Bahasa : Baku
HAPPY READING
Suasana makan malam kali ini sangat tegang. Bagaimana tidak? Jaemin yang notabenenya sangat berisik, kini mulai diam. Mengabaikan kehadiran sang suami yang menatapnya dengan raut khawatir. Kemana perginya Jaemin yang cerewet?
"Biar aku yang mencuci piringnya. Lanjutkan saja pekerjaan mu." Terdengar datar dan dingin.
"Na, kau kenapa? Kenapa mendiami ku seharian ini. Apa ak—"
"Aku tidak kenapa-kenapa. Sudah ya? Aku tinggal mencuci piring dahulu. Lalu aku akan tidur."
Ketika Jaemin hendak berdiri, Jeno menahan lengannya. "Apakah bayiku tidak merepotkan mu?"
"Tidak. Dia bersikap baik terhadap Bunanya. Aku menyayangi nya." Jaemin tersenyum sembari mengusap perutnya yang membuncit.
Jaemin sangat menikmati proses kehamilnya selama tujuh bulan ini. Ia dan Jeno sangat menantikan kehadiran buah hati yang mereka tunggu. Jaemin berharap, putranya akan lahir di dunia dengan keadaan yang sehat.
Senyuman Jaemin luntur. Ia menatap mata elang Jeno lekat. Mencari sesuatu yang menganggu hatinya satu bulan ini. Kemudian ia menghela nafas. Ternyata apa yang di cari olehnya tidak ada.
"Na? Kenapa? Mengapa kau menatap ku seperti itu?" Jeno mengusap pipi Jaemin yang semakin mengembang. Menunjukkan jika nutrisi yang ia dapat sangat cukup.
"Jeno, ayo akhiri semua ini." Ucapnya dengan tegas.
"Maksud mu?" Detak jantung Jeno mulai berpacu dengan cepat. Ini adalah kata-kata yang sangat Jeno hindari.
"Mari berpisah. Kejarlah cintamu. Jangan sia-siakan dia. Sayangi dia, layaknya kau menyayangi Mama. Aku... Aku akan—"
"SHUT UP, LEE JAEMIN! AKU TIDAK AKAN PERNAH BERPISAH DENGANMU!" Jeno berdiri sambil menggebrak meja. Jaemin terkejut tentu saja.
"Jeno, aku tau bahwa kau memiliki hubungan dengan sekertaris mu. Banyak karyawan yang mengadukan hal itu padaku. Bahkan sudah satu bulan ini kau berubah. Tidak ada kecupan manis di keningku, saat kau berangkat bekerja. Tidak ada pelukan hangat di setiap malam. Tidak ada perhatian setiap hari yang kau berikan padaku. Jeno, apa salahku?" Suara Jaemin terdengar melirih. Menahan isak tangisnya yang akan pecah sewaktu-waktu.
"...."
"Jeno, aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi. Kau bebas mengejar cintamu yang lain. Tapi, lepaskan ikatan kita terlebih dahulu."
"...."
"Soal anak kita, aku tidak akan pernah melarang mu untuk menemuinya. Temui dia di saat kau merindukannya. Tapi biarkan aku yang menjaganya. Biarkan aku yang merawatnya. Jeno, aku hanya mempunyai dia dan kau saat ini. Aku tidak memiliki keluarga disini. Aku mohon."
"Na, sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan mu. Beri aku waktu untuk memikirkan semuanya. Aku minta maaf, karena sudah mengkhianati pernikahan kita. Aku mohon, berikan aku kesempatan untuk memikirkan semuanya." Jeno berlutut di hadapan Jaemin. Menangis. Menyesali kesalahan yang ia perbuat.
"Jeno, jangan menangis. Nanti anak kita juga mengis jika melihat Daddy nya menangis." Jaemin mengusap jejak air mata yang ada di pipi Jeno.
"Na, pukul aku. Marahi aku, Na. Jangan hanya diam dan tersenyum seperti ini. Itu membuatku sakit, Na." Jeno bangkit kemudian memeluk Jaemin.
Jaemin membalas pelukan Jeno. Mengusap punggung suaminya yang selalu ia cinta setiap hari. Namun, untuk saat ini, ia akan melepaskan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANA HAREM🔞
FanficBerisi oneshot, twoshot, and threeshot Nana harem. DISCLAIMER! ✓ Only BXB! ✓ Nana sub ✓ Nana x all ✓ Nsfw content🔞