Bakat Kayano

6 1 0
                                    

"Kira-kira kedatangan Natan kesini ada apa ya..." Kayano merasa sedikit cemas.

Ting

Lift terbuka dilantai kamar Lawliet. Kayano melihat kiri kanan, memastikan Natan sudah pergi mendahuluinya. Ia tidak melihat siapapun disana, itu berarti Natan sudah duluan menemui Lawliet.

"Lo ngapain ngikutin gue?" Tanya Natan yang muncul tiba-tiba dibelakang Kayano.

Kayano terkejut bukan main, ia bingung harus menjawab apa kepada Natan.

"Si-siapa yang ngikutin lo? Dih kepedean." Ucap Kayano.

"Bakat gue itu bisa melacak orang dimanapun dan kapanpun. Lo ga bisa bohongin gue." Ucap Natan blak-blakan.

"Oh." Jawab singkat Kayano. Dalam hati Kayano ia berucap "trus gue harus bilang wow gitu?"

"Gue mau buat laporan keLawliet, lo mau tau laporannya tentang apa?" Tanya Natan.

"Bo-boleh." Jawab Kayano ragu-ragu karena sikapnya tadi.

"Yaudah sekalian ikut aja, biar tau sendiri." Ucap Natan lalu pergi meninggalkan Kayano dan pergi menemui Lawliet.

Sesampainya diruangan Lawliet Natan langsung memberi salam dan salamnya dibalas oleh Lawliet. Kayano yang ada dibelakang Natan juga memberi salam.

"Lawliet, tugas yang kau berikan sudah kukerjakan. Maka dengan ini kerjasama keluargamu dan keluargaku terselesaikan tanpa hambatan apapun." Laporan dari Natan.

"Terimakasih banyak, Natan Farisky. Sebelum pulang duduklah dulu, kita minum teh dahulu. Kau juga, Kayn." Tawar Lawliet.

"Baik." Jawab Natan dan Kayano berbarengan lalu mereka duduk disofa yang ada diruangan Lawliet.

Lawliet ikut duduk lalu menuangkan teh untuk dua orang dihadapannya itu. Sambil menuangkan teh ia kembali menyampaikan urusannya kepada Natan.

"Masih ada satu misi lagi dariku Natan." Ucap Lawliet.

"Apa itu?" Tanya Natan.

"Kemarin kau sudah menyelesaikan krisis pangan didaerah A, dan itu adalah satu-satunya daerah yang kekurangan dinegara ini. Kali ini tugasmu keluar negeri, memberikan donasiku untuk mereka, aku memilihmu karena ingin memanfaatkan nama baikmu yang terkenal keseluruh negeri. Bagaimana, apa kau sanggup untuk misi kali ini?" Tanya Lawliet.

"Apa ini perintah dari Mr.Robert dan Mrs.Lucynda?" Tanya Natan memastikan misinya lalu meminum teh yang telah dituangkan oleh Lawliet.

"Tidak. Ini inisiatifku sendiri." Jawab Lawliet sambil meminum teh.

"Baiklah. Selagi misi itu baik akan kujalankan sebisaku." Balas Natan menyetujui misi barunya.

"Memangnya keluarga Naviatan seover power itu ya? Sampai bisa menyuruh anak dari keluarga Farisky seenaknya?" Tanya Kayano kebingungan.

"Bukan karena itu saja, tapi skill Natan yang tertinggal jauh dariku membuatnya harus berusaha lebih keras jika ia ingin membuat koneksi khusus denganku." Jelas Lawliet.

"Tiga tahun lalu Lawliet sekelas denganku, dan aku seperti keroco bila disandingkan dengannya yang luar biasa. Ia kaya, terkenal, tampan dan pintar. Diumurnya yang segitu, ia telah disegani oleh berbagai negara dan ditakuti oleh orang-orang dewasa yang memiliki kuasa." Jelas Natan kepada Kayano.

"Oh, jadi begitu ya. Ken, apa tidak ada misi untukku?" Tanya Kayano.

"Tidak." Balas Lawliet singkat.

"Kenapa?" Tanya Kayano sedikit kecewa. Ia memang tidak bisa diam untuk melakukan kebaikan, baik untuk dirinya maupun orang lain.

"Karena setiap hari kau sudah melakukan banyak misi yang tidak diketahui olehku. Aku tahu karena bakatku. Sedangkan Natan, ia harus kuperintah dulu supaya ia bergerak melakukan kebaikan." Lawliet memberi penjelasan yang mudah dipahami oleh Kayano.

"Jadi kapan misi itu harus dilakukan?" Tanya Natan.

"Besok kau sekolah?" Tanya Lawliet.

"Tidak. Besok adalah hari guru jadi ada rapat dan sekolah diliburkan." Jelas Natan.

"Oh. Ya sudah mulai besok saja misinya." Ucap Lawliet.

"Baik. Ada lagi?" Tanya Natan.

"Oh ya, tolong sampaikan kepada guru yang ada disekolahmu, tidak usah ada rapat. Rapatnya diganti dengan tur guru saja." Pinta Lawliet lalu dibalas anggukan oleh Natan pertanda ia mengerti pesan yang telah disampaikan oleh Lawliet.

Setelah percakapan selesai, Natan dan Kayano bangun dari tempat duduknya dan Lawliet juga ikut bangun. Mereka bersalaman lalu Natan dan Kayano keluar dari ruangan Lawliet. Sepanjang perjalanan mereka terus mengobrol.

"Natan, untuk pesan yang harus disampaikan kepada guru disekolah, biar aku saja yang sampaikan. Kau lakukan saja misi dari Ken." Tawar Kayano.

"Terimakasih banyak." Ucap Natan lalu mereka berpisah karena beda lift untuk turun kelantai bawah. Lift dirumah itu cukup besar bahkan bisa menampung kurang lebih sepuluh orang, mereka pisah lift hanya karena gengsi semata.

Sesampainya dilantai bawah, Natan segera berjalan keluar dari rumah keluarga Naviatan, ia ingin bersiap-siap untuk keberangkatannya keluar negeri besok. Kayano kembali kekamarnya dan membuka ponselnya, ia menghubungi salah satu guru lalu menyampaikan pesan dari Ken. Sang guru pun mengiyakan pesan yang disampaikan tersebut.

Kayano menghela napas berat lalu mematikan ponselnya. Menaruhnya dimeja yang ada disamping tempat tidurnya. Ia mengambil cemilan yang ada dilaci yang selalu ia simpan disana. Ia memakan cemilan tersebut sambil memikirkan tentang bakatnya. Tiba-tiba saja kamarnya mati lampu, ia kembali menghela napas. Kenapa setiap kali ia memikirkan tentang bakatnya selalu ada kejadian yang tidak diinginkan?

Dengan malas Kayano mengarahkan tangannya kelampu yang ada dikamarnya itu. Secara tiba-tiba keluar aliran listrik kecil dari tangannya dan aliran itu sampai kelampu tersebut. Lampu itupun menyala dan kamar Kayano kembali terang seperti semula.

"Apakah aku manusia listrik?" Tanya Kayano kepada dirinya sendiri.

"Sepertinya bukan" ucap seseorang yang sepertinya Kayano mengenali suaranya. Itu adalah suara Lawliet.

"Lihat kedinding." Lanjut Lawliet menggunakan bakat telepatinya.

Kayano pun segera melihat dinding yang tidak terhalangi barang apapun, khusus untuk ia berkomunikasi dengan Lawliet. Didinding itu tertulis seperti menggunakan pilox berwarna hitam.

Bakatmu adalah bisa mengendalikan semua elemen yang ada dibumi

Setelah Kayano selesai membaca pesan itu tiba-tiba pesan tersebut menghilang dan tembok kembali seperti semula.

"Bagaimana kau bisa tahu, Ken?" Tanya Kayano dan dibalas dengan kata-kata yang ada didinding lagi.

Firasatku

Lalu tulisan tersebut pun hilang lagi setelah selesai Kayano baca.

"Kenapa pesanmu bisa hilang secara tiba-tiba dan juga muncul secara tiba-tiba?" Tanya Kayano penasaran.

Otomatis

Pesan dari Lawliet melalui dinding kamar Kayano itu kembali muncul. Dan seperti biasa hilang dengan sendirinya setelah selesai dibaca Kayano. Kayano merasa kagum dengan banyaknya bakat yang dimiliki oleh Ken. Ia jadi berpikir apakah semua orang memiliki bakat yang lebih dari satu seperti Ken? Ntahlah. Yang pasti sekarang Kayano ingin mengembangkan bakatnya itu untuk membantu orang banyak. Sekaligus mengeluarkan beberapa bakatnya yang masih terpendam contohnya elemen api, air, tanah dan masih banyak lagi.

"Kayano siap menjadi Boboiboy." Kayano berbicara sendiri.

Hahaha

Balas Ken ditembok Kayano. Terlihat oleh Kayano karena tulisannya yang besar sampai memenuhi tembok seperti harus dilihat oleh Kayano. Kayano pergi keluar kamarnya dan mulai mengasah bakat yang telah ditemukannya, mengusai elemen listrik atau petir.

"Bukan sulap bukan sihir, televisi, menyala!" Ucap Kayano yang gerak geriknya bagaikan pak Tarno sang ahli sulap.

Jenius LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang