4

120 14 0
                                    

Happy reading

Keesokan harinya, Arga sudah pergi ke kantornya.

Di kantor.

"Bim, gue mau minta saran," pinta Arga kepada Bima, asisten sekaligus sahabat karib Arga.

"Tumben-tumbenan lo, mau minta saran apa?" Tanya Bima.

"Natan minta cerai," jawab Arga.

"APA?"

"Jangan teriak, gue sumpek juga tuh mulut."

"Sorry-sorry, terus lu iyain atau gimana?"

"Ya gue belum bisa jawab lah jingan, nyatanya ini gue minta saran dari lo," jawab Arga.

"Menurut gue mending lo ceraiin Natan, terus biarin Natan nikah sama gue," ucap Bima yang langsung mendapat geplakan oleh Arga.

"Gue seriusan bangsat," umpat Arga.

"Ya gue juga serius, nih ya, lo udah nikah sama Natan, lo udah punya anak yang bentar lagi ukurnya hampir 3 tahun, tapi Lo nggak ada nganggep mereka, kalian itu kayak bukan keluarga, lo seharusnya sadar, sesedih apa Nathan, sesedih apa anak lo pas dia tidur nggak dipeluk bapaknya, nggak pernah ditemenin main bapaknya, lo harusnya mikir kesitu juga, coba lo buka jari buat Nathan, gue yakin dilubuk hati terdalam lo itu, pastk ada sedikit rasa untuk Nathan, tapi semua itu terserah lo aja," jelas Bima.

"Gue mau pertahanin pernikahan gue, tapi gue bingung harus mulai darimana," ujar Arga.

"Gini, ntar pas jam makan siang, Lo pulang, makan bareng keluarga lo, habis itu Lo omongin baik-baik sama Natan, usahain nggak ada Daniel, dia masih kecil buat tau apa yang kalian omongin," ucap Bima.

"Makasih sarannya Bim," ucap Arga.

"Iya, tapi gue harus dapet traktiran," jawab Bima.

"Bangsat Lo,"

•••

Di jam makan siang, Arga pulang kerumah, ia melihat Natan dan Daniel yang tengah terlihat mereka berdua yang tengah membuat sesuatu di dapur.

Arga memutuskan untuk pergi kekamarnya.

"Tuan Arga, tumben sudah pulang," ucap bi Iffah kepada Arga yang akan menaiki tangga.

"Saya mau makan siang dirumah bi," balas Arga lalu berjalan ke kamarnya.

"Tuan Natan," panggil Bi iffah kepada Natan yang tengah membuat salad buah.

"Iya bi, kenapa?"

"Tuan Arga pulang, katanya mau makan siang dirumah," ucap bi Iffah

"Tumben banget mas Arga mau makan dirumah," ucap Natan.

"Nah El, masukin saladnya ke kulkas, kita makan siang dulu, nanti saladnya buat cemilan pas kita nonton, okey?" Ucap Natan.

"Okey mama," balas Daniel.

Natan membawa beberapa piring makanan ke meja makan.

Ia mendudukkan Daniel disalah satu kursi.

Terlihat Arga yang akan mendudukkan dirinya dibangku seberang Daniel.

Natan sebagai seorang pasangan yang berbakti, ia mengambilkan nasi dan lauk ke piring Arga.

"El mam sendiri atau mau mama suapi?" Tanya Natan.

"El mau mam cendili mama," jawab Daniel.

"Natan, nanti habis makan, saya mau ngomong sama kamu," ucap Arga.

"Mama, inum," pinta Daniel dengan menunjuk air minum yang sedikit jauh darinya, tapi bukannya Natan, malah Arga yang mengambilkannya.

"Macacih papa," ucap Daniel dengan sedikit takut, dan hal itu hanya dibalas deheman singkat oleh Arga.

Mereka makan dengan khidmat, setelahnya....

"El main dulu sama bi Iffah ya, mama mau ngomongin sesuatu sama papa," ucap Natan.

"Iya mama," balas Daniel, ia pergi menemui bi iffah yang sedang memberi makan kepada kelinci milik Daniel.

"Mau ngomongin apa?" Tanya Natan dengan duduk di sofa depan tv.

Arga berjongkok didepan Natan, ia menggenggam tangan Natan.

"Saya mau minta kesempatan buat pertahanin pernikahan kita, kasih aku kesempatan buat jadi suami dan ayah yang baik untuk kamu dan Daniel, saya tau saya salah selama ini, tolong maafin semua kesalahan saya," ucap Arga.

"Saya mohon kasih saya kesempatan, saya akan memperbaiki semuanya," lanjutnya.

"Mas serius?" Tanya Natan tidak percaya.

"Iya, saya serius," balas Arga.

"Mas duduk sini,"ucap Natan dengan menepuk tempat duduk disampingnya.

Arga duduk disamping Natan, langsung saja Natan memeluk Arga, ia menenggelamkan kepalanya di dada bidang Arga.

Dan pelukan itu dibalas oleh Arga.

"DEN EL, BERHENTI DEN," teriak bi Iffah dengan nengejar El yang sedang berlari, dan ada satu pembantu lagi dibelakangnya.

Natan langsung saja melepaskan pelukannya.

Brak

Tiba-tiba Daniel terjatuh karena tersandung oleh kakinya sendiri.

"Huaaa, hiks," Daniel terisak.

Natan dan Arga langsung saja menghampiri Daniel, Arga pun menggendong Daniel yang masih menangis.

"Huaa, mama cakit," adunya kepada Natan.

"Salah siapa? Kan mama udah pernah bilang jangan lari-lari di dalem rumah," balas Natan.

"Jangan dimarahin anaknya, nggak ada yang luka kan?" Tanya Arga.

"Kaki El cakit, papa," balas Daniel.

Arga membawa Daniel untuk duduk disofa, ia memangku El dan mengelus kaki El.

"Udah ya nangisnya," ucap Arga.

"Makannya, kalau dibilangin itu jangan ngeyel, ngerasain sendiri kan," ucap Natan dengan mengompres kaki El yang sakit.

"Iyaa mama," balas El, ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang ayah.

"Udah Natan, jangan dimarahin lagi," ucap Arga.

"Aku nggak marahin El, aku cuma nasihatin dia," balas Natan.

"Iya-iya, El mau apa?" Tanya Arga.

"El tadi buat calad buah cama mama," balas El.

"Bi, tolong ambilin," perintah Arga.

"Jangan lari-lari ya, nanti dimarahin mama lagi," ucap Arga.

"Aku nggak marah ya," ucap Natan.

"Ini tuan," ucap pembantu itu dengan memberikan semangkuk salad buah kepada Arga.

"Mau papa suapi?" Tawar Arga yang dibalas anggukan oleh Daniel.

Arga menyuapi El, entah apa mimpi Daniel tadi malam.

TBC.

Bye

See you

Dadaaaaaa

Papay👋





06.03.2024

𝐒𝐈𝐀𝐏𝐀?-[𝐎𝐍-𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang