Chapter 1

126 23 0
                                    

“Permisi, selamat pagi bu. Saya mau cari ruangan bu Cindy, di sebelah mana ya bu?”

“Oh, ruangan kepala sekolah di sebelah sana, pak.”

Pagi itu, Build datang dengan pakaian rapi ke sekolah tempat dia ngajuin lamaran pekerjaan dua minggu yang lalu. Waktu panggilan interview kali ini cukup cepet juga dibandingkan pekerjaan pertamanya dulu setelah lulus yang membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan. Rata-rata lembaga yang masang lowongan pekerjaan pengen pencari kerja yang masih muda tapi udah berpengalaman, kan bikin bingung para fresh graduate.

“Oh iya, terima kasih bu.”

“Sama-sama. Mau wawancara ya pak?”

“Iya bu, hehehe. Mangga, bu..” (permisi, bu)

“Mangga pak.” (silakan)

Build berhenti di depan ruangan kepala sekolah dan bisa ngeliat ibu-ibu lagi duduk di kursi kerja di ruangan kepala sekolah. Waktu dia ngetuk pintu ruangan yang udah kebuka lebar, kepala sekolahnya noleh dan berdiri sambil senyum tipis.

“Permisi bu.. Saya Build, yang dua minggu lalu mengajukan lamaran ke sekolah ini.”

“Silakan duduk, pak.”

Ngeliat muka serius si ibu, Build jadi degdegan! Senyumnya bu Cindy tipis banget, mukanya serius dan tulang pipinya ngasih kesan tegas. Build duduk setelah bu Cindy duduk di kursi serong kiri dia.

“Pak Build, ya?”

“Iya, bu.”

“Lulusan mana, pak?”

“Saya lulusan BK UPI tahun 2020, bu.”

“Berarti masuk tahun…?”

“Tahun 2016, bu.”

“Sebelumnya pernah bekerja di tempat lain?”

“Saya sempat kerja di SMA swasta di Bandung, bu.”

“Keluar kerja karena habis kontrak? Atau ada alasan lain?”

“Orang tua saya udah sepuh bu, minta saya cari kerja di kota ini aja.”

Bu Cindy ngangguk-ngangguk. Mata tajamnya ngeliatin Build, bikin cowok itu makin cemas karena takut ditanya macem-macem.

“Kenapa melamar ke sekolah ini, pak? Kan banyak sekolah-sekolah lain di kota ini, selain SLB.”

“Sebetulnya dulu saya konsentrasi BKnya sewaktu kuliah itu BK Populasi Khusus, bu. Saya sempat observasi juga ke lapas dan SLB-SLB waktu kuliah. Perkuliahannya pun kita belajar tentang psikologi… mohon maaf ya bu, bukannya bermaksud menyinggung—psikologi abnormal bu.”

“Sudah pernah pengalaman memegang ABK di sekolah sebelumnya?”

“Belum pernah, bu.”

“Punya keterampilan misalnya main musik atau bikin kerajinan?”

“Kadang saya bikin kerajinan dari kain flannel bu, tapi belum sebagus punya orang lain.”

“Pernah ikut kegiatan beladiri?”

“Dulu SMP sempat ikut wushu dan SMA sempat ikut taekwondo, bu.”

sekolah taman harapan || biblebuildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang