Part 48b

852 78 43
                                    

~Pooh ❤ Pavel~

..
..

Sementara itu orang yang dicari tengah mendesah di bawah kungkungan sang dominan. Jemarinya yang lentik meremas rambut hitam kekasihnya menahan gairah yang sudah memuncak.

Satu jam lalu Pooh membuktikan ucapannya datang ke rumah Pavel dan meminta izin bunda sama ayah supaya Pavel menginap di rumahnya. Dengan memasang wajah rapuh dan memberikan alasan sendirian karena papa dan mama juga asisten rumah tangganya tak ada, bunda dan ayah pun mengizinkan pavel untuk menemani Pooh. Bukan hanya untuk malam ini saja, namun sampai ketiga orang itu pulang.

Tentu saja awalnya Pavel menolak, namun karena tak ada alasan yang masuk akal, akhirnya ia mau juga. Padahal hati kecilnya memang menginginkannya.

Dan entah bagaimana awalnya hingga mereka bisa berakhir di ranjang seperti ini.

Setelah puas membuat bibir lawannya membengkak, kecupan Pooh turun ke rahang dan leher sang kekasih. Mengigit kecil dan menjilati adam apple Pavel, menghisap dan memutar-mutar daging tak bertulangnya menggelitik.

Pavel memejamkan mata, entah Pooh belajar dari mana teknik memuaskan pasangan ini. Namun Pavel merasa semakin hari kekasihnya ini semakin ahli saja, ia sampai kewalahan dibuatnya.

Kembali menautkan bibir, satu persatu Pooh melepaskan kancing piyama yang dikenakan Pavel, hingga semuanya terlepas memperlihatkan tubuh putih mulus tanpa noda lelaki menawan itu.

Tak melepaskan tautan bibir mereka, tangan kanan Pooh meraba dan meremas dada kiri berisi Pavel hingga membuat si cantik memekik. Pooh tersenyum dalam ciumannya. Ia suka jika Pavel sudah kelojotan seperti ini. Tak sia-sia dirinya membaca beberapa cerita 21+ di website dewasa, meski belum bisa dipraktekkan sepenuhnya, namun begini saja Pooh merasa cukup bangga.

"Poohhh arghh!!" Pavel menggeram kala lidah hangat Pooh menari di sekitar putingnya, menggigit dan menghisapnya sepeti bayi kelaparan. Lelaki manis itu semakin menekan kepala Pooh. Entah sejak kapan Pavel mulai menyukai saat Pooh sudah menyusu padanya, rasanya bikin mabuk kepayang. Lidah Pooh bermain di puting kanan Pavel, sementara tangan kanannya meremas dan mencubit si merah muda.

"Cukup Papaahh ...."

Hanya ketika bercumbu saja Pavel akan memanggilnya Papa, dan jujur itu membuat anconda Pooh semakin berdiri tegak di balik celana pendeknya.

"Ada yang nelpon."

Pooh bersumpah siapapun yang mengganggu kesenangannya akan dia cubit nanti. Well kecuali orang tua mereka.

Dengan tak rela Pooh bangun dan duduk menyandar di kepala ranjang. Kaos putih tanpa lengannya sudah sangat basah karena keringat. Mukanya masih kecut kerena kegiatan kesukaannya terganggu. Memang sih, tanpa ada yang menelepon pun mereka hanya akan bermain sebatas ini, paling jauh hanya handjob atau blowjob saja, karena keduanya sudah sepakat, sebelum usia mereka matang, mereka tak akan melakukan hal yang lebih, meski mereka sangat menginginkannya.

Sebelum mengangkat telepon, Pavel merapikan dan mengancingkan lagi piyamanya. Remaja cantik itu melirik kekasihnya yang sudah duduk menyandar seraya melipat tangan di dada dengan wajah masam.

"Jangan ngambek dong. Kan udah perjanjiannya."

"Tapi belum keluar," tukas Pooh frontal.

Setelah mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering, Pavel merangkak dan membalikan badan, menyandarkan punggungnya ke dada Pooh, lalu mengangkat tangan kiri Pooh supaya memeluknya.

Menoleh, Pavel mengecup bibir Pooh dan mengusap rahang sang kekasih, lantas berbisik sensual. "Nanti kita lanjutkan." Membuat kekasih tampannya tersenyum senang.

[PoohPavel AU] TTM -{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang