13. Sejarah akan di tulis ulang oleh para pemenang

281 45 4
                                    

"Katakan sekali lagi." Kasa memejamkan matanya.

"Apakah manusia modern dulu ada waktu peradaban lama?.." tanya Wima menaikkan salah satu alisnya.

"Ada." Seseorang telah menjawab nya, mereka Berempat mencari asal sumber suara itu, seorang wanita cantik menjawab Dari seberang meja mereka agak jauh, yang tak lain adalah Antavena.
Dia terlihat sambil membaca buku dengan Anggun, postur tubuh nya yang tegak menandakan dia benar-benar bangsawan milik keluarga Scuud, berbeda jauh dengan Wima sendiri, di kedua sisinya terdapat dua orang viscountes yang menjadi Pelayan untuk nya, mereka memang sengaja di utus oleh Theresia sendiri dan juga Tuan Scuud untuk menjaga produk kelas atas milik Scuud.

"Berikan sebuah gagasan tentang itu, lady?..." Seorang pria asing yang juga termasuk bangsawan kelas atas memberikan sebuah pertanyaan yang mengejutkan, mereka tidak mengenalinya kenapa pria ini masuk obrolan begitu cepat?
Dia menyambung pembicaraan seolah ada kabel di sana.

"Bangsa Tartaria, Bangsa Agartha, Bangsa Atlantis, kekaisaran Mesir, kekaisaran Romawi kuno, kekaisaran Cina bahkan penemuan manusia modern di Rusia." Antavena menjawab dengan datar tangannya menyilang sama seperti posisi kakinya, itu benar-benar ciri khasnya.

"Apakah semuanya punya bukti?..." Gralind menatap mata gray milik Antavena, namun sialan gadis itu tidak menjawab nya dia malah bangkit dari duduknya bersama dua orang pelayan nya, dia malah menghindari AMT begitu saja.

Dengan cepat Jinny mencegat salah satu lengannya, membuat perjalanan terhenti karenanya.

"Antavena, Gue tahu loo sangat sibuk, tapi apa salahnya ketika ada yang bertanya loo jawab." Ucap Jinny dengan nada pelan.
Antavena menaikkan salah satu alisnya dengan anggun, tatapan datar selalu saja ada dalam wajahnya, seolah-olah itu adalah permanen.

"Sorry sibuk, banyak yang harus di urus, ini berkaitan dengan bisnis Scuud, jadi jangan membantah." Antavena melepaskan tangan nya dengan kasar dari cekatan Jinny.

"Kurang ajar." Gumam Jinny, gumaman nya dapat di dengar oleh Antavena, dia tersenyum tipis menanggapi itu.

"Biarkan saja, sekarang kita fokus pada topik." Wima berusaha mencairkan suasana, wajahnya ia paksa untuk tersenyum.

"Lupakan dia." Sambung Wima kembali, Jinny hanya menggangguk setuju.

"Tadi kata Antavena bangsa Tartaria, emang apaan?..." mata gralind di penuhi dengan pertanyaan.

"Gue pernah baca dalam sebuah artikel, bangsa itu adalah bangsa Raksasa yang konon katanya peradaban nya sengaja di hapuskan oleh dunia karena kecanggihan teknologi yang di miliki nya, kecerdasan ini bisa di bilang mengacu lebih dari manusia modern." Jawab Kasa secara detail dan terperinci.

"Oh yah gue ingat bangsa ini di sebut Tartaria of empire." Regin menyambut Argumen dari Angkasa tadi.

"Kalau kekaisaran Mesir yang dikatakan oleh Antavena itu gimana?...."tanya Jinny kembali.

"Piramid." Pria asing itu lagi-lagi menyambung obrolan dan memberikan jawaban, mereka memicingkan mata mereka masing-masing, siapa pria aneh ini?

"Idih sok asik." Sindir Regin.

"Maksud loo apa?..." alis Jinny berkerut.

"Lady Vena mengatakan Kekaisaran Mesir ini mengacu pada piramid." Nada datarnya seperti aspal membuat mereka sedikit kesal.

"Yaelah manggil pake lady, loo bisa ngomong Antavena, Vena atau gadis beku." Ucap Regin dengan nada mengejek sedikit tertawa di sana.

"Itu Anda, saya tidak." Jawab Pria aneh itu, Nada formal khas bangsawan melekat di lidahnya, mereka tidak bisa berkata-kata lagi.
Keduanya memiliki persamaan, sama-sama menggunakan nada formal.

"Maaf Lord." Gralind mewakili AMT.
Pria itu tidak tersenyum menanggapi.

"Brengsek, kenapa orang-orang selalu terlihat seperti Antavena?..." Gumam kasa berdecak sebal.

"Jadi gini kak, bangsawan itu memang mempunyai aturan harus memakai nada formal dimana pun loo berada." Jawab Wima dengan percaya diri, jika dia di pandang sebagai pria rendahan itu mustahil dia adalah seorang bangsawan adik dari Lady Vena, makanya dari situ Wima sering memanggilnya dengan nama Vena, tapi menurut persepektif dari Angkasa juga sedemikian rupa, keduanya memang mempunyai khas tersendiri.

"Kalau Bangsa Agartha itu gimana?..." tanya Regin.

"Negeri bawah tanah, entahlah Gue hanya baca setengahnya." Gralind memutar bola matanya dengan malas.

"Antavena!!!"

_______________________________________

Pendapat kalian tulis aja di kolom komentar, aku jawabin kok.





Universitas War Indonesia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang