2

124 15 0
                                    

Happy reading

Tak terasa, matahari sudah tenggelam diujung barat, Natan membuka matanya, terlihat Daniel yang sedang menyesap nipplenya, ia melepaskan nipplenya dari mulut Daniel.

Natan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelahnya ia pergi ke dapur, terlihat beberapa pembantu yang tengah menyiapkan bahan untuk memasak.

"Bi," panggil Natan.

"Eh tu-tuan Natan, tuan Natan ngapain kesini?" Tanya salah satu pembantu yang terlihat umurnya dibawah bi Ifah.

"Kalian mau masak buat makan malam kan? Saya bantuin ya," balas Natan.

"Nggak usah tuan, biar kita aja," balas bi Ifah.

"Gapapa bi, lagian saya juga lagi nggak ngapa-ngapain," balas Natan, akhirnya mereka masak bersama.

Setelah makanan siap, mereka menatanya dimeja makan.

Natan pergi ke ke kamarnya, terlihat Daniel yang masih menutup matanya.

Natan mengelus pipi Daniel.

"El sayang, bangun yuk, kita makan," ucap Natan, ia menciumi setiap sudut wajah El.

El yang masih mengumpulkannya nyawanya berpikir bahwa ini adalah mimpi, ia sungguh tidak percaya.

"Mama," panggilnya.

"Iya sayang, ayok bangun dulu," ucap Natan membantu El mendudukkan tubuhnya.

"El lapel," ucap Daniel.

"Sekarang kita kebawah ya, mama sama bibi udah masak banyak buat El," balas Natan, ia menggendong Daniel dan membawanya ke ruang makan.

Saat sampai ditangga, decitan sepatu pantofel terdengar, terlihat Arga dengan wajah tanpa ekspresinya.

Daniel langsung saja menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Natan.

"Mas," panggil Natan yang hanya mendapatkan angkatan alis oleh Arga.

"Mas mau mandi dulu atau langsung makan?" Tanya Natan, perubahan sikap Natan ini membuat Arga bertanya-tanya.

"Saya sudah makan tadi, kalian makan saja," balas Arga lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan Natan dan Daniel.

Natan hanya menghela nafasnya.

"Papa ndak cayang El," ucap Daniel.

"Siapa yang bilang papa nggak sayang El? Papa sayang El kok, tapi papa lagi capek, jadinya nggak makan bareng kita," balas Natan.

Tanpa disadari mereka, Arga mendengarkan pembicaraan mereka berdua.

Natan berlalu untuk ke ruang makan.

"Udah ahg nggak usah sedih, sekarang El makan, mama yang suapi, okey?"

"Okey mama, El mau mam banyak-banyak," balas El.

"Kalian ngapain berdiri disitu? Sini makan bareng kita," ajak El ke beberapa pembantu itu.

"Nggak usah tuan, tuan sama den El makan duluan saja," balas bi iffah.

"Gapapa bi, sini kalian temenin saya sama El makan, ini saya merintah kalian loh," ucap Natan.

Dengan ragu-ragu para pembantu itu akhirnya maka bersama Natan dan Daniel.

Setelah selesai makan, Natan menemani Daniel untuk menonton televisi.

"Beluangnya lucu," ucap Daniel.

"Tapi mama lebih suka ice bear," balas Natan.

"Uum."

"Mama mau ke dapur sebentar ya, kamu diem disini, jangan kemana-mana," ucap Natan.

"Okey mama," balas Daniel.

Natan pergi ke dapur, saat ia kembali, ia membawa segelas susu dan semangkuk potongan buah melon.

"Nih, mama bawain susu sama buah," ucap Natan sambil duduk disamping Daniel.

"Mama cuapi El ya," pinta Daniel.

"Iya sayang, sini Aaaa," balas Natan, ia mulai menyuapi anaknya.

Natan berjanji akan membuat anaknya itu memiliki pipi seperti bakpao, dan badan yang gembul.

"Mulai sekarang kamu kalau makan harus banyak, nggak boleh makan cuma dikit kayak sebelum-sebelumnya," ucap Natan masih dengan menyuapi Daniel.

"Tapi mama cuapi El telus," balas Daniel yang mendapat kecupan ringan di pipinya.

"Nah udah habis melonnya," ucap Natan.

"Yey abis, El antuk mama," ucap Daniel.

"El ngantuk? Mau bobok sama mama?" Tawarnya.

"Mau, mama bobok cambil peluk El ya," ucap Daniel.

"Iya anak mama," balas Natan.

Natan menggendong Daniel dan dibawa kekamarnya.

Ia menidurkan dirinya dan sambil memeluk Daniel.

"Selamat tidur sayang," ucap Natan dan ia ikut terlelap.

Pukul dia dini hari, Natan tak sengaja terbangun dari tidurnya, ia merasakan haus di tenggorokannya, Natan memutuskan pergi ke dapur, ia berjalan keluar kamarnya, ia melihat ruang kerja milik Arga yang sedikit terbuka, ia membuka pintu itu, terlihat Arga yang sedang tidur dengan terduduk, dan satu gelas cangkir yang sudah kosong dimejanya.

"Arga-Arga, terlalu menyibukkan diri untuk bekerja sampe lupa sama keluarganya," ucap Natan, ia mengambil gelas itu lalu pergi kedapur.

Setelah minum, ia kembali ke kamar dan kembali terlelap bersama anak kesayangannya.

TBC.

Bye

See you

Dadaaaaaa

Papay👋


02.03.2024

𝐒𝐈𝐀𝐏𝐀?-[𝐎𝐍-𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang