Part 24

998 73 19
                                    

Sudah tiga hari acara bazar dalam rangka merayakan ulang tahun SMA YPS digelar. Selama satu minggu kegiatan belajar mengajar ditiadakan dan diganti dengan acara lomba dan pentas seni.

Dari hari pertama dibuka antusiasme undangan sangat besar. Hampir semua stan yang dibuka ramai dikunjungi. Hal itu tak lepas dari band pengiring juga. Kebanyakan muda-mudi yang datang selepas kegiatan selain bertujuan untuk mampir ke stan-stan, mereka juga datang untuk melihat penampilan band murid SMA YPS.

Jam sudah menunjukan pukul 4.20 PM. Band yang digawangi oleh Pavel, Lee, Benz, Moss dan Pop tengah bermain. Dengai piawai Pavel memukul drum sembari menikmati lagu yang dinyanyikan oleh Lee. Moss dan Pop yang memainkan gitar juga sangat menikmati penampilan mereka, Benz yang menekan tuts keyboard tak melepaskan senyumannya.

Sorak sorai penonton di bawah panggung membuat suasana semakin meriah. Para wanita yang kebanyakan siswi sekolah tetangga berjingkrak-jingkrak dan tak berhenti berteriak memuja kelima remaja tampan yang tengah tampil di atas sana.

Pooh yang berdiri di sisi panggung tersenyum dan memberi semangat dengan mengacungkan kedua jempolnya saat matanya dan mata Pavel bertemu. Pavel membalas dengan senyumannya sambil bergumam, "Thank you."

"Keren."

Suara yang terdengar lembut itu mengalihkan atensi Pooh dari Pavel. Pooh menoleh ke arah suara dan melihat Din berdiri di sampingnya tengah tersenyum menonton penampilan Pavel dan kawan-kawan.

"Kak Tee?" panggilnya dengan semangat, lantas merubah posisi jadi menghadap Din.

"Belum pulang?" tanya Din. Keduanya kini berhadapan.

"Belum kak, nunggu beres acara sebentar lagi. Kakak belum pulang?"

"Mau pulang tapi mampir dulu ke sini, rame banget ya ternyata?"

"Puji Tuhan sampai hari ini acaranya berjalan lancar."

"Baguslah, kerja keras kalian membuahkan hasil."

"Masih ada tiga hari kak, dan acara puncak. Kita ngundang guest star. Semoga aja semuanya lancar."

"Iya. Semoga ...." Din kembali mengalihkan pandangannya ke arah panggung. "Udah lama rasanya gak nonton musik kaya gini."

Melihat raut wajah lawan bicaranya berubah, meski tak terlalu nampak, Pooh bisa merasakan ada nada sedih dari ucapan Din tadi. "Di sana apa gak pernah nonton yang seperti ini?"

"Pernah sih, tapi suasananya beda banget. Sekarang aku ngerasa kaya kembali ke zaman SMA. Aku kangen masa-masa itu," jawab Din diakhiri helaan napas.

"Kenapa gak undang temen-temen SMA kakak aja buat datang ke sini?" Pooh memberi saran.

"Aku gak punya teman yang benar-benar dekat. Kebanyakan dari mereka mau berteman denganku karena aku anak pemilik yayasan sekolah. Gak ada yang benar-benar tulus. Makanya aku lebih milih lanjutin kuliahku di luar."

Perkataan Din membuat Pooh merasa terenyuh. Ada banyak hal yang ingin dia ketahui dari lelaki yang lebih tua lima tahun darinya ini. Entah mengapa Pooh merasa ingin mengenal Din lebih jauh lagi. Mendengar cerita sang kepala sekolah tadi membuat Pooh merasa bersyukur, bersyukur karena di masa SMA-nya dia memiliki banyak teman dan sahabat dekat.

"Mulai sekarang aku yang akan jadi temen kakak. Aku tulus."

Menoleh, Din bisa melihat kesungguhan dari ucapan remaja di sampingnya ini. "Kenapa kamu pengen berteman sama aku?"

"Karena aku tertarik sama kakak." Itulah Pooh Krittin. Remaja yang tak pernah bertele-tele dan selalu jujur dengan ucapannya.

Meski cukup terkejut dengan ucapan Pooh, Din hanya tertawa -mengalihkan kegugupannya. "Tertarik dalam hal apa nih?" tanyanya mencoba bergurau.

[PoohPavel AU] TTM -{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang