K-bersaudara

5 1 0
                                    

Tidak seperti biasanya, Lawliet hari ini berkeliling rumahnya. Banyak sekali anak-anak memperhatikannya. Lawliet sedang mencari Kayano yang sekarang entah berada dimana. Mengelilingi rumah yang seperti istana itu tidak akan cukup satu hari. Ken pun bertanya kepada seorang anak laki-laki yang dari tadi memperhatikannya.

"Kau tau dimana Kayano Evelyn Naviatan berada?" Tanya Lawliet.

"Aku tidak tau tuan Lawliet." Jawab anak itu.

"Tidak usah panggil aku seperti itu, panggil saja Ken." Ucap Lawliet.

"Tidak tau tuan Ken." Ucap sianak laki-laki.

"Tidak usah pakai tuan."

"Aku tidak tahu Ken."

"Biasanya Kayn sedang apa sekarang?" Tanya Lawliet.

"Kayano biasanya sekarang sedang belajar disekolahnya."

"Apa kau tidak bersekolah hari ini?"

"Aku sudah pulang sekolah dari satu jam yang lalu."

"Oh, baiklah. Roy, antar aku kesekolahnya Kayn." Suruh Lawliet kepada salah satu pengawalnya.

"Baik tuan."

Sesampainya disekolah Kayano, Lawliet mencari kesetiap kelas dan berhasil menemukan Kayano disalah satu ruangan, yaitu kelas 6-A. Lawliet pun masuk kekelas itu tanpa izin.

"Tuan? Ada perihal apa tuan berkunjung kesini?" Tanya bu guru.

"Aku ingin melihat saudariku, Kayano." Jawab Lawliet.

"Oh, itu disana." Ibu guru memberitahu letak tempat Kayano duduk.

Sementara ditempat Kayano duduk...

"Kayn, siapa tuh? Sepertinya dia bukan orang biasa." Ucap teman Kayano.

"Itu siapa? Kenapa bu guru memanggilnya tuan. Dan ditambah wajahnya yang kelewat tampan, seperti bukan manusia." Ucap teman satunya lagi.

Kayano baru ingat, selama ini Ken tidak pernah keluar dari ruangannya sehingga anak-anak tidak ada yang mengenalnya kecuali ia.

"Itu Ken, Ken Lawliet Naviatan." Jawab Kayano singkat.

"Tuan Lawliet?" Tanya temannya kaget dengan wajah panik lalu segera memfokuskan perhatiannya kepada Lawliet dan memperbaiki postur tubuhnya.

Kayano kaget dengan reaksi teman-temannya yang seperti itu, bagaikan nyawa mereka berada diujung tanduk. Lawliet berjalan menuju Kayano dan mengatakan hal yang membuat Kayano terkejut bukan main.

"Sudah kubilang kan, tidak ada keluarga yang lebih hebat dari keluarga Naviatan." Ucap Lawliet.

"Dan lagi tidak seharusnya kau memanggilku Ken, sebab panggilan itu khusus untuk kedua orang tuaku. Tapi karena kau anak tiri kedua orang tuaku, jadi aku mengizinkannya." Jelas Ken.

"Ma-maaf tuan Lawliet, tidak akan kuulangi lagi." Ucap Kayano.

"Tidak apa. Mulai sekarang semua orang boleh memanggilku Ken." Ucap Lawliet kemudian pengawalnya datang dan memberikan kursi untuk Lawliet duduk. Mereka pun mengikuti kelas sampai selesai. Sepulang sekolah Lawliet dan Kayano mengobrol kembali.

"Maaf, Ken. Aku terbiasa memanggil seseorang dengan nama depan. Dan lagi dikeluarga Naviatan hanya memiliki dua suku kata dalam nama mereka, berbeda denganmu yang tiga suku kata. Karena aku merasa tidak enak denganmu, aku akan memanggilmu sebagaimana orang lain memanggilmu, Lawliet." Jelas Kayano panjang lebar.

"Aku juga terbiasa memanggil dengan nama depan, maaf Kayn jika nama panggilanmu Evelyn." Ucap Lawliet.

"Tidak, tidak, nama panggilanku Kayano, namun mungkin sulit untuk menyebutnya jadi kau boleh memanggilku apa saja." Ucap Kayano.

"Baik, kalau begitu semua orang memanggilmu Kayn saja jika kau memang merasa bersalah denganku. Dengan begitu kau boleh memanggilku Ken." Tawar Lawliet.

"Baik, setuju." Jawab Kayano.

Mereka pulang bersama ditemani para pengawal Lawliet yang berjumlah dua orang. Disepanjang jalan banyak sekali yang membicarakan mereka dan mulai banyak yang mengetahui kedekatan Ken dengan Kayn. Kayano mengajak Lawliet membeli es krim dikantin sekolah, Lawliet mengikuti saja. Kayano membeli es krim stroberi sedangkan Lawliet coklat. Lawliet tidak perlu membayar es krim itu, begitu juga Kayano. Karena sekolah itu milik keluarga Naviatan.

"Ada acara apa ini, keluarga Naviatan berkumpul?" Tiba-tiba ada seorang murid laki-laki datang dan bertanya kepada Lawliet dan Kayano.

"Hai Natan." Sapa Lawliet.

"Kudengar nama panggilanmu diubah menjadi Ken, apakah itu benar Lawliet?" Tanya Natan.

"Ya."

"Apakah kau merubah namamu karena gadis ini?" Natan menunjuk kepada Kayano.

"Ya." Jawab Lawliet singkat.

"Aku bisa saja memanggilmu dengan panggilan barumu namun tidak dengan gadis ini. Ia bukan keturunan asli Naviatan, ia tidak memiliki hak untuk itu. Begitu juga untuk merubah panggilanmu." Ucap Natan.

"Kau boleh memanggilku semaumu selagi itu masih namaku." Ucap Lawliet lalu Natan pergi meninggalkan mereka.

Kayano bingung dengan pemandangan barusan, ternyata ada yang berani dengan Lawliet. Natan anak kelas A yang terkenal sangat pintar disekolah itu, bahkan nilainya selalu seratus. Ternyata lebih berkuasa dari yang Kayano bayangkan.

"Dia Natan Farisky. Dari keluarga Farisky. Keluarga nomor dua paling disegani diantara orang kaya." Ucap Lawliet dan dibalas anggukan oleh Kayano.

Nampaknya Kayano tidak boleh sembarangan bersikap kepada orang-orang disini. Mereka lebih berbahaya dari yang Kayano pikirkan. Begitu juga Lawliet, dia bertingkah semaunya dan tidak ada yang bisa menghalanginya jika ia sudah mengambil keputusan. Tanpa sadar ternyata Kayano sudah melamun cukup lama.

"Ternyata Natan sudah lebih bijak sekarang." Ucap Lawliet membuat Kayano tersadar dari lamunannya.

"Lawliet, mau mencoba beli itu?" Tanya Kayano sambil menunjuk salah satu jajanan.

"Tentu." Jawab Lawliet.

Mereka bersenang-senang disekolah, layaknya saudara kandung. Meskipun Kayano yang mengajak Lawliet kekantin, pada dasarnya Lawlietlah yang mentraktir Kayano. Sebab keluarga Naviatan disekolah itu bebas mengambil makanan berapapun.

Jenius LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang