3

115 14 0
                                    

Happy reading

Sinar matahari pagi masuk dari sela-sela jendela kamar Natan, Natan yang masih bergelung dengan selimutnya merasa terganggu.

"Hoam," Natan menguap dengan mendudukkan dirinya.

Natan memutuskan untuk mandi, setelahnya ia pergi kedapur untuk membuat sarapan.

"Bibi," panggil Natan kepada bi Ifah yang sedang mengeluarkan beberapa bahan makanan dari kulkas.

"Kenapa tuan?" Tanya Iffah.

"Mas Arga udah pergi ya bi?" Tanya balik Natan.

"Iya tuan, katanya sih buru-buru," balasnya.

Natan hanya menghela nafasnya, tidak bisakah Arga menganggap bahwa dirumah ini juga ada Natan dan Daniel.

"Tuan, bukannya saya sok tau atau apa, tapi saya lebih tua dari tuan dan punya pengalaman dalam kehidupan berkeluarga, kalau tuan mau mengambil suatu keputusan, tuan harus memikirkan akibat kedepannya, apa yang akan terjadi ke pasangan dan anak tuan, bahkan diri sendiri," ucap bi Ifah panjang lebar.

"Apasih bi yang bisa diharapin dari hubunganku sama mas Arga, mas Arga aja nggak pernah anggap aku dan Daniel ada," balas Natan.

"Kalau aku cerai sama mas Arga, kira-kira Daniel mau ikut aku nggak bi?" Tanya Natan.

"Coba diomongin baik-baik dulu, jangan langsung mau cerai, Daniel masih butuh kalian berdua," balas bi Iffah.

"Udahlah bi, lanjut masak aja, biar aku bantu," ucap Natan.

"Bi, stroberi dikebun belakang udah bisa dipanen belum?" Tanya Natan.

"Kayaknya sih udah bisa, kemaren saya liat udah pada matang," balas bi Iffah dengan memotong beberapa sayuran.

Setelah selesai memasak, Natan pergi ke kamar untuk membangunkan Daniel.

"El sayang," panggilnya dengan mengecup pipi El.

"Eunhg, El acih antuk mama," balas El masih dengan menutup matanya.

"Ini udah jam berapa sayang, ayok bangun terus mandi, habis itu sarapan mama yang suapin, terus kita bisa panen buah stroberi," ucap Natan.

"Kita mau etik uah?" Tanya Daniel.

"Iya sayang, makannya bangun," balas Natan.

"El mau andi," ucap Daniel.

"Ayok mama mandiin," balas Natan.

Setelah selesai mandi, Natan membawa Daniel untuk sarapan, setelahnya ia membawa Daniel untuk memetik buah stroberi.

"Liat mama, cetobeyinya gede," ucap El dengan menunjukkan satu buah stroberi yang ia petik.

"Waah iya, sini masukin kranjang," ucap Natan.

"Mama, lihat tu ada kupu-kupu tantik," ucap Daniel yang dibalas senyuman oleh Natan.

"Tapi tantikan mamanya El," ucap Daniel lagi.

"Eeh, masih kecil udah jago jailin mama, siapa yang ngajarin?"

"Kan mama emang tantik," balas El.

"Iya-iya."

•••

Dimalam harinya setelah menidurkan Daniel, Natan berjalan ke ruang kerja Arga, ada hal penting yang ingin ia bicarakan dengan suaminya itu.

ia mengetuk pintu.

"Nggak dikunci, masuk aja," terdengar Arga membalas dari dalam.

"Ngapain?" Tanya raga kepada Natan yang sudah masuk ke ruangannya.

"Ada yang mau aku omongin ke kamu, penting," balas Natan yang dibalas angkatan alis oleh Arga.

"Aku mau kita cerai," mendengar ucapan Natan, Arga langsung saja berdiri dari duduknya.

"Apa maksud kamu?"

"Aku yakin kamu masih denger, Aku. Mau. Cerai." Balas Natan.

"Jangan main-main sama pernikahan Natan, jangan kekanak-kanakan," ucap Arga.

"Aku kekanak-kanakan?" Tanya Natan dengan senyum meremehkan.

"AKU UDAH TAHAN SELAMA INI MAS, PERNIKAHAN? KAMU AJA NGGAK PERNAH NGANGGEP AKU DAN DANIEL ADA DIRUMAH INI, AKU CAPEK MAS, aku capek bohong ke El pas dia tanya kenapa kamu nggak pernah makan bareng kita, kenapa kamu nggak pernah ngomong sama El, El udah mulai ngerti keadaan kita mas, ceraiin aku, dan biarin El pergi sama aku," ucap Natan.

Natan keluar dari rumah kerja Arga, dengan mata yang masih mengeluarkan liquid bening.

"AAKKHH," teriak Arga frustasi.

Natan berjalan kembali ke kamarnya, ia melihat anaknya yang tengah tertidur dengan lelapnya.

"Maafin mama ya, mama terpaksa minta cerai ke papa kamu, mama janji akan selalu ngebahagiain kamu," ucap Natan dengan mengelus surai sang anak.

TBC.

Bye

See you

Dadaaaaaa

Papay👋

03.03.2024

𝐒𝐈𝐀𝐏𝐀?-[𝐎𝐍-𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang