat berdebu dan terdapat sarang laba-laba dibersihkan dengan cermat agar tidak merusaknya sedikitpun. Setelah ruangan tengah selesai, lanjut keruangan lain, kamar Kayano selalu bersih dan bebas dari debu. Ia suka melihat hal-hal bersih, karena membuat hatinya tenang dan pikirannya menjadi jernih. Kayano benar-benar anak idaman semua orang tua, selain cantik ia juga pandai bersih-bersih dan pintar, benar-benar seperti Cinderella! Ia teringat dengan Kamar Ken yang sangat bersih, apakah Ken juga membersihkannya sendiri?

"Aku membersihkan sendiri." Ucap Ken lewat bakatnya.

Terkadang hal seperti itu membuat Kayano kaget karena seperti ada orang disekitarnya, tapi ketika ia cek tidak ada siapapun disana. Itu adalah bakat saudaranya, Ken Lawliet Naviatan.











Ceritanya segitu dulu guys, enjoy:)

Jenius LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang