1

164 13 0
                                    

Happy reading

"Eung," lenguh Natan dengan menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya.

Ia menelusuri setiap sudut ruang kamar yang ia tempati.

Saat ia melihat ke arah pintu, terlihat seorang anak laki-laki yang tengah mengintipnya.

Natan mendudukkan dirinya, dan bersandar.

"Ngapain didepan pintu, sini masuk," pinta Natan.

Anak kecil itu masuk ke kamar Natan, usia anak itu sekitar 3 tahun mungkin, tapi bagi Natan, tubuh anak ini terlalu kecil.

"Mama macih cakit?" Tanya anak itu, yang Natan ketahui namanya adalah Daniel.

Daniel masih saja menunduk, ia terlihat takut untuk melihat Natan.

"El, mama boleh minta tolong?" Tanya Natan, dan Daniel langsung mengangkat kepalanya.

"Boyeh mama," jawab El, ia merasa sangat senang, pasalnya mamanya ini tersenyum kepadanya.

"El tolong suruh bibi bawain obat sakit kepala kesini ya," balas Natan dengan mengelus surai Daniel.

"Okey mama, bial El panggilin bibi," ucap Daniel lalu pergi keluar kamar Natan.

Natan diam, dengan mengingat kejadian yang menimpanya, ia dulu hidup sebagai Aldean, hidup seorang diri dipinggiran kota, saat ia akan berangkat bekerja, ia malah tertabrak oleh sebuah truk, lalu entah bagaimana jiwanya bisa menempati raga Natan, untungnya ia memiliki semua ingatan Natan, Natan yang dijodohkan dengan seorang laki-laki bernama Arga Prananda, seorang ceo disalah satu perusahaan, mereka menikah saat Arga berusia 25 tahun, dan Natan berusia 21 tahun, mereka tidak saling mencinta hingga saat ini, lalu Daniel?? Daniel ada karena kesalahan Arga, saat itu Arga tengah mabuk berat, dan apa yang kalian pikirkan pun terjadi, sampai Daniel lahir, mereka memperkejakan baby sitter untuk Daniel, dan mereka acuh tak acuh pada Daniel.

"Tuan, apa tuan baik-baik saja?" Tanya pembantu yang dipanggil oleh El.

"Saya baik-baik aja bi, cuma pusing doang," balasnya dengan lembut yang membuat pembantu itu terkejut (bi Ifah)

"Ini obatnya," ucap bi Ifah dengan memberikan obat yang ia bawa kepada Natan.

"Terima kasih," ucapnya yang membuat bi Ifah lagi-lagi terkejut.

Natan meminum obat itu.

"Tuan mau saya pijit kepalanya?" Tanya bi Ifah sopan.

"Nggak usah bi, saya bawa istirahat nanti juga sembuh," balasnya.

"Kalau gitu saya kebawah dulu, kalau perlu apa-apa panggil aja ya tuan, saya permisi," ucapnya.

"El ikut bibi yok, mamanya El mau istirahat," ucap bi Ifah kepada Daniel.

"Tapi El mau nemenin mama," balas Daniel dengan tertunduk.

"Ikut bibi aja yok, kasian mamanya lagi sakit," ucap bi Ifah menyakinkan.

"Udah bi gapapa, biar El nemenin saya disini," ucap Natan.

"Yaudah kalau gitu, El jangan nakal ya, permisi tuan," pamitnya.

Natan mengangkat tubuh El, mendudukkan El disampingnya.

"M-mama," panggil El dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya El, kenapa?" Tanya Natan menanggapi dengan begitu lembut.

Mendengar suara Natan, El malah langsung menumpahkan air matanya.

"Loh, El kanapa nangis sayang?" Tanya Natan, ia langsung membawa El ke pelukannya.

"El cayang mama," ucap El.

Natan tersenyum.

"Mama juga sayang El, kan El anak mama," balas Natan dengan mengecupi setiap bagian wajah El.

"Mama cayang El?" Tanya El tidak percaya.

"Iya dong, mama pasti sayang El," balas Natan.

El melepaskan pelukan Natan.

"Mama bobok cini," ucap El dengan menepuk bantal disampingnya, dan itu dituruti oleh Natan.

El mengulurkan tangannya ke kepala Natan, dan langsung ditahan oleh Natan.

"El mau ngapain?" Tanya Natan.

"Kepala mama lagi cakit, jadi El mau pijit mama," balas El.

"Nggak usah El, El sayang mama kan?" Tanya Natan yang dibalas anggukan oleh El.

"Kalau gitu El temenin mama istirahat aja ya, sambil kita cerita-cerita, setuju?"

"Cetuju," balas El, ia menidurkan tubuhnya disamping Natan dengan tangan Natan sebagai sandaran.

Natan terus mengelus rambut El.

"Mama minta maaf ya," ucap Natan dengan memandang manik hazel milik El.

"Mama tenapa minta maaf, mama ndak ada calah cama El," balas El.

"Maafin mama karena mama selama ini nggak pernah merhatiin El, mama nggak pernah ngajak El main, ngajak El belajar, maafin keegoisan mama sama papa ya," ucap Natan dengan meneteskan air matanya.

"Mama ndak cayah, El ngelti kok, tapi cekalang kan mama cayang El," balas El, tangannya mengusap air mata di pipi Natan.

"Makasih sayang," ucap Natan, ia mengecup singkat kening El.

"Mama, El boyeh minum cu mama ndak?" Tanya El.

"Hah? El mau susu mama?" Tanya Natan tidak percaya.

Akankah bisa?

"Kalau ndak boyeh ndak papa kok mama, El ngelti," balas El.

"Siapa yang bilang nggak boleh?"

Natan membuka beberapa kancing baju atasnya, dan nipplenya langsung saja dilahap oleh El, dan siapa sangka, ternyata itu mengeluarkan air.

Natan pun terkejut akan hal itu.

"Minum yang banyak ya sayang," ucap Natan.

"Natan, kenapa sih kamu tega nelantarin anak selucu ini?" Benak Aldean yang tidak habis pikir dengan Natan.

Aldean berjanji, mulai sekarang ia akan memulai kembali semua yang telah Natan perbuat, ia tidak akan menelantarkan El lagi, tapi bagaimana dengan suami Natan nanti?












TBC.

Bye

See you

Dadaaaaaa

Papay👋

29.02.2024


𝐒𝐈𝐀𝐏𝐀?-[𝐎𝐍-𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang